Rabu, 30 Oktober 2019

PERBEDAAN HAKIKAT MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN


PERBEDAAN HAKIKAT MANAJEMEN
DAN KEPEMIMPINAN
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kepemimpinan Pendidikan
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, M.Pd



Oleh:
1.      Amalia Salsabilla                          (170131601092)
2.      Meiron Yikwa                               (170131601108)
3.      Wulan Roudhotul Nasikhah          (170131601025)












UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Desember, 2018
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang pembahasan perbedaan hakikat manajemen dan kepemimpinan guna memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan pendidikan yang dibimbing oleh dosen kami Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, M.Pd.
            Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi para pembaca sebagai bahan referensi makalah kedepannya juga dapat meningkatkan pengetahuan tentang bahasan yang kami rangkum dari makalah ini.
            Berbagai kendala kami alami untuk menyusun makalah ini dapat teratasi dengan adanya bantuan, bimbingan, dari semua pihak terutama dosen Kepemimpinan Pendidikan yang selalu membimbing dalam penyusunan makalah ini.
            Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki. Karena kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.


Malang, 03 Desember 2018


Penyusun







i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.............................................................................................1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................2
C.     Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Hakikat dan Konsep Dasar Manajemen.......................................................3
B.     Hakikat dan Konsep Dasar Kepemimpinan.................................................6
C.     Hubungan Antara Hakikat Manajemen dan Kepemimpinan.......................8
D.    Perbedaan Antara Hakikat Manajemen dan Kepemimpinan.....................12
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................18
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................19















ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan,yaitu memperngaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Dalam implementasinya kepemimpinan yang berhasil adalah yang mampu menumbuhkan kesadaran bawahannya untuk melakukan peningkatan-peningkatan mutu kinerja dan tercapainya kerja sama dalam kelompok-kelompok untuk meningkatkan mutu kinerja masing-masing kelompok secara terpadu. Adanya kerja sama kelompok merupakan salah satu kunci keberhasilan. Dalam proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan, memperngaruhi perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diingini bersama. Semua yang dilakukan pemimpin harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang tersebut untuk dapat meningkatkan mutu kinerjanya.
1
2
Sebagai seorang pemimpin harus selalu dapat memotivasi anggota bawahannya untuk melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Kalau setiap melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan peintah pimpinan, dan kalau tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit diwujudkan. Oleh karena itu, agar kepemimpinan itu selain untuk memberi pengarahan atau perintah tentang hal-hal yang perlu ditingkatkan mutunya, juga perlu menumbuhkan motivasi kepada bawahannya agar selalu berupaya meningkatkan mutu kinerjanya masing-masing secara individual maupun secara kelompok.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan hakikat manajemen?
2.      Apa yang dimaksud dengan hakikat kepemimpinan?
3.      Apa hubungan antara manajemen dan kepemimpinan?
4.      Apa perbedaan dari hakikat manajemen dan kepemimpinan?

C.    Tujuan
1.      Untuk menjelaskan pengertian dari hakikat manajemen.
2.      Untuk menjelaskan pengertian dari hakikat kepemimpinan.
3.      Untuk menjelaskan hubungan antara manajemen dan kepemimpinan.
4.      Untuk menjelaskan perbedaan dari hakikat manajemen dan kepemimpinan.








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat dan Konsep Dasar Manajemen
Manajemen dalam bahasa inggris berarti mengelola atau mengatur. Menurut Fattah (2015: 1), manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Manajemen sebagai ilmu merupakan bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Manajemen sebagai kiat seperti pernyataan Follet merupakan hal yang dapat mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain dalam menjalankan tugas. Manajemen sebagai profesi menjelaskan adanya landasan keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para profesional dengan dituntun oleh sebuah kode etik.
Manajemen merupakan suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen sebagai sistem memiliki fungsi-fungsi pokok yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Menurut Hikmat (2014: 11), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan orang yang memimpin organisasi disebut manager.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

3
4
Menurut Andang (2014) secara garis besar, konsep dasar manajemen bisa dilihat dari 4 sudut pandang, yaitu :
1.      Manajemen sebagai ilmu
Manajemen telah dipelajari sejak lama, dan dikembangkan atau diteliti dengan metode ilmiah sebagai suatu ilmu pengetahuan yang telah di kumpulkan secara sistematis, diorganisasi dan diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap penyelesaian masalah dalam manajemen. Metode ilmiah pada hakikatnya meliputi urutan kegiatan :
a.       Mengetahui adanya persoalan
b.      Mendefinisikan persoalan
c.       Mengumpulkan fakta, data, dan informasi
d.      Menyusun alternatif penyelesaian
e.       Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternatif penyelesaian
f.       Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut
Manajemen sebagai ilmu digunakan untuk menjelaskan dan menerangkan berbagai fenomema-fenomena yang ada, sehingga bisa memberi arahan kepada manajer terhadap apa yang seharusnya mereka kerjakan.
2.      Manajemen Sebagai Seni
Manajemen juga dianggap sebagai seni. Hal ini disebabkan oleh kepemimpinan memerlukan kharisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antar manusia untuk dapat menggerakkan orang lain guna mencapai tujuan organisasi, yang semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang. Beberapa hal diatas sulit untuk dipelajari sehingga membutuhkan seni untuk dapat menguasainya.
3.      Manajemen sebagai profesi
Hampir dalam semua kegiatan, agar dapat mencapai tujuan organisasi maka perlu adanya manajerial (orang yang mengaturnya),
5
karena dalam pekerjaan apapun harus dicapai secara efisien dan efektif. Kegiatan itu membutuhkan orang yang memiliki kemampuan manajerial, sehingga manajemen sekarang sudah dipandang sebagai sebuah profesi.
Dalam bukunya “Organizational Socialization and The Profession of Management” Edgar H Schein menguraikan karakteristik sesuatu yang bisa disebut sebagai profesi:
1)      Ditujukan dengan adanya pendidikan-pendidikan yang ditujukan      untuk mendidik pesertanya menjadi seorang professional di bidangnya seperti Pendidikan Akademi Manajemen.
2)      Orang dapat mencapai sebuah standar profesi tertentu yang bukan karena didasarkan atas keturunan, suku bangsa atau ras, agama, atau kriteria-kriteria subjektif lainnya.
3)      Adanya sebuah kode etik yang jelas.
4.      Manajemen Sebagai Proses
Dalam upayanya mencapai tujuan, manajemen mempergunakan berbagai aktivitas yang tidak bisa dipisahkan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain. Prinsip manajemen sebagai proses lebih mengarah kepada proses dalam mengelola serta mengatur pelaksanaan sebuah pekerjaan ataupun serangkaian kegiatan yang tujuannya untuk merealisasikan tujuan. Proses manajemen sendiri terdiri atas beberapa tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengendalian yang juga merupakan fungsi dari manajemen itu sendiri. Manajemen diperlukan oleh semua organisasi karena tanpa manajemen, usaha-usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada 3 (tiga) alasan utama diperlukannya manajemen :
a)      Untuk mencapai tujuan.
b)      Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
c)      Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.
6
  1. Hakikat dan Konsep Dasar Kepemimpinan
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Menurut Basri (2014) kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu mempengaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Dalam proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang diingini bersama. Semua yang dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang itu untuk dapat meningkatkan mutu kinerjanya. Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran yang sangat penting.
Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu keharusan yang mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu. Dalam ilmu pendidikan ini masuk dalam kawasan affective.

7
Menurut Farah (2013) kepemimpinan pada hakekatnya dapat muncul di mana pun, apabila ada unsur-unsur: (1) ada orang yang memimpin atau mempengaruhi, (2) ada orang yang dipengaruhi atau pengikut, bawahan atau kelompok yang mau dikendalikan, (3) adanya kegiatan tertentu dalam menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan bersama, dan (4) adanya tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian tindakan.
Dengan demikian kepemimpinan sesungguhnya terdapat di dalam setiap sistem sosial, mulai dari sistem sosial yang terkecil, yaitu keluarga, kelompok, organisasi, institusi, sampai pada komunitas.
Menurut Kartono & Kartini (2014) hakekat kepemimpinan adalah suatu kemampuan, proses, tindakan atau fungsi yang pada umumnya digunakan untuk mempengaruhi orang-orang lain untuk berbuat sesuatu dalam  rangka mencapai tujuan tertentu. Hal ini dapat juga merupakan aplikasi kekuasaan yang dipraktekkan sehingga mengikat orang lain berdasar kemampuannya untuk membujuk, menjelaskan, dan menyimpulkan sesuatu yang harus dilakukan.
Dari beberapa definisi kepemimpinan dapat disimpulkan yaitu bahwa kepemimpinan adalah proses sekaligus atribut. Sebagai sebuah proses berfokus pada apa yang selanjutnya dilakukan pemimpin. Kepemimpinan adalah penggunaan pengaruh tanpa paksaan untuk membentuk tujuan-tujuan guru atau organsisasi, memotivasi perilaku ke arah pencapaian tujuan-tujuan tersebut, dan membantu mendefinisikan budaya kelompok atau organisasi. Sebagai atribut, kepemimpinan adalah sekelompok karakteristik yang dimiliki oleh individu yang dipandang sebagai pemimpin. Jadi, pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.


8
  1. Hubungan Hakikat Kepemimpinan dan Manajemen
Manajemen adalah bagian integral dari kepemimpinan. Sesungguhnya, dapatlah dikatakan bahwa manajemen tidak bisa dipisahkan dari kepemimpinan, dan sebaliknya. Dalam kaitan ini, berbicara tentang manajemen berarti berbicara tentang kepemimpinan, karena pada saat pemimpin melaksanakan upaya memimpin, ia memanejemeni. Uraian kali ini akan membahas pokok tentang hubungan kepemimpinan dengan manajemen, sebagai upaya untuk menegaskan mekanisme integral dari kepemimpinan dan manajemen seperti yang telah tekankan di atas.
Dalam upaya memperjelas mekanisme keterhubungan dimaksud, di sini akan diulas tujuh hal penting seputar hubungan manajemen dan kepemimpinan menurut Mulyasa (2014), yaitu antara lain: (1) Tempat manajemen dalam kepemimpinan; (2) Pemimpin dan manajemen; (3) Manajer dan manajemen; (4) Administrator dan manajemen dalam kepemimpinan; (5) Bawahan dan manajemen; (6) Manajemen dalam organisasi; dan (7) Manajemen dan upaya memimpin.
1.      Tempat Manajemen Dalam Kepemimpinan
Manajemen seperti telah disinggung sebelumnya adalah fungsi umum kepemimpinan. Sebagai fungsi umum, manajemen menjelaskan mengenai aspek substansial dan praksis kepemimpinan, yang berhubungan dengan pelaksanaan kepemimpinan secara nyata atau aktual. Dalam kaitan ini, manajemen dapat disebut sebagai seni kepemimpinan. Sebagai seni kepemimpinan, ada tujuh aspek dalam manajemen yang berhubungan langsung dengan kepemimpinan secara praksis, yaitu antara lain:
a.       Manajemen adalah seni bekerja sama
b.      Manajemen adalah seni pemenuhan kebutuhan
c.       Manajemen adalah seni penggalangan
d.      Manajemen adalah seni mempengaruhi
e.       Manajemen adalah seni menyampaikan perintah atau komunikasi
9
f.       Manajemen adalah seni membuat masa depan organisasi
g.      Manajemen adalah seni mendayagunakan sumber-sumber
Menegaskan hubungan kepemimpinan dan manajemen ini, dapatlah dikatakan bahwa kepemimpinan dalam kaitan ini mewadahkan manajemen, dan manajemen adalah pembuktian bagi aktualisasi pelaksanaan kepemimpinan, atau praksis kepemimpinan dari tujuh aspek seperti yang telah disinggung di atas. Dengan ini dapatlah dikatakan bahwa manajemen membutikan bahwa kepemimpinan sedang terlaksana, karena kepemimpinan hanya berjalan dengan adanya pelaksanaan manajemen.
2.      Pemimpin Dan Manajemen
Hubungan pemimpin dan manajemen dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama, Dari perspektif posisi tugas, seorang pemimpin puncak (top leader) dapat disebut sebagai manajer puncak, atau manajer eksekutif (executive manager). Penyebutan seperti ini menjelaskan tentang peran pemimpin sebagai seorang manajer puncak, yang tidak berarti bahwa pemimpin ada pada posisi manajerial. Kedua, Dari perspektif hubungan pelaksanaan kepemimpinan, telah dikatakan bahwa pemimpin tatkala melaksanakan upaya memimpin sesungguhnya ia sedang melaksanakan tindakan memanejemeni.
Dalam perspektif kepemimpinan ini tatkala pemimpin memanajemeni, ia sedang melaksanakan “seni bekerja sama, seni pemenuhan kebutuhan, seni merangkum, seni mempengaruhi, seni memerintah, seni membuat peta keinginan masa depan organisasi, dan seni menggunakan sumber-sumber” yang dibuktikan dengan melaksanakan upaya memimpin (actuating). Upaya memimpin ini adalah bukti adanya kepemimpinan yang sedang telaksana.
3.      Manajer Dan Manajemen
Manajer dalam hubungan dengan menajemen menjelaskan tentang substansi tugas yang ada padanya. Pada satu sisi, manajer ada pada posisi tugas pelaksana kepemimpinan dengan membantu pemimpin
10
memimpin pekerjaan yang bersifat departemenal. Di sini manajer adalah kepala atau pemimpin suatu departemen atau unit kerja dalam suatu organisasi. Pada sisi yang bersifat lebih substansial, manajemen adalah tugas seorang manajer yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas kepemimpinan pada aras manajerial. Tentu tatkala melaksanakan tugasnya, manajer memanejemeni, tetapi perbedaannya, ialah bahwa ia memanejemeni tugasnya atas nama pemimpin yang mendelegasikan tugas manajerial kepadanya.
4.      Administrator Dan Manajemen Dalam Kepemimpinan
Administrator yang telah dijelaskan sebagai pelaksana tugas-tugas khusus kepemimpinan adalah ujung tombak dari tugas manajemen. Sebagai ujung tombak kepemimpinan, administrator adalah pelaksana tugas kepemimpinan pada aras operasional. Dalam hubungan  penyebutan posisi tugas dan peran administrator, hal ini tergantung pada besar kecilnya organisasi dimana kepemimpinan dijalankan. Apabila organisasinya besar, administrator dapat disebut sebagai manajer lapangan, dan sebaliknya bila organisasinya kecil, administrator dapat menjadi pelaksana tugas langsung, baik sebagai sekretaris atau tugas lapangan yang lainnya.
5.      Bawahan Dan Manajemen.
Bawahan dan para bawahan adalah pelaksana tugas yang ditempatkan pada unit kerja yang dipimpin oleh seorang administrator atau manajer tugas yang menyentuh pekerjaan secara langsung di lapangan. Dalam hubungan dengan manajemen, para bawahan akan selalu ditempatkan pada suatu unit tugas,yang menyetuh pekerjaan secara langsung. Sifat pekerjaan langsung ini dapat berupa tugas dasar, tugas utama mau pun tugas pendukung.
6.      Manajemen Dalam Organisasi
Dalam hubungan dengan organisasi, manajemen adalah istilah yang sering identik atau idiom dengan kepemimpinan. Misalnya tatkala orang menyebut manajemen sewaktu menjelaskan kata
11
“manajemen dari organisasi ini atau itu” sesungguhnya ia menunjuk kepada kepemimpinan dari organisasi atau pun sistem kepemimpinan dalam suatu organisasi.
7.      Manajemen Dalam Upaya Memimpin.
Pemimpin dalam menerapkan manajemen menyentuh upaya memimpin seperti yang telah disinggung di atas. Dengan demikian, hubungan pemimpin dalam memanejemeni kepemimpinan akan sangat terlihat dalam upaya memimpin yang menyentuh bidang berikut:
a.       Pemimpin memastikan bahwa ia mengkoordinir kepemimpinan dengan menggerakkan unsur SDM dan mengelola semua sumber menggerakkan semua kompenen untuk terlibat dalam kerja secara sinergis dan simultan.
b.      Pemimpin memastikan bahwa ia mendasarkan semua upaya memimpin di atas suatu perencanaan strategis yang lengkap.
c.       Pemimpin harus memastikan adanya pengorganisasian tugas dan penempatan SDM yang tepat bagi semua tugas yang dibuktikan dengan adanya delegasi dan penugasan yang benar dan baik. Dalam hubungan ini, pemimpin harus memastikan bahwa semua unsur pendukung tersedia dan dapat digunakan dalam upaya memimpin. Pemimpin di sini juga harus memastikan adanya komunikasi yang jelas dan lancar dalam seluruh sistem organisasinya.
d.      Pemimpin harus memimpin dengan menggerakkan semua komponen SDM terlibat dalam pelaksanaan yang bergerak kerja secara sinergis dan simutan ke arah produktivitas optimal (pencapaian hasil kerja optimal) dengan menggunakan strategi dan taktik yang andal.
e.       Pemimpin harus memastikan pelaksanaan kerja dengan melaksanakan supervisi atau pengawasan dan evalusi untuk refinesasi kerja dalam kepemimpinan guna memperlancar upaya

12
memimpin yang ditanganinya secara bersinambung ke arah pencapaian tujuan organisasi.

  1. Perbedaan Hakikat Manajemen dan Kepemimpinan
Kepemimpinan dan manajemen sering kali disamakan pengertiannya oleh banyak orang. Pada hakikatnya kepemimpinan mempunyai pengertian agak luas dibandingkan dengan manajemen. Dalam arti yang luas kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok. Disini, menurut kami kepemimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata karma birokrasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi di manasaja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi orang-orang lain ke arah tercapainya tujuan tertentu.
Seorang ulama dapat diikuti orang lain dan memiliki pengaruh yang besar terhadap orang-orang di daerahnya, tidak harus terlebih dahulu diikat oleh aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan organisasi yang sering dinamakan birokrasi. Konkretnya seorang kiai atau ulama, dengan pengaruhnya yang besar, mampu mempengaruhi tingkah laku seorang Bupati Daerah, di dalam memimpin daerahnya, sehingga tidak harus pegawai itu menjadi pegawai di Kabupaten.
Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan tidak harus terjadi dalam suatu organisasi tertentu. Apabila kepemimpinan dibatasi oleh tata krama birokrasi atau dikaitkan dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen.
Dari penjelasan di atas, maka dapat saja terjadi seorang manajer berperilaku sebagai seorang pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi perilaku orang-orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu menyandang manajer untuk mempengaruhi
13
perilaku orang lain. Dengan kata lain, seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin.
Menurut Nurmaini, Usman, & Tomo (2014) istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang mana artinya bimbing atau tuntun. Dari kata tersebut lahirlah kata kerja “memimpin” atau bisa juga membimbing atau menuntun. Sedangkan kata bendanya “pemimpin” yang punya arti orang yang dapat memimpin. Dalam kepustakaan ilmu administrasi kita sering menjumpai istilah manajemen yang merupakan inti dari administrasi, karena manajemen merupakan alat pelaksana yang utama dalam administrasi. Dalam bahasa asing pemimpin dikenal dengan istilah leader, sedangkan kepemimpinan dikenal dengan leadership. Meskipun kepemimpinan dengan management tidaklah sama tetapi kedua hal ini tidak dapat terpisahkan. Adapun perbedaan dari keduanya yaitu : 
1.      Kepemimpinan bernuansa serta mengarah kepada kemampuan individu, yaitu kemampuan muncul dari kemampuan dari seorang pemimpin. Sedangkan manajemen mengarah kepada sistem serta mekanisme kerja. 
2.      Kepemimpinan merupakan suatu kualitas hubungan atau interaksi antara seorang pemimpin dengan pengikut dalam situasi tertentu, sedangkan manajemen merupakan fungsi status atau wewenang (autority). Jadi konklusinya kepemimpinan menekankan kepada pengaruh terhadap pengikut (wibawa) sedangkan manajemen menekankan kepada wewenang yang ada. 
3.      Kepemimpinan menggantungkan diri pada sumber-sumber yang ada dalam dirinya (kemampuan serta kesanggupan) dalam mencapai tujuan adapun manajemen mempunyai kesempatan untuk mengerahkan dana serta daya (fund and forces) yang ada di dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan secara efisien serta efektif. 
4.      Kepemimpinan diarahkan untuk mewujudkan suatu keinginan seorang pemimpin, walaupun tujuan akhirnya akan mengarah kepada
14
ketercapaiannya suatu tujuan organisasi, sedangkkan manajemen mengarah kepada tercapainya tujuan organisasi secara langsung. 
5.      Sifat kepemimpinan lebih kepada sifat hubungan personal yang berpusat kepada diri sendiri seorang pemimpin, pengikut dan situasi, sedangkan manajemen lebih bersifat kepada impersonal (input) logika, rasio, budget, analisis dan kuantitatif. 
Berikut perbedaan kepemimpinan dan manajemen menurut Bagire & Julian (2013) yaitu:
a.       Perbedaan kepemimpinan dan manajemen berdasarkan tugas.
PERBEDAAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN BERDASARKAN TUGAS
no
Kepemimpinan
Manajemen
1
Mengarahkan pada kemampuan individu
Mengarahkan pada sistem dan mekanisme
2
Merupakan kualitas hubungan
Merupakan fungsi status kewenangan
3
Diarahkan untuk mencapai keinginan
Diarahkan untuk mencapai tujuan
4
Bersifat hubungan personal
Bersifat hubungan inpersonal
5
Menggantungkan diri pada sumber yang ada pada dirinya
Menggantungkan diri pada daya dan dana yang ada

Manajemen dan leadership adalah dua kata yang mempunyai arti yang hampir sama . Namun pada hakekatnya terdapat perbedaan. Manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha
                                                                     15
orang-orang lain. Atau manajemen adalah orang senantiasa memikirkan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Manajemen dapat diterapkan pada setiap organisasi (organisasi perusahaan,pendidikan, rumah sakit,politik dsb) .
Manajemen merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepimpinan di dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu, melainkan kepemimpinan bisa terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang kearah tercapainya tujuan tertentu.
Apabila kepemimpinan dibatasi oleh tata karma birokrasi atau dikaitkan dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen. Dari penjelasan diatas dapat saja terjadi seorang manajer berperilaku sebagai seorang pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu harus menyandang jabatan manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata lain seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin.
b.      Perbedaan kepemimpinan dan manajemen berdasarkan karakteristiknya.
Karakteristik Kepemimpinan
Karakteristik Manajemen
Strategik dan berorientasi pada orang
Taktikal dan berorientasi pada organisasi
Menetapkan arah dan tujuan
Merencanakan dan mengkordinasikan kegiatan
Memotivasi dan menginspirasi orang
Administratif dan menjaga kelangsungan sistem
Membentuk prinsip
Merumuskan prinsip                      
Membangun tim dan mengembangkan talenta mereka
Mengalokasikan dan mendukung sumber daya manusia
Mengembangkan peluang baru
Pemecahan masalah
Mempromosikan inovasi dan penemuan baru
Memastikan kesesuaian standar dan prosedur
Memberdayakan dan membina
Memerintah dan mengarahkan orang
Perspektif jangka panjang
Merinci jangka pendek

Pemahaman tentang perbedaan kepemimpinan dan manajemen ini sangat penting dalam mengoperasikan sebuah organisasi. Kepemimpinan dan manajemen seharusnya berjalan secara beriringan. Untuk menjadi Manajer yang baik diperlukan keterampilan dalam kepemimpinan. Sedangkan untuk menjadi pemimpin yang efektif, dibutuhkan keterampilan manajemen untuk mencapai visinya.
Perbedaan manajemen dan kepemimpinan menurut Kotler (2014).
Manajemen
Kepemimpinan
Menetapkan sasaran operasional, membuat rencana tindakan berdasarkan jadwal, dan mengalokasikan sumber daya.
Menyusun visi masa depan dan strategi untuk membuat perubahan yang dibutuhkan.
Mengorganisasi dan menugaskan (menentukan struktur, menugaskan orang ke berbagai pekerjaan).
Mengkomunikasikan dan menjelaskan visi.
Memantau hasil dan menyelesaikan masalah.
Memotivasi dan memberi inspirasi kepada orang lain untuk mencapai visi itu.

Pada hakikatnya kepemimpinan dan manajemen saling melengkapi dan menyempurnakan. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer. Para manajer sebagai pimpinan bagi para bawahannya seyogyanya adalah pemimpin, sehingga tujuan dan sasaran kerja mencapai efektivitas dan efisiensi optimal. Demikian sebaliknya, pemimpin yang
17
memiliki kemampuan bekerja seperti manajer akan mampu membawa roda kehidupan pribadi dan organisasi yang dipimpinnya bisa mencapai batas optimal.
Teori-teori kepemimpinan dengan demikian dapat diterapkan dalam manajemen. Dalam hal ini manajemen dapat dianggap sebagai kepemimpinan dalam organisasi. Nawawi (2015) menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan pengertian yang meliputi segala macam situasi yang dinamis berikut: (a) seorang manajer sebagai pemimpin yang mempunyai wewenang untuk memimpin, (b) bawahan yang dipimpin membantu manajer sesuai dengan tugas masing-masing, dan (c) tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh manajer bersama-sama bawahannya.
Walaupun kedua hal tersebut berbeda tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Apabila kita perhatikan berbagai macam definisi terkait dengan manajemen yang intinya menyatakan “getting the work done thorugh other efficiently an effectively” maka jelaslah bahwa manajemen itu merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pimpinan (manager) untuk mengerahkan, menggerakan dan mengarahkan segala sumber (budget dan daya) untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Rangkaian tersebut dapat digolongkan ke dalam berbagai fungsi organik dan fungsi pelengkap sehingga kita menemukan fungsi manajemen.
George Terry meungungkapkan bahwa fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing, actuating dan controlling. Dimana actuating berfungsi didalamnya mengandung makna leadership (kepemimpinan yang kemudian merasuk ke dalam fungsi-fungsi lainnya. Lebih jelas lagi dapat dinyatakan bahwa sarana-sarana untuk menggerakan (actuating) itu adalah kepemimpinan (leadership), hubungan secara manusiawi (human relations) dan komunikasi (comuication). Kepemimpinan merupakan suatu sarana dalam menggerakan (actuating) serta yang terakhir adalah merupakan suatu fungsi manajemen. Jadi wajar apabila kepemimpinan itu harus dipelajari oleh para pejabat pimpinan (manajer).
BAB III
PENUTUP
A.                                      Kesimpulan
Manajemen merupakan suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen sebagai sistem memiliki fungsi-fungsi pokok yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Manajemen adalah bagian integral dari kepemimpinan. Sesungguhnya, dapatlah dikatakan bahwa manajemen tidak bisa dipisahkan dari kepemimpinan, dan sebaliknya. Kepemimpinan dan manajemen sering kali disamakan pengertiannya oleh banyak orang. Pada hakikatnya kepemimpinan mempunyai pengertian agak luas dibandingkan dengan manajemen. Dalam arti yang luas kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan tidak hanyaterbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor tertentu. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi di manasaja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi orang-orang lain ke arah tercapainya tujuan tertentu. Walaupun kedua hal tersebut berbeda tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.


18
DAFTAR RUJUKAN
Andang. 2014. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jogjakarta:Ar
Ruzz Media.
Basri. 2014. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung:CV Pustaka Setia.
Bagire and Julian. 2013. “Managerial Skills, Financial Capability
and Strategic Planning in Organization”. Dalam American Journal of
Industrial and Bussiness Management, Vol 3, Hal 480-487.
Farah. 2013. “School Management: Characteristics of Effective
Principal”. Dalam International Journal of Advancements in Research &
Technology, Vol 2, No 10, Hal 168-174.
Fattah. 2015. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
Hikmat. 2014. Manajemen Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Kartono & Kartini. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Kotler. 2014. Dasar-Dasar Kepemimpinan. Jilid 1 Edisi 3. Jakarta:
CV.Intermedia.
Mulyasa. 2014. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Nawawi. 2015. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta. UGM Press
Nurmaini, Usman, dan Tomo. 2014.”Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah”. Jurnal
Pendidikan Pembelajaran. Vol 3, No. 7, Hal 1-16.









19