STUDI KASUS ANAK KESULITAN BELAJAR
BERHITUNG
Hasil Observasi
Hasil rekaman wawancara dengan konseli
Tgl : 21 April
2018
Waktu :
18.00 WIB sampai selesai
Tempat : Rumah Pengasuh
Pertanyaan
|
Jawaban
|
Apakah adik punya masalah
dalam belajar?
|
Iyah ada kak
|
Misalnya masalah apa kalau
kakak boleh tahu?
|
Tidak bisa mengerjakan PR
|
Memang pelajaran yang
seperti apa yang biasanya menurut Adik sulit diterima?
|
Pelajaran yang
hitung-hitungan kak
|
Misalnya pelajaran apa?
|
Matematika itu, Kak. Sulit
sekali.
|
Oh, berarti gurunya Adik
terlalu cepat kalau menjelaskan materinya?
|
Iya, Kak.
|
Selain
gurunya yang terlalu cepat dalam menyampaikan materinya, terus apalagi yang
membuat adik kesulitan belajar?
Atau mungkin
kalau adik di kelas itu sering bicara sendiri sama teman di sebelah Adik?
|
Susah sekali kalau mau memahami
materi pelajaran matematika seperti FPB dan KPK. Biasanya saya memang bicara sendiri dengan teman
di sebelah saya.
|
Adakah rasa cemas atau takut yang dialami adik karna
sering tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan?
|
Ya
pasti ada rasa takut kak, ketika saya berbicara dengan teman dan akhirnya
guru menunjuk saya untuk mengerjakan soal di depan dan saya tidak bisa
mengerjakannya.
|
CATATAN OBSERVASI
No.
|
Tingkah Laku Yang Diamati
|
Alternatif
|
|||
Sering
|
Kadang-kadang
|
Tidak Pernah
|
Catatan
|
||
1
|
Siswa merasa cemas saat mengikuti ujian
|
ü
|
Siswa harus belajar agar waktu ujian tidak cemas, karena kecemasan saat
ujian disebabkan karena kita tidak bisa menjawab sol-soal
|
||
2
|
Siswa pada saat di kelas sering ramai
|
ü
|
Sebaiknya siswa harus memperhatikan saat guru sedang menjelaskan.
Apabila diajak temannya gobrol lebih baik di hiraukan.
|
||
3.
|
Pada saat guru selesai menjelaskan siswa aktif bertanya
|
ü
|
Keaktifan dalamkelas perlu ditingkatkan
|
||
4.
|
Pada saat guru menanyakan pertanyaan, siswa keringat dingin, kaki
gemeteran
|
ü
|
Keringat dingin dan kaki gemetaran disebabkan karena siswa tidak bisa
menjawab. Untuk itu ketika guru menjelaskan harus didengarkan sebaik mungkin.
|
||
5.
|
Pada saat di rumahnya siswa sering pelupa
|
ü
|
ü
|
Setelah mendapat materi dari sekolah, ketika di rumah harus di pelajari
lagi agar tidak lupa
|
A. Analisis
Dalam identifikasi kasus ini, dimana
teridentifikasi adalah salah seorang murid kelas V MI Darussalam Pejangkungan
Sidoarjo. Didalam pengumpulan data saya
memperoleh data tentang kesulitan belajar tersebut menggunakan metode observasi dan home visit dengan cara
mengamati dan mengunjungi tempat tinggal anak tersebut. Dengan melakukan kedua
metode tersebut dapat merumuskan permasalahan yang di alami anak, bahwa dalam
proses belajar anak memiliki masalah belajar menghitung dalam pelajaran
matematika. Siswa yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Biodata Anak
Nama lengkap :
Arin Anggraeni
Nama panggilan : Arin
Tempat / Tanggal lahir : Sidoarjo, 02 September 2006
Jenis Kelamin :
Perempuan
Agama :
Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Anak ke : 1 (pertama)
Jumlah saudara
a. Kandung : -
b. Tiri : -
c. Angkat :
-
Bahasa sehari-hari di rumah :
Indonesia
Keadaan jasmani : Sehat
Berat badan :
35 Kg
Tinggi Badan : -
Golongan darah :
-
Penyakit yang pernah diderita : -
Alamat rumah :
Ds. Pejangkungan RT. 13 RW. 03 Kec. Prambon Kab. Sidoarjo
Bertempat
tinggal pada : Orang tua
Adapun
beberapa masalah kesulitan dalam belajarnya yang dimiliki anak antara lain:
1.
Anak tidak mau belajar secara mandiri.
2.
Anak sering memiliki kebiasaan yang kurang baik dalam
hal proses belajar.
3.
Sulit memahami materi pelajaran yang di berikan oleh
guru terutama pada pelajaran matematika.
4.
Siswa selalu tertinggal dari temanya yang berkaitan
tentang masalah belajarnya.
5.
Siswa sering mendapatkan nilai yang kurang memuaskan.
6.
Sering mengutamakan kegiatan bermain dari pada
belajar.
7.
Kurangnya perhatian orangtua tentang perkembangan
belajar anak.
B. Sintesis
Arin adalah
anak dari ibu Sugiyanti, Arin merupakan siswi kelas V di MI Darussalam
Pejangkungan Sidoarjo. Ia bermasalah di rumah maupun di kelasnya yaitu karena
malas dan kurang motivasi untuk belajar. Padahal waktu masih TK dia sering
mendapatkan juara kelas. Tetapi setelah menginjak usia SD anak tersebut
prestasi belajarnya menurun. Informasi yang didapat dari pengasuhnya bahwa anak
tersebut semakin bertambahnya usia, anak itu semakin tidak nurut apalagi dalam
hal belajar. Lebih suka bermain HP dari pada harus belajar. Ketika disuruh
belajar anak itu selalu saja banyak alasan dan lebih memilih pergi bermain
dengan teman-temannya. Mungkin karena yang menyuruh itu pengasuhnya sehingga
tidak ada rasa takut sedikitmu dalam diri anak. Ketika di rumah orang tuanya
pun tidak pernah menyuruh untuk belajar, anak dibiarkan bebas. Berdasarkan
hasil pengamatan diperkirakan jenis masalah yang dihadapi Arin yaitu kurangnya
motivasi belajar dan perhatian orang tua.
Dari
informasi yang didapat, Arin merupakan anak tunggal dengan kedua orang tua yang
sama sama sibuk bekerja. Ayah dan ibunya bekerja di pabrik sehingga dari kecil
Arin diasuh oleh tetangganya. Secara finansial orang tua sangat mencukupi
kebutuhannya. Arin sangat dimanja sama orang tuanya, mungkin karena orang
tuanya tidak bisa memberi kasih sayang penuh sehingga kasih sayangnya
dilontarkan dengan cara memanjakan anaknya. Kemudian yang menyebabkan Arin
malas karena faktor kemampuan berhitung Arin yang minim dan minat dalam belajar
tidak ada. Ini semua yang menyebabkan Arin malas dan kurang motivasi dalam
belajar.
Perilaku
bermasalah yang dilakukan oleh Arin tidak semata-mata terjadi begitu saja
dengan sendirinya, ada faktor-faktor yang melatar belakanginya yaitu:
a.
Faktor dari dalam (internal) :
-
Minimnya kemampuan yang dimiliki.
-
Minat untuk belajar kurang.
-
Kurangnya motivasi dan kasih sayang terhadap orang
tua.
-
Kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
b.
Faktor dari luar (eksternal) :
-
Faktor
Keluarga
Ayah dan ibu Arin bekerja dari pagi sampai sore. Setelah
pulang kerja ibu Arin juga mengurusi pekerjaan rumah. Sehingga ibunya hanya
memasrahkan anaknya kepada pengasuhnya. Hal itu menyebabkan Arin kurang motivasi
belajar dan perhatian serta kasih sayang dari keluarganya.
C. Diagnosis
Setelah melihat data-data dan mendapat hasil observasi dan home visit,
dapat dilihat bahwa latar belakang keluarga yang kedua orang tuanya sama sama
bekerja. Akhirnya anak tersebut diasuh dengan tetangganya sehingga anak
tersebut tidak mendapatkan perhatian penuh dari orang tuanya. Orang tuanya
hanya memperhatikan anaknya secara materi saja dalam hal lain orang tuanya
belum seberapa memperhatikan, mungkin karena faktor kerja. Ketika di rumah anak
tersebut juga jarang diperhatikan belajarnya. Dan perhatian khusus kedua orang
tuanya tentang perkembangan belajarnya pun jarang. Ibunya sendiri yang hanya menghabiskan
waktu nya di pabrik mencari nafkah dan sibuk mengurus pekerjaan rumah. Walaupun sebenarnya masih ada waktu banyak untuk
meluangkan waktu untuk memperhatikan belajar anaknya, namun itupun tidak
dilakukan. Mungkin karena faktor pekerjaan dari pagi sampai sore sehingga orang
tua males untuk membimbing belajar anaknya.
D. Prognosis
Dari
kasus tersebut maka anak sedang mengalami masalah yaitu kurang motivasi untuk
belajar karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Dari
rumusan, jenis, dan bentuk masalah yang sedang dihadapi anak, maka dibuat
alternatif yaitu berupa tindakan bantuan seperti diberikannya motivasi yang
cukup dan juga kasih sayang kepada anak baik orang tua, guru, teman, dan orang-orang
yang ada disekitarnya. Terutama yang paling berpengaruh disini perhatian dari
pihak orang tua sangat diperlukan. Tindak lanjut untuk mengatasi
masalah yang dihadapi adalah:
a.
Guru harus berkomunikasi dengan orang tua dan bekerja
sama untuk
melihat perkembangan anak selanjutnya.
b.
Orang tua harus lebih memperhatikan anak agar tidak
lagi malas dan orang tua harus mampu memotivasi belajar anaknya.
c.
Diberi motivasi dan dorongan agar anak bisa terbuka dan
mudah berinteraksi dengan orang lain.
d.
Anak harus optimis bahwa dia bisa seperti
teman-temanya yang berhasil.
e.
Adapun cara alternatif untuk membantu menyelesaikan
masalahnya dalam bidang akademiknya dengan memberikan pelatihan sebagai berikut
:
No
|
Minggu ke-
|
Materi
|
Layanan
|
1
|
Pertama
|
Pelatihan penjumlahan,
pengurangan, penjumlahan dan pembagian
|
Bimbingan
Pribadi
|
2
|
Pertama
|
Pengerjaan mengukur Sudut
|
Bimbingan
Pribadi
|
3
|
Kedua
|
Pengerjaan Hitung Bilangan Bulat
|
Bimbingan
Pribadi
|
4
|
Kedua
|
Pengukuran Volume
|
Bimbingan
Pribadi
|
E.
Treatment
Dari
alternatif penyelesaian tersebut, yang sudah di implementasikan kepada siswa,
yakni :
1.
Memberikan dorongan dan nasehat agar siswa mempunyai motivasi untuk belajar
matematika
2.
Siswa sudah mulai mengatur waktu untuk belajar dan bermain
3.
Siswa sudah mulai untuk mengungkapkn keluh kesahnya dengan orang dekat tentang
masalah yang dihadapinya
4.
Siswa berusaha untuk berbicara dengan orang tua (ibu) tentang masalah yang dihadapi
F.
Follow Up
Usaha yang di lakukan guru BK untuk
mengikuti perkembangan peserta didik setelah peserta didik mengambil suatu
keputusan sendiri untuk bertindak. Selain itu dalam upaya tindak lanjut guru
juga mengevaluasi keberhasilan atau tidaknya upaya bantuan yang di berikan
kepada peserta didik tentang masalah pribadi, belajar dan juga sosial yang di
hadapi.
Untuk mengatasi masalah pribadi
peserta didik, guru dapat memberikan motivasi dan support kepada siswa agar
siswa lebih termotivasi sehingga percaya dirinya bisa tumbuh.
Sedangkan untuk mengatasi masalah
dalam belajarnya, guru bisa membantu membuat jadwal secara terinci yang
bersifat rutinitas yang nantinya akan membantu peserta didik untuk lebih bisa
memanfaatkan waktu belajar sebaik mungkin. Serta lebih sering menunjukan
peserta didik untuk aktif dan fokus dalam mengikuti pelajaran di kelas, seperti
menunjuk ke depan kelas untuk mengerjakan soal atau menjawab soal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar