Selasa, 15 Oktober 2019

STUDI KASUS ANAK KESULITAN BELAJAR BERHITUNG




STUDI KASUS ANAK KESULITAN BELAJAR BERHITUNG

Hasil Observasi
Hasil rekaman wawancara dengan konseli
Tgl                   : 21 April 2018
Waktu                         : 18.00 WIB sampai selesai
Tempat            : Rumah Pengasuh
Pertanyaan
Jawaban
Apakah adik punya masalah dalam belajar?
Iyah ada kak
Misalnya masalah apa kalau kakak boleh tahu?
Tidak bisa mengerjakan PR
Memang pelajaran yang seperti apa yang biasanya menurut Adik sulit diterima?
Pelajaran yang hitung-hitungan kak
Misalnya pelajaran apa?
Matematika itu, Kak. Sulit sekali.
Oh, berarti gurunya Adik terlalu cepat kalau menjelaskan materinya?
Iya, Kak.
Selain gurunya yang terlalu cepat dalam menyampaikan materinya, terus apalagi yang membuat adik kesulitan belajar?
Atau mungkin kalau adik di kelas itu sering bicara sendiri sama teman di sebelah Adik?

Susah sekali kalau mau memahami materi pelajaran matematika seperti FPB dan KPK. Biasanya saya memang bicara sendiri dengan teman di sebelah saya.
Adakah rasa cemas atau takut yang dialami adik karna sering tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan?
Ya pasti ada rasa takut kak, ketika saya berbicara dengan teman dan akhirnya guru menunjuk saya untuk mengerjakan soal di depan dan saya tidak bisa mengerjakannya.




CATATAN OBSERVASI

No.

Tingkah Laku Yang Diamati
Alternatif
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
Catatan
1
Siswa merasa cemas saat mengikuti ujian

ü   

Siswa harus belajar agar waktu ujian tidak cemas, karena kecemasan saat ujian disebabkan karena kita tidak bisa menjawab sol-soal
2
Siswa pada saat di kelas sering ramai

ü   

Sebaiknya siswa harus memperhatikan saat guru sedang menjelaskan. Apabila diajak temannya gobrol lebih baik di hiraukan.
3.
Pada saat guru selesai menjelaskan siswa aktif bertanya


ü   
Keaktifan dalamkelas perlu ditingkatkan
4.
Pada saat guru menanyakan pertanyaan, siswa keringat dingin, kaki gemeteran
ü   


Keringat dingin dan kaki gemetaran disebabkan karena siswa tidak bisa menjawab. Untuk itu ketika guru menjelaskan harus didengarkan sebaik mungkin.
5.
Pada saat di rumahnya siswa sering pelupa
ü   
ü   

Setelah mendapat materi dari sekolah, ketika di rumah harus di pelajari lagi agar tidak lupa


A.    Analisis
Dalam identifikasi kasus ini, dimana teridentifikasi adalah salah seorang murid kelas V MI Darussalam Pejangkungan Sidoarjo. Didalam pengumpulan data saya memperoleh data tentang kesulitan belajar tersebut menggunakan metode observasi dan home visit dengan cara mengamati dan mengunjungi tempat tinggal anak tersebut. Dengan melakukan kedua metode tersebut dapat merumuskan permasalahan yang di alami anak, bahwa dalam proses belajar anak memiliki masalah belajar menghitung dalam pelajaran matematika. Siswa yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.      Biodata Anak
Nama lengkap                               : Arin Anggraeni
Nama panggilan                            : Arin
Tempat / Tanggal lahir                  : Sidoarjo, 02 September 2006
Jenis Kelamin                                : Perempuan
Agama                                           : Islam
Kewarganegaraan                         : Indonesia
Anak ke                                         : 1 (pertama)
Jumlah saudara                             
a. Kandung                                   :   -
b. Tiri                                             :   -
c. Angkat                                      :   -
Bahasa sehari-hari di rumah          : Indonesia
Keadaan jasmani                           : Sehat
Berat badan                                   : 35 Kg
Tinggi Badan                                :   -
Golongan darah                            :   -
Penyakit yang pernah diderita      :   -
Alamat rumah                               : Ds. Pejangkungan RT. 13 RW. 03 Kec.                                                             Prambon Kab. Sidoarjo
Bertempat tinggal pada                 : Orang tua
Adapun beberapa masalah kesulitan dalam belajarnya yang dimiliki anak antara lain:
1.      Anak tidak mau belajar secara mandiri.
2.      Anak sering memiliki kebiasaan yang kurang baik dalam hal proses belajar.
3.      Sulit memahami materi pelajaran yang di berikan oleh guru terutama pada pelajaran matematika.
4.      Siswa selalu tertinggal dari temanya yang berkaitan tentang masalah belajarnya.
5.      Siswa sering mendapatkan nilai yang kurang memuaskan.
6.      Sering mengutamakan kegiatan bermain dari pada belajar.
7.      Kurangnya perhatian orangtua tentang perkembangan belajar anak.
B.     Sintesis
Arin adalah anak dari ibu Sugiyanti, Arin merupakan siswi kelas V di MI Darussalam Pejangkungan Sidoarjo. Ia bermasalah di rumah maupun di kelasnya yaitu karena malas dan kurang motivasi untuk belajar. Padahal waktu masih TK dia sering mendapatkan juara kelas. Tetapi setelah menginjak usia SD anak tersebut prestasi belajarnya menurun. Informasi yang didapat dari pengasuhnya bahwa anak tersebut semakin bertambahnya usia, anak itu semakin tidak nurut apalagi dalam hal belajar. Lebih suka bermain HP dari pada harus belajar. Ketika disuruh belajar anak itu selalu saja banyak alasan dan lebih memilih pergi bermain dengan teman-temannya. Mungkin karena yang menyuruh itu pengasuhnya sehingga tidak ada rasa takut sedikitmu dalam diri anak. Ketika di rumah orang tuanya pun tidak pernah menyuruh untuk belajar, anak dibiarkan bebas. Berdasarkan hasil pengamatan diperkirakan jenis masalah yang dihadapi Arin yaitu kurangnya motivasi belajar dan perhatian orang tua.
Dari informasi yang didapat, Arin merupakan anak tunggal dengan kedua orang tua yang sama sama sibuk bekerja. Ayah dan ibunya bekerja di pabrik sehingga dari kecil Arin diasuh oleh tetangganya. Secara finansial orang tua sangat mencukupi kebutuhannya. Arin sangat dimanja sama orang tuanya, mungkin karena orang tuanya tidak bisa memberi kasih sayang penuh sehingga kasih sayangnya dilontarkan dengan cara memanjakan anaknya. Kemudian yang menyebabkan Arin malas karena faktor kemampuan berhitung Arin yang minim dan minat dalam belajar tidak ada. Ini semua yang menyebabkan Arin malas dan kurang motivasi dalam belajar.
Perilaku bermasalah yang dilakukan oleh Arin tidak semata-mata terjadi begitu saja dengan sendirinya, ada faktor-faktor yang melatar belakanginya yaitu:
a.       Faktor dari dalam (internal) :
-          Minimnya kemampuan yang dimiliki.
-          Minat untuk belajar kurang.
-          Kurangnya motivasi dan kasih sayang terhadap orang tua.
-          Kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
b.      Faktor dari luar (eksternal) :
-           Faktor Keluarga
Ayah dan ibu Arin bekerja dari pagi sampai sore. Setelah pulang kerja ibu Arin juga mengurusi pekerjaan rumah. Sehingga ibunya hanya memasrahkan anaknya kepada pengasuhnya. Hal itu menyebabkan Arin kurang motivasi belajar dan perhatian serta kasih sayang dari keluarganya.
C.    Diagnosis
Setelah melihat data-data dan mendapat hasil observasi dan home visit, dapat dilihat bahwa latar belakang keluarga yang kedua orang tuanya sama sama bekerja. Akhirnya anak tersebut diasuh dengan tetangganya sehingga anak tersebut tidak mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya. Orang tuanya hanya memperhatikan anaknya secara materi saja dalam hal lain orang tuanya belum seberapa memperhatikan, mungkin karena faktor kerja. Ketika di rumah anak tersebut juga jarang diperhatikan belajarnya. Dan perhatian khusus kedua orang tuanya tentang perkembangan belajarnya pun jarang. Ibunya sendiri yang hanya menghabiskan waktu nya di pabrik mencari nafkah dan sibuk mengurus pekerjaan rumah. Walaupun sebenarnya masih ada waktu banyak untuk meluangkan waktu untuk memperhatikan belajar anaknya, namun itupun tidak dilakukan. Mungkin karena faktor pekerjaan dari pagi sampai sore sehingga orang tua males untuk membimbing belajar anaknya.
D.    Prognosis       
Dari kasus tersebut maka anak sedang mengalami masalah yaitu kurang motivasi untuk belajar karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Dari rumusan, jenis, dan bentuk masalah yang sedang dihadapi anak, maka dibuat alternatif yaitu berupa tindakan bantuan seperti diberikannya motivasi yang cukup dan juga kasih sayang kepada anak baik orang tua, guru, teman, dan orang-orang yang ada disekitarnya. Terutama yang paling berpengaruh disini perhatian dari pihak orang tua sangat diperlukan. Tindak lanjut untuk mengatasi masalah yang dihadapi adalah:
a.       Guru harus berkomunikasi dengan orang tua dan bekerja sama untuk melihat perkembangan anak selanjutnya.
b.      Orang tua harus lebih memperhatikan anak agar tidak lagi malas dan orang tua harus mampu memotivasi belajar anaknya.
c.       Diberi motivasi dan dorongan agar anak bisa terbuka dan mudah berinteraksi dengan orang lain.
d.      Anak harus optimis bahwa dia bisa seperti teman-temanya yang berhasil.
e.       Adapun cara alternatif untuk membantu menyelesaikan masalahnya dalam bidang akademiknya dengan memberikan pelatihan sebagai berikut :
No
Minggu ke-
Materi
Layanan
1
Pertama
Pelatihan penjumlahan, pengurangan, penjumlahan dan pembagian
Bimbingan Pribadi
2
Pertama
Pengerjaan mengukur Sudut
Bimbingan Pribadi
3
Kedua
Pengerjaan Hitung Bilangan Bulat
Bimbingan Pribadi
4
Kedua
Pengukuran Volume
Bimbingan Pribadi

E.     Treatment
Dari alternatif penyelesaian tersebut, yang sudah di implementasikan kepada siswa, yakni :
1.      Memberikan dorongan dan nasehat agar siswa mempunyai motivasi untuk belajar matematika
2.      Siswa sudah mulai mengatur waktu untuk belajar dan bermain
3.      Siswa sudah mulai untuk mengungkapkn keluh kesahnya dengan orang dekat tentang masalah yang dihadapinya
4.      Siswa berusaha untuk berbicara dengan orang tua (ibu) tentang masalah yang dihadapi
F.     Follow Up
Usaha yang di lakukan guru BK untuk mengikuti perkembangan peserta didik setelah peserta didik mengambil suatu keputusan sendiri untuk bertindak. Selain itu dalam upaya tindak lanjut guru juga mengevaluasi keberhasilan atau tidaknya upaya bantuan yang di berikan kepada peserta didik tentang masalah pribadi, belajar dan juga sosial yang di hadapi.
Untuk mengatasi masalah pribadi peserta didik, guru dapat memberikan motivasi dan support kepada siswa agar siswa lebih termotivasi sehingga percaya dirinya bisa tumbuh.
Sedangkan untuk mengatasi masalah dalam belajarnya, guru bisa membantu membuat jadwal secara terinci yang bersifat rutinitas yang nantinya akan membantu peserta didik untuk lebih bisa memanfaatkan waktu belajar sebaik mungkin. Serta lebih sering menunjukan peserta didik untuk aktif dan fokus dalam mengikuti pelajaran di kelas, seperti menunjuk ke depan kelas untuk mengerjakan soal atau menjawab soal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar