LAPORAN
OBSERVASI
PENGUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER
SDN PERCOBAAN
01 MALANG
MATA KULIAH MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS
Semester Genap-Tahun 2017/2018
Oleh:
Fataku Rofik 170131601106
Putri Itsna Farah Maulida 170131601104
Ratna Kusuma Dewi 170131601055
Wulan Roudhotul Nasikhah 170131601025
Yulia Triana Ratnasari 170131601066

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Oktober 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan
Observasi Penguatan Pendidikan Karakter di SDN Percobaan 1 Malang”tepat pada waktunya. Sholawat
serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi
semua umat di muka bumi ini dengan cahaya kebenaran.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian penyusunan makalah ini.
Khususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Layanan Khusus, yaituDr.
Mustiningsih, M.Pd yang telah membimbing dan membagi pengalamannya
kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih
terdapat berbagai kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun segi
bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat konstruktif untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap agar
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
penulis pada khususnya.
Malang, Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................ 1
daftar isi............................................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 3
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................................... 3
D. Metode Pengumpulan
Data................................................................................................... 3
BAB IIKAJIAN TEORI
A. Hakikat dan
Pengertian Pendidikan Karakter....................................................................... 3
B. Fungsi dan Tujuan
Pendidikan Karakter............................................................................... 3
C. Prinsip dan
Pendekatan Pendidikan Karakter....................................................................... 3
D. Implementasi
Pendidikan Karakter....................................................................................... 3
E. Indikator
Keberhasilan Pendidikan Karakter........................................................................ 3
BAB III HASIL STUDI KASUS
A. Profil Sekolah........................................................................................................................ 3
B. Penguatan Pendidikan
Karakter di SDN Percobaan 1 Malang............................................. 3
C. Proses
Implementasi PPK di SDN Percobaan 1 Malang....................................................... 3
D. Cara Pihak
Sekolah Menerapkan PPK Kepada Peserta Didik.............................................. 3
E. Nilai-nilai
Pendidikan Karakter yang Berhasil Diterapkan.................................................... 3
F. Faktor Pendukung
dari Kepala Sekolah dan Guru................................................................ 3
G. Permasalahan yang
Ditemui.................................................................................................. 3
BAB IV PENGEMBANGAN PPK DI SDN
PERCOBAAN 1 MALANG
Solusi yang
Perlu Diterapkan Sekolah....................................................................................... 3
BAB
V PENUTUP
A.
Kesimpulan............................................................................................................................ 3
B.
Saran...................................................................................................................................... 3
DAFTAR
RUJUKAN
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
A. Foto Observasi...................................................................................................................... 3
B. Foto Dokumentasi................................................................................................................. 3
C. Lampiran................................................................................................................................ 3
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Upaya membangun karakter bangsa sejak dini melalui
jalur pendidikan dianggap sebagai langkah yang tepat. Hal penting yang mendasari pendidikan
karakter di sekolah adalah
penanaman nilai karakter bangsa tidak akan berhasil
melalui pemberianinformasi dan doktrin belaka.
Karakter bangsa yang berbudi luhur, sopan santun, ramah tamah, gotong royong,
disiplin, taat aturan yang berlaku dan sebagainya, perlu
metode pembiasaan dan keteladanan dari semua unsur pendidikan di
sekolah. Tentu saja cukup beraneka ragam metode pembiasaan yang
diterapkan di setiap sekolah. Semua yang dilakukan oleh warga sekolah tersebut
bertujuan untuk membangun karakter bangsa. Namun yang lebih penting lagi
adalah keteladanan dari pengelola pembelajaran di sekolah. Kepala
sekolah, guru dan tenaga administrative tidak cukup hanya dengan menghimbau
agar siswa rapi berpakaian, mematuhi disiplin sekolah, sopan santun terhadap
sesama teman dan terhadap guru.
Landasan pemikiran metode pembiasaan dan keteladanan
adalah kecenderungan anak usia sekolah untuk meniru mode dan kebiasaan yang
lagi ngetrend di lingkungannya. Siswa sangat getol meniru mode
rambut, pakaian, ucapan dan tingkah laku unik. Kadang-kadang hal tersebut
bertentangan dengan budaya dan karakter bangsa Indonesia pada umumnya dan
aturan serta tata tertib siswa di sekolah pada khususnya. Proses pembelajaran
Pendidikan Budaya dan Karakter bangsa dilaksanakan melalui proses belajar
aktif. Sesuai dengan prinsip pengembangan nilai harus dilakukan secara aktif
oleh peserta didik, maka posisi peserta didik sebagai subjek yang aktif dalam
belajar adalah prinsip utama belajar aktif. Oleh karena itu, keduanya saling
berkaitan.
- Rumusan
Masalah
a.
Apakah pendidikan karakter telah berjalan dengan baik
di SDN Percobaan 1 Malang?
b.
Bagaimana cara pihak sekolah menerapkan pendidikan karakter
kepada peserta didik?
c.
Nilai-nilai apa saja yang berhasil diterapkan pihak
sekolah kepada peserta didik?
d.
Bagaimana cara mengatasi masalah penguatan pendidikan
karakter di sekolah?
- Tujuan
Pembahasan
a.
Untuk mengetahui sejauh mana pendidikan karakter telah
berjalan di SDN Percobaab 1 Malang.
b.
Untuk mengetahui cara pihak sekolah menerapakan Pendidikan
Karakter kepada peserta didik.
c.
Untuk mengetahui nilai – nilai yang berhasil
diterapkan pihak sekolah kepada peserta didik.
d.
Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah
penguatan pendidikan karakter di sekolah.
- Metode
Pengumpulan Data
1.
Wawancara
2.
Observasi
3.
Dokumentasi
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat
dan Pengertian Pendidikan Karakter
Wyne
(2011) mengemukakan bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to
mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan
dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Oleh sebab itu, seseorang
berperilaku tidak jujur, curang, kejam dan rakus dikatakan sebagai orang yang
memiliki karakter yang jelek, sedangkan yang berperilaku baik, jujur, dan suka
menolong dikatakan sebagai orang yang memiliki karakter baik/mulia.
Meskipun
karakter setiap individu ini bersifat unik, karakteristik umum yang menjadi
stereotip dari sekelompok masyarakat dan bangsa dapat diidentifikasi sebagai
karakter suatu komunitas tertentu atau bahkan dapat pula dipandang sebagai
karakter suatu bangsa. Dengan demikian istilah karakter berkaitan erat dengan
kepribadian seseorang, sehingga ia bisa disebut orang yang berkarakter jika
perilakunya sesuai dengan etika atau kaidah moral. Meskipun demikian, kebiasaan
berbuat baik tidak selalu menjamin seseorang yang telah terbiasa tersebut
secara sadar menghargai pentingnya nilai-nilai karakter (Zulkarnain, 2015).
Lickona
(1992) menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik yaitu:
1. Moral knowing
atau pengetahuan tentang moral
Moral
knowing berkaitan dengan moral awereness, knowing moral value, perspective taking, moral
reasoning, decision making, dan self knowledge.
2. Moral feeling
atau perasaan tentang moral
Moral
feeling berkaitan dengan conscience, self-esteem, empathy, loving the god, self-control, dan
humility.
3. Moral action
atau tindakan moral
Moral
action merupakan perpaduan dari moral knowing dan moral
feeling yang diwujudkan dalam bentuk kompetensi, keinginan, dan kebiasaan.
Ketiga
komponen tersebut perlu diperhatikan dalam pendidikan karakter, agar peserta
didik menyadari, memahami,merasakan dan dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari
nilai-nilai kebijakan itu secara utuh dan menyeluruh (Zulkarnain, 2015).
Menurut
Zulkarnain (2015).Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman,
nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen: kesadaran,
pemahaman, kepedulian, dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan
maupun masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan, sehingga menjadi manusia
sempurna sesuai dengan kodratnya.
Dalam
pendidikan karakter di sekolah/madrasah, semua komponen harus dilibatkan,
termasuk komponen-komponen yang ada dalam sistem pendidikan itu sendiri, yaitu
isi kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran, mekanisme penilaian,
kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan sekolah atau madrasah,
pelaksanaan pengembangan diri peserta didik, pemberdayaan sarana prasarana,
pembiayaan, serta etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah/madrasah
(Zulkarnain, 2015).
Pendidikan
karakter dapat diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang
studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan
norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan,
dieksplisitkan, dan dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, pendidikan nilai, dan pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada
tataran kognitif, tetapi menyentuh internalisasi, dan pengalaman nyata dalam
kehidupan sehari-hari (Zulkarnain, 2015).
Buchori
(2007) mengemukakan bahwa pendidikan karkter seharusnya membawa peserta didik
ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara efektif, dan
akhirnya pengamalan nilai secara nyata.
B. Fungsi
dan Tujuan Pendidikan Karakter
Menurut
Zulkarnain (2015) Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses
dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia
peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar
kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter
peserta didik diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan
nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Menurut
Zulkarnain (2015) Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah
pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi
perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang dipraktikkan
oleh semua warga sekolah/madrasah, dan masyarakat sekitarnya.budaya
sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra
sekolah/madrasah tersebut di mata masyarakat luas.
Menurut
Kemenkes (2010), tujuan pendidikan karakter antara lain:
1. Mengembangkan
potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara
yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
2. Mengembangkan
kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan
nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.
3. Menanamkan
jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai generasi penerus
bangsa;
4. Mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang mandiri, keratif, dan
berwawasan kebangsaan;
5. Mengembangkan
lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh
kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan
penuh kekuatan.
C. Prinsip
dan Pendekatan Pendidikan Karakter
Prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter
bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan, tetapi terintegrasi ke dalam
mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru
dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam
pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), silabus, dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah
ada (Zulkarnain, 2015)..
Untuk
mengembangkan pendidikan karakter, menurut Supiana (2011), perlu dipahami
prinsip-prinsip dasarnya sebagai berikut:
1. Karakter
ditentukan oleh apa yang dilakukan, bukan apa yang dikatakan atau diyakini.
Prinsip ini ingin memberikan verifikasi konkret tentang karakter seorang
individu dengan memberikan prioritas pada undur psikomotor yang menggerakkan
seseorang untuk bertindak.
2. Setiap
keputusan yang diambil menentukan akan menjadi orang macam apa.
3. Karakter
yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan dengan cara yang
baik-baik.
4. Jangan
pernah mengambil perilaku yang buruk yang dilakukan oleh orang lain.
5. Apa
yang dilakukan itu memiliki makna dan transformasi.
6. Bayaran
bagi mereka yang memiliki karakter baik, dunia menjadi tempat yang lebih baik
untuk dihuni.
Dengan prinsip ini, peserta didik
belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan
kegiatan sosial dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai
makhluk sosial.
D. Implementasi
Pendidikan Karakter
Menurut
Zulkarnain (2015) Pada umumnya pendidikan karakter menekankan pada keteladanan,
penciptaan lingkungan, dan pembiasaan: melalui berbagai tugas keilmuan dan
kegiatan kondusif. Dengan demikian, apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan
dikerjakan oleh peserta didik dapat membentuk karakter mereka. Selain
menjadikan keteladanan dan pembiasaan sebagai metode pendidikan utama,
penciptaan iklim dan budaya serta lingkungan yang kondusif juga sangat penting,
dan turut membentuk karakter peserta didik.
Menurut
Zulkarnain (2015) Penciptaan lingkungan yang kondusif dapat dilakukan melalui
berbagai variasi metode sebagai berikut:
1. Penugasan;
2. Pembiasaan;
3. Pelatihan;
4. Pembelajaran;
5. Pengarahan;
6. Keteladanan.
Berbagai
metode tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter
peserta didik. Pemberian tugas disertai pemahaman akan dasar-dasar
filosofisnya, sehingga peserta didik akan mengerjakan berbagai tugas dengan
kesadaran dan pemahaman, kepedulian dan komitmen yang tinggi.
E. Indikator
Keberhasilan Pendidikan Karakter
Menurut
Zulkarnain (2015) Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui dari
perwujudan indikator Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam pribadi peserta
didik secara utuh. Kata utuh perlu ditekankan, karena hasil pendidikan sebagai output dari setiap satuan pendidikan
belum menunjukkan keutuhan tersebut. Bahkan dapat dikatakan bahwa
lulusan-lulusan dari setiap satuan pendidikan tersebut baru menunjukkan SKL
pada permukaannya saja, atau hanya kulitnya saja, sehingga hasil penilaian
tersebut belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
Menurut
Zulkarnain (2015) Indikator keberhasilan program pendidikan karakter di sekolah
dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari-hari yang tampak dalam setiap
aktivitas sebagai berikut:
1. Kesadaran;
2. Kejujuran;
3. Keikhlasan;
4. Kesederhanaan;
5. Kemandirian;
6. Kepedulian;
7. Kebebasan
dalam bertindak;
8. Kecermatan/ketelitian;
9. Komitmen.
BAB III
HASIL STUDI KASUS
- Profil
Sekolah
Nama Sekolah : SDN
Percobaan 1 Malang
Alamat : Jl.
Magelang 4, Malang
Tahun berdiri : 1968
Luas lahan : 4.213 m2
Luas bangunan : 1.799,5 m2
- Penguatan
Pendidikan Karakter di SDN Percobaan 1 Malang
Berdasarkan wawancara yang
telah dilaksanakan oleh kelompok kami pada,
hari/tanggal : Jumat, 12 Oktober 2018
waktu
: 10.30 – selesai
tempat :
SDN Percobaan 1 Malang
Hasil
yang kami peroleh bahwa di SDN Percobaan 1 Malang telah menerapkan Pendidikan
Karakter secara baik. Dimana warga sekolah mempunyai nilai-nilai karakter yang
sering diterapkan dalam pelajaran sekolah dan kegiatan sekolah.Namunpeserta
didik di SDN Percobaan 1 Malang ini mayoritas anak-anak orang sibuk. Jadi dalam
hal ini peserta didik masih kurang peduli dengan lingkungannya. Seperti ketika
peserta didik sudah naik kelas mereka sudah tidak menganggap guru lamanya.
Dilihat dari persoalan tersebut terbukti bahwa peserta didik kurang peduli
dengan lingkungannya.
Dengan adanya program
penguatan pendidikan karakter ini sekolah berusaha untuk mengubah karakter
peserta didiknya agar sesuai dengan apa yang diinginkan. Mungkin awalnya memang
sangat sulit tetapi sedikit demi sedikit karakter peserta didik sudah mulai meningkat.Itu
semua juga karena warga sekolah yang mengawali, seperti ketika ada murid yang
berjabat tangan sebagai seorang guru harus melihat anak tersebut dan
tersenyum,dengan begitu peserta didik akan merasa diperhatikan.
Dalam hal peningkatan mutu
pendidikan karakter ini SDN Percobaan 1 Malang mempunyai prinsip tidak boleh
bosan dalam hal apapun, saling mengingatkan antar pendidik maupun tenaga
kependidikan. Dengan begitu program penguatan pendidikan karakter di sekolah
ini bisa terus meningkat.
- Proses
Implementasi PPK di SDN Percobaan 1 Malang
Proses implementasi
penguatan pendidikan karakter yang dilakukan SDN Percoban 1 Malang ini mulai
dari yang terkecil. Seperti, peserta didik dituntut untuk menjaga kebersihan
kelas paling tidak per anak memegang satu alat kebersihan. Seperti halnya di
kelas satu itu ada lap meja, lap tangan, lap pel. Jadi jika ada makanan atau
minuman yang tumpah peserta didik langsung bertindak, jadi tidak harus menunggu
atau di suruh ngebersihin.
Implementasi
nilai integritas ditunjukkan pada kegiatan piket harian yang telah dijadwalkan
dan disusun sedemikian rupa, di dalamnya syarat akan nilai tanggung jawab dan
juga kesadaran antar individu satu dengan yang lainya dalam satu kelompok
piket. Lingkup yang lebih besar dapat dilihat pada ketepatan siswa dalam
mengumpulkan tugas sesuai dengan deadline yang disepakati di dalam forum
kelas. Hal ini menunjukkan adanya rasa tanggung jawab siswa pada tugas yang
diberikan sebagai seorang siswa sekolah dasar.
Implementasi
gotong royong berupa kegiatan
bersih-bersih kelas, kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap kerja sama
yang baik antar siswa dan sikap gotong royong.
Pada
anak usia dini, kemandirian dapat juga diimplementasikan ketika awal masuk
sekolah dasar, setiap siswa harus berpisah dengan orang tua kandung dan
memberikan ruang kepada guru sebagai orang tua di sekolah. Guru selain sebagai
pendidik, juga berperan sebagai orang tua di sekolah. Dalam konteks ini,
diharapkan setiap guru mampu mampu melakukan pendekatan secara intensif kepada
seluruh peserta didiknya.
- Cara
Pihak Sekolah Menerapkan PPK Kepada Peserta Didik
Cara yang dilakukan SDN
Percobaan 1 Malang dalam hal peningkatan pendidikan karakter adalah dengan cara
pembiasaan. Seperti: Ketika pagi sekolah menerapkan untuk berjabat tangan
dengan guru, piket merawat taman, berwudhu. Jadi dengan kebiasaan seperti itu
peserta didik lama kelamaan akan terbiasa sehingga sudah tertanam di dalam
benak peserta didik.
Selain itu, cara yang
dilakukan SDN Percobaan 1 adalah melalui teguran tulisan. Teguran melalui
tulisan ini dilakukan dengan cara membuat kata – kata berkarakter yang
dibingkai serta dipajang di lingkungan sekolah maupun di dalam kelas. Cara
tersebut bertujuan agar peserta didik dapat melihat dan mengingat kata – kata
tersebut. Tidak hanya dilihat dan diingat. Akan tetapi, peserta didik juga
wajib melaksanakan makna dari kata – kata yang telah dibuat oleh pihak sekolah.
Di sekolah ini pun terdapat kata-kata berkarakter untuk para guru. Karena
seluruh warga sekolah wajib melaksanakan makna dari kata-kata tersebut.
Beberapa
aktivitas yang dilaksanakan di SDN Percobaan 1 Malang yakni, sapa guru dan
karyawan sekolah kepada siswa di pagi hari, mengadakan apel pagi untuk
menginformasikan kegiatan sekolah, berdoa bersama menurut keyakinan
masing-masing.
Selain
itu, proses pembelajaran tidak hanya dilakukankan di dalam kelas, tetapi juga
di luar kelas dengan pemanfaatan fasilitas belajar yang beragam. Dalam proses
pembelajaran sekolah melakukan pembiasaan merapihkan sepatu sebelum masuk ke
kelas, izin ke guru saat meninggalkan kelas, motivasi wali kelas.
- Nilai-nilai
Pendidikan Karakter yang Berhasil Diterapkan oleh Pihak Sekolah
Pihak sekolah berusaha
menerapkan semua nilai nilai pendidikan karakter mulai dari nilai religius
sampai nilai tanggungjawab. Berikut contoh nilai-nilai pendidikan karakter yang
sudaj diterapkan di SDN Percobaan 1 Malang:
1.
Nilai Religius : berdoa
sebelum dan sesudah belajar, memberi dan menjawab salam, berjabat tangan,
shalat berjamaah.
2.
Nilai Jujur : Berani
jujur tidak membawa buku pelajaran, menjawab soal tanpa mencontek.
3.
Nilai Toleransi : Menghargai
perbedaan agama, menghargai teman yang berbeda suku.
4.
Nilai Disiplin : Masuk
Kelas tepat waktu, Berbaris sebelum masuk kelas,, mengumpulkan tugas tepat waktu,
menggunakan pakaian seragam sesuai aturan.
5.
Nilai Kreatif : Aktif
dalam proses belajar mengajar.
6.
Nilai Mandiri:
Mengerjakan tugas tidak mencontek.
7.
Nilai Rasa Ingin Tahu : Aktif
bertanya kepada guru.
8.
Nilai Cinta Tanah Air : Upacara
bendera setiap hari senin,
9.
Nilai Menghargai Prestasi : Memberi
selamat kepada teman yang mendapat nilai terbaik.
10. Nilai Bersahabat : Menerima kedatangan Tamu dari luar sekolah,
11. Nilai Peduli Lingkungan :Memungut sampah yang berserakan, Membuang sampah pada
tempatnya.
12. Nilai Peduli Sosial : Mengumpulkan sumbangan bila ada yang mendapat
musibah, kerja bakti.
13. Nilai Tanggung Jawab : Melaksanakan tugas yang diberikan oleh sekolah
secara tanggung jawab dan mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
- Faktor
Pendukung dari Kepala Sekolah dan Guru
1.
Faktor pendukung dari sekolah
Kepala sekolah sebagai
fasilitator, penanggungjawab, dll. Di SDN Percobaan 1 Malang ini kontrol kepala
sekolahnya sangat baik. Kepala sekolah juga memberikan contoh terkait
pendidikan karakter, seperti kepala sekolah ikut serta dalam membersihkan kamar
mandi. Dengan begitu semua warga sekolah dapat mencontoh perbuatan tersebut
sehingga peserta didik dapat meniru apa yang dilakukan kepala sekolah.
2.
Faktor pendukung dari guru
Kebetulan di SDN Percobaan 1 Malang ini masih di bawah naungan dosen UM
sehingga dosen bisa membantu guru dalam menerapkan pendidikan karakter di
sekolah tersebut. Selain itu oarang tua juga menjadi faktor pendukung dalam hal
ini. Guru melakukan kolaborasi dengan orang tua siswa. Sehingga wali siswa juga
ikiut terjun ke dalam kelas untuk menaungi anak-anaknya dalam hal belajar.
Tidak hanya belajar saja tetapi ada kewirausahaan untuk peserta didik. Sehingga
peserta didik dilatih untuk berjualan sendiri. Hal tersebut dilakukan setiap 3
bulan sekali setiap hari Sabtu. Kegiatan seperti ini sudah dilakukan sejak
tahun kemarin.
- Permasalahan
yang Ditemui
1. Kurangnya
kepedulian peserta didik pada lingkungan
2. Terdapat
orangtua yang kurang mendukung program sekolah dalam menerapkan penguatan
pendidikan karakter
BAB IV
PENGEMBANGAN PPK DI SDN PERCOBAAN 1
MALANG
Solusi yang Perlu Diterapkan Sekolah
Hal yang perlu diterapkan
dalam penguatan pendidikan karakter ini adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan kepedulian orang tua siswa yaitu dari
peran guru sendiri dengan mengkomunikasikan pentingnya pendidikan karakter.
Guru bisa mengadakan workshop dan
pelatihan tentang cara dan langkah-langkah yang dapat diajarkan orangtua di
lingkungan keluarga sebagai upaya pendukung dan pendorong untuk keberhasilan
pendidikan karakter di sekolah. Hal ini dirasa perlu dilakukan karena
lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama dalam mendidik dan
menjadi teladan agar perkembangan dan penumbuhan jiwa karakter pada peserta
didik terbangun dengan maksimal. Serta sebagai guru juga harus terus memberikan
penguatan dan pendorong kepada peserta didik untuk memperkuat penanaman budi
pekerti yang luhur serta karakter yang baik. Dalam hal ini guru harus
menyampaikan misinya agar warga sekolah juga ikut membantu dan menjadi wadah
atas terlaksananya penanaman pendidikan karakter tersebut.
2.
Penerapan pendidikan karakter di sekolah
tersebut tidak sekadar poin silabus, tetapi juga dipraktikkan dengan prinsip
memberikan keteladanan. Selain itu menjadikannya sebagai tatanan nilai dengan
melibatkan semua elemen, dan membangun kemitraan dan jejaring pendidikan,
khususnya guru, keluarga, dan masyarakat. Dengan begitu akan terjalin kerjasama
secara maksimal karena pendidikan karakter tidak akan terlaksana dengan
sempurna apabila semua elemen dan/atau lingkungan tidak saling mendukung.
3. Untuk
mengatasi kurangnya kepedulian peserta didik yaitu sebagai guru harus lebih
menggalakkan dan memaksimalkan nilai-nilai yang ingin ditanamkan pada peserta
didik dan tidak boleh lengah maupun bosan. Hal ini bisa dilakukan melalui
pembiasaan, penguatan, dan pengarahan. Untuk pembiasaan misalnya dengan selalu
menaati jadwal piket yang telah ditentukan sehingga peserta didik secara tidak
sengaja akan terbiasa menjaga kebersihan dan taat pada aturan. Untuk penguatan
dapat berupa penguatan negatif dan positif. Contoh dari penguatan negatif
misalnya dengan memberi PR yang akan dilipatgandakan apabila terdapat peserta
didik yang terbukti tidak mengerjakan, dari situ peserta didik akan mendapat
pengajaran berupa karakter kerja keras serta meningkatkan kerajinan dan tidak
mengulangi kesalahan lagi. Contoh dari penguatan positif misalnya dengan
memberi penghargaan pada peserta didik yang selalu datang tepat waktu di
sekolah, maka peserta didik akan terpacu dan termotivasi untuk mempertahankan
kebiasaannya serta terbentuk karakter yang menghargai waktu dan selalu tepat
waktu untuk kedepannya. Sedangkan untuk pengarahan, guru dapat mengarahkan dan
membimbing peserta didik untuk mencontoh sifat-sifat dari peserta didik lain
maupun warga sekolah yang menunjukkan karakter yang baik.
BAB V
PENUTUP
- Kesimpulan
Berdasarkan
hasil observasi yang telah kami lakukan bahwa nilai-nilai Pendidikan Karakter
belum sepenuhnya diterapkan siswa-siswi SDN Percobaan 1 Malang. Masih terdapat
kendala untuk menerapkannya. Karena nilai Pendidikan Karakter hanya didapat
dari sekolah serta kurang nya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua
murid. Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak juga masih kurang.
Akan tetapi banyak juga nilai – nilai Pendidikan Karakter yang berhasil
diterapkan. Dari 18 nilai karakter yang ada, hanya 12 nilai karakter yang
berhasil diterapkan serta dilaksanakan secara baik.
- Saran
Nilai
Pendidikan Karakter seharusnya didapat siswa tidak hanya di lingkungan sekolah,
tetapi didapat juga di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat.
Sebaiknya komunikasi antara siswa, pihak sekolah dan orang tua murid dapat
terjalin secara baik, agar dapat bersama-sama membentuk karakter diri siswa.
LAMPIRAN
A. Foto
Observasi

Penanaman jiwa religius
dengan sholat jumat bersama.

Penanaman nilai
kebersihan dengan cuci tangan.
B. Foto
Dokumentasi


Sudut baca dan mengaji Salah satu
ruang kelas 1

Pendidikan Budaya dan
Karakter di SDN Percobaan 1 Malang


Ikrar Pendidikan karakter Penanaman jiwa
kebersihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar