PERBEDAAN HAKIKAT MANAJEMEN
DAN KEPEMIMPINAN
MAKALAH
Untuk
Memenuhi Tugas Matakuliah Kepemimpinan Pendidikan
yang
dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, M.Pd
Oleh:
1.
Amalia Salsabilla (170131601092)
2.
Meiron Yikwa (170131601108)
3.
Wulan Roudhotul Nasikhah (170131601025)

UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Desember,
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena anugerah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang pembahasan perbedaan hakikat manajemen
dan kepemimpinan guna memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan pendidikan yang
dibimbing oleh dosen kami Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, M.Pd.
Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan dapat
membawa manfaat bagi para pembaca sebagai bahan referensi makalah kedepannya
juga dapat meningkatkan pengetahuan tentang bahasan yang kami rangkum dari
makalah ini.
Berbagai kendala kami alami untuk menyusun makalah ini
dapat teratasi dengan adanya bantuan, bimbingan, dari semua pihak terutama
dosen Kepemimpinan Pendidikan yang selalu membimbing dalam penyusunan makalah
ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini
bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini
agar kedepannya bisa diperbaiki. Karena kami menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna.
Malang, 03 Desember 2018
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat dan Konsep Dasar Manajemen.......................................................3
B. Hakikat dan Konsep Dasar Kepemimpinan.................................................6
C. Hubungan Antara Hakikat Manajemen dan Kepemimpinan.......................8
D. Perbedaan Antara Hakikat Manajemen dan Kepemimpinan.....................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................18
DAFTAR RUJUKAN...........................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen
akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan
oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang
atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin
adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan
percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang
lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu
mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan,yaitu
memperngaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan
untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang
diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Dalam implementasinya kepemimpinan yang berhasil adalah yang mampu
menumbuhkan kesadaran bawahannya untuk melakukan peningkatan-peningkatan mutu
kinerja dan tercapainya kerja sama dalam kelompok-kelompok untuk meningkatkan
mutu kinerja masing-masing kelompok secara terpadu. Adanya kerja sama kelompok
merupakan salah satu kunci keberhasilan. Dalam proses tersebut pimpinan
membimbing, memberi pengarahan, memperngaruhi perasaan dan perilaku orang lain,
memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang
diingini bersama. Semua yang dilakukan pemimpin harus bisa dipersepsikan oleh
orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang tersebut untuk
dapat meningkatkan mutu kinerjanya.
1
2
Sebagai seorang pemimpin harus selalu dapat memotivasi anggota
bawahannya untuk melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Kalau setiap melakukan
pekerjaan dengan baik itu harus dengan peintah pimpinan, dan kalau tidak ada
perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu
kinerja yang terus menerus akan sulit diwujudkan. Oleh karena itu, agar
kepemimpinan itu selain untuk memberi pengarahan atau perintah tentang hal-hal
yang perlu ditingkatkan mutunya, juga perlu menumbuhkan motivasi kepada
bawahannya agar selalu berupaya meningkatkan mutu kinerjanya masing-masing
secara individual maupun secara kelompok.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
hakikat manajemen?
2.
Apa yang dimaksud dengan
hakikat kepemimpinan?
3.
Apa hubungan antara
manajemen dan kepemimpinan?
4.
Apa perbedaan dari hakikat
manajemen dan kepemimpinan?
C. Tujuan
1.
Untuk menjelaskan pengertian
dari hakikat manajemen.
2.
Untuk menjelaskan pengertian
dari hakikat kepemimpinan.
3.
Untuk menjelaskan hubungan
antara manajemen dan kepemimpinan.
4.
Untuk menjelaskan perbedaan
dari hakikat manajemen dan kepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat dan Konsep
Dasar Manajemen
Manajemen dalam bahasa inggris berarti mengelola atau mengatur. Menurut
Fattah (2015: 1), manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi.
Manajemen sebagai ilmu merupakan bidang pengetahuan yang secara sistematik
berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Manajemen sebagai
kiat seperti pernyataan Follet merupakan hal yang dapat mencapai sasaran
melalui cara-cara dengan mengatur orang lain dalam menjalankan tugas. Manajemen
sebagai profesi menjelaskan adanya landasan keahlian khusus untuk mencapai
suatu prestasi manajer dan para profesional dengan dituntun oleh sebuah kode
etik.
Manajemen merupakan suatu sistem yang setiap komponennya menampilkan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen sebagai sistem memiliki
fungsi-fungsi pokok yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Menurut Hikmat (2014: 11), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh
sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan orang yang memimpin organisasi disebut manager.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan
mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah
laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam
bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau
kelompok.
3
4
Menurut Andang (2014) secara garis besar, konsep dasar manajemen bisa
dilihat dari 4 sudut pandang, yaitu :
1.
Manajemen sebagai ilmu
Manajemen telah
dipelajari sejak lama, dan dikembangkan atau diteliti dengan metode ilmiah
sebagai suatu ilmu pengetahuan yang telah di kumpulkan secara sistematis,
diorganisasi dan diterima kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya metode
ilmiah yang dapat digunakan dalam setiap penyelesaian masalah dalam manajemen.
Metode ilmiah pada hakikatnya meliputi urutan kegiatan :
a.
Mengetahui adanya persoalan
b.
Mendefinisikan persoalan
c.
Mengumpulkan fakta, data, dan informasi
d.
Menyusun alternatif penyelesaian
e.
Mengambil keputusan dengan memilih salah
satu alternatif penyelesaian
f.
Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut
Manajemen sebagai ilmu
digunakan untuk menjelaskan dan menerangkan berbagai fenomema-fenomena yang
ada, sehingga bisa memberi arahan kepada manajer terhadap apa yang seharusnya
mereka kerjakan.
2.
Manajemen Sebagai Seni
Manajemen juga dianggap
sebagai seni. Hal ini disebabkan oleh kepemimpinan memerlukan kharisma,
stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antar manusia
untuk dapat menggerakkan orang lain guna mencapai tujuan organisasi, yang
semuanya itu banyak ditentukan oleh bakat seseorang. Beberapa hal diatas sulit
untuk dipelajari sehingga membutuhkan seni untuk dapat menguasainya.
3.
Manajemen sebagai profesi
Hampir dalam semua kegiatan, agar dapat mencapai
tujuan organisasi maka perlu adanya manajerial (orang yang mengaturnya),
5
karena dalam pekerjaan apapun harus dicapai secara efisien dan efektif.
Kegiatan itu membutuhkan orang yang memiliki kemampuan manajerial, sehingga
manajemen sekarang sudah dipandang sebagai sebuah profesi.
Dalam bukunya “Organizational Socialization and The
Profession of Management” Edgar H Schein menguraikan karakteristik sesuatu yang
bisa disebut sebagai profesi:
1)
Ditujukan dengan adanya
pendidikan-pendidikan yang ditujukan untuk
mendidik pesertanya menjadi seorang professional di bidangnya seperti
Pendidikan Akademi Manajemen.
2)
Orang dapat mencapai sebuah standar
profesi tertentu yang bukan karena didasarkan atas keturunan, suku bangsa atau
ras, agama, atau kriteria-kriteria subjektif lainnya.
3)
Adanya sebuah kode etik yang jelas.
4.
Manajemen Sebagai Proses
Dalam upayanya mencapai tujuan, manajemen
mempergunakan berbagai aktivitas yang tidak bisa dipisahkan antara satu
kegiatan dengan kegiatan yang lain. Prinsip manajemen sebagai proses lebih
mengarah kepada proses dalam mengelola serta mengatur pelaksanaan sebuah
pekerjaan ataupun serangkaian kegiatan yang tujuannya untuk merealisasikan
tujuan. Proses manajemen sendiri terdiri atas beberapa tindakan seperti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta pengendalian yang juga
merupakan fungsi dari manajemen itu sendiri. Manajemen diperlukan oleh semua
organisasi karena tanpa manajemen, usaha-usaha akan sia-sia dan pencapaian
tujuan akan lebih sulit. Ada 3 (tiga) alasan utama diperlukannya manajemen :
a)
Untuk mencapai tujuan.
b)
Untuk menjaga keseimbangan di antara
tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
c)
Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas.
6
- Hakikat dan Konsep Dasar
Kepemimpinan
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa
manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat
dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan
alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat
rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Menurut Basri (2014) kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting
tentang kepemimpinan, yaitu mempengaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan
dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya,
agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang
memimpinnya.
Dalam proses tersebut pimpinan membimbing,
memberi pengarahan, mempengaruhi perasaan dan perilaku orang lain,
memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk bekerja menuju sasaran yang
diingini bersama. Semua yang dilakukan pimpinan harus bisa dipersepsikan oleh
orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan kepada orang-orang itu untuk
dapat meningkatkan mutu kinerjanya. Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan
mempunyai peran yang sangat penting.
Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan
untuk menumbuhkan nilai-nilai baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau
memberi pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu
keharusan yang mulia, dan lain sebagainya. Dengan nilai-nilai baru yang
dimiliki itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk berbuat yang lebih bermutu.
Dalam ilmu pendidikan ini masuk dalam kawasan affective.
7
Menurut Farah (2013) kepemimpinan
pada hakekatnya dapat muncul di mana pun, apabila ada unsur-unsur: (1) ada
orang yang memimpin atau mempengaruhi, (2) ada orang yang dipengaruhi atau
pengikut, bawahan atau kelompok yang mau dikendalikan, (3) adanya kegiatan
tertentu dalam menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan bersama, dan (4)
adanya tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian tindakan.
Dengan demikian kepemimpinan sesungguhnya terdapat di
dalam setiap sistem sosial, mulai dari sistem sosial yang terkecil, yaitu
keluarga, kelompok, organisasi, institusi, sampai pada komunitas.
Menurut Kartono &
Kartini (2014) hakekat kepemimpinan adalah suatu kemampuan, proses, tindakan
atau fungsi yang pada umumnya digunakan untuk mempengaruhi orang-orang lain
untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Hal ini
dapat juga merupakan aplikasi kekuasaan yang dipraktekkan sehingga mengikat
orang lain berdasar kemampuannya untuk membujuk, menjelaskan, dan menyimpulkan
sesuatu yang harus dilakukan.
Dari beberapa definisi
kepemimpinan dapat disimpulkan yaitu bahwa kepemimpinan adalah proses sekaligus
atribut. Sebagai sebuah proses berfokus pada apa yang selanjutnya dilakukan
pemimpin. Kepemimpinan adalah penggunaan pengaruh tanpa paksaan untuk membentuk
tujuan-tujuan guru atau organsisasi, memotivasi perilaku ke arah pencapaian
tujuan-tujuan tersebut, dan membantu mendefinisikan budaya kelompok atau
organisasi. Sebagai atribut, kepemimpinan adalah sekelompok karakteristik yang
dimiliki oleh individu yang dipandang sebagai pemimpin. Jadi, pemimpin adalah
individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan
kekerasan; pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai
pemimpin.
8
- Hubungan Hakikat Kepemimpinan
dan Manajemen
Manajemen adalah bagian integral dari kepemimpinan.
Sesungguhnya, dapatlah dikatakan bahwa manajemen tidak bisa dipisahkan dari
kepemimpinan, dan sebaliknya. Dalam kaitan ini, berbicara tentang manajemen
berarti berbicara tentang kepemimpinan, karena pada saat pemimpin melaksanakan
upaya memimpin, ia memanejemeni. Uraian kali ini akan membahas pokok tentang
hubungan kepemimpinan dengan manajemen, sebagai upaya untuk menegaskan
mekanisme integral dari kepemimpinan dan manajemen seperti yang telah tekankan
di atas.
Dalam upaya memperjelas mekanisme keterhubungan
dimaksud, di sini akan diulas tujuh hal penting seputar hubungan manajemen dan
kepemimpinan menurut Mulyasa (2014), yaitu antara lain: (1) Tempat manajemen
dalam kepemimpinan; (2) Pemimpin dan manajemen; (3) Manajer dan manajemen; (4)
Administrator dan manajemen dalam kepemimpinan; (5) Bawahan dan manajemen; (6)
Manajemen dalam organisasi; dan (7) Manajemen dan upaya memimpin.
1.
Tempat Manajemen Dalam Kepemimpinan
Manajemen seperti telah disinggung sebelumnya adalah
fungsi umum kepemimpinan. Sebagai fungsi umum, manajemen menjelaskan mengenai
aspek substansial dan praksis kepemimpinan, yang berhubungan dengan pelaksanaan
kepemimpinan secara nyata atau aktual. Dalam kaitan ini, manajemen dapat
disebut sebagai seni kepemimpinan. Sebagai seni kepemimpinan, ada tujuh aspek
dalam manajemen yang berhubungan langsung dengan kepemimpinan secara praksis,
yaitu antara lain:
a.
Manajemen adalah seni bekerja sama
b.
Manajemen adalah seni pemenuhan kebutuhan
c.
Manajemen adalah seni penggalangan
d.
Manajemen adalah seni mempengaruhi
e.
Manajemen adalah seni menyampaikan
perintah atau komunikasi
9
f.
Manajemen adalah seni membuat masa depan
organisasi
g.
Manajemen adalah seni mendayagunakan
sumber-sumber
Menegaskan hubungan kepemimpinan dan manajemen ini,
dapatlah dikatakan bahwa kepemimpinan dalam kaitan ini mewadahkan manajemen,
dan manajemen adalah pembuktian bagi aktualisasi pelaksanaan kepemimpinan, atau
praksis kepemimpinan dari tujuh aspek seperti yang telah disinggung di atas.
Dengan ini dapatlah dikatakan bahwa manajemen membutikan bahwa kepemimpinan
sedang terlaksana, karena kepemimpinan hanya berjalan dengan adanya pelaksanaan
manajemen.
2.
Pemimpin Dan Manajemen
Hubungan pemimpin dan manajemen dapat dilihat dari dua
sudut pandang. Pertama, Dari perspektif posisi tugas, seorang pemimpin puncak
(top leader) dapat disebut sebagai manajer puncak, atau manajer eksekutif
(executive manager). Penyebutan seperti ini menjelaskan tentang peran pemimpin
sebagai seorang manajer puncak, yang tidak berarti bahwa pemimpin ada pada
posisi manajerial. Kedua, Dari perspektif hubungan pelaksanaan kepemimpinan,
telah dikatakan bahwa pemimpin tatkala melaksanakan upaya memimpin sesungguhnya
ia sedang melaksanakan tindakan memanejemeni.
Dalam perspektif kepemimpinan ini tatkala pemimpin
memanajemeni, ia sedang melaksanakan “seni bekerja sama, seni pemenuhan
kebutuhan, seni merangkum, seni mempengaruhi, seni memerintah, seni membuat
peta keinginan masa depan organisasi, dan seni menggunakan sumber-sumber” yang
dibuktikan dengan melaksanakan upaya memimpin (actuating). Upaya memimpin ini
adalah bukti adanya kepemimpinan yang sedang telaksana.
3.
Manajer Dan Manajemen
Manajer dalam hubungan dengan menajemen menjelaskan
tentang substansi tugas yang ada padanya. Pada satu sisi, manajer ada pada
posisi tugas pelaksana kepemimpinan dengan membantu pemimpin
10
memimpin pekerjaan yang bersifat departemenal. Di sini manajer adalah
kepala atau pemimpin suatu departemen atau unit kerja dalam suatu organisasi.
Pada sisi yang bersifat lebih substansial, manajemen adalah tugas seorang
manajer yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas kepemimpinan pada aras
manajerial. Tentu tatkala melaksanakan tugasnya, manajer memanejemeni, tetapi
perbedaannya, ialah bahwa ia memanejemeni tugasnya atas nama pemimpin yang
mendelegasikan tugas manajerial kepadanya.
4.
Administrator Dan Manajemen Dalam
Kepemimpinan
Administrator yang telah dijelaskan sebagai pelaksana
tugas-tugas khusus kepemimpinan adalah ujung tombak dari tugas manajemen.
Sebagai ujung tombak kepemimpinan, administrator adalah pelaksana tugas
kepemimpinan pada aras operasional. Dalam hubungan penyebutan posisi
tugas dan peran administrator, hal ini tergantung pada besar kecilnya
organisasi dimana kepemimpinan dijalankan. Apabila organisasinya besar,
administrator dapat disebut sebagai manajer lapangan, dan sebaliknya bila
organisasinya kecil, administrator dapat menjadi pelaksana tugas langsung, baik
sebagai sekretaris atau tugas lapangan yang lainnya.
5.
Bawahan Dan Manajemen.
Bawahan dan para bawahan adalah pelaksana tugas yang
ditempatkan pada unit kerja yang dipimpin oleh seorang administrator atau
manajer tugas yang menyentuh pekerjaan secara langsung di lapangan. Dalam
hubungan dengan manajemen, para bawahan akan selalu ditempatkan pada suatu unit
tugas,yang menyetuh pekerjaan secara langsung. Sifat pekerjaan langsung ini
dapat berupa tugas dasar, tugas utama mau pun tugas pendukung.
6.
Manajemen Dalam Organisasi
Dalam hubungan dengan organisasi, manajemen adalah
istilah yang sering identik atau idiom dengan kepemimpinan. Misalnya tatkala
orang menyebut manajemen sewaktu menjelaskan kata
11
“manajemen dari organisasi ini atau itu” sesungguhnya ia menunjuk kepada
kepemimpinan dari organisasi atau pun sistem kepemimpinan dalam suatu
organisasi.
7.
Manajemen Dalam Upaya Memimpin.
Pemimpin dalam menerapkan manajemen menyentuh upaya
memimpin seperti yang telah disinggung di atas. Dengan demikian, hubungan
pemimpin dalam memanejemeni kepemimpinan akan sangat terlihat dalam upaya
memimpin yang menyentuh bidang berikut:
a.
Pemimpin memastikan bahwa ia mengkoordinir
kepemimpinan dengan menggerakkan unsur SDM dan mengelola semua sumber
menggerakkan semua kompenen untuk terlibat dalam kerja secara sinergis dan
simultan.
b.
Pemimpin memastikan bahwa ia mendasarkan
semua upaya memimpin di atas suatu perencanaan strategis yang lengkap.
c.
Pemimpin harus memastikan adanya
pengorganisasian tugas dan penempatan SDM yang tepat bagi semua tugas yang
dibuktikan dengan adanya delegasi dan penugasan yang benar dan baik. Dalam
hubungan ini, pemimpin harus memastikan bahwa semua unsur pendukung tersedia
dan dapat digunakan dalam upaya memimpin. Pemimpin di sini juga harus
memastikan adanya komunikasi yang jelas dan lancar dalam seluruh sistem
organisasinya.
d.
Pemimpin harus memimpin dengan
menggerakkan semua komponen SDM terlibat dalam pelaksanaan yang bergerak kerja
secara sinergis dan simutan ke arah produktivitas optimal (pencapaian hasil
kerja optimal) dengan menggunakan strategi dan taktik yang andal.
e.
Pemimpin harus memastikan pelaksanaan
kerja dengan melaksanakan supervisi atau pengawasan dan evalusi untuk
refinesasi kerja dalam kepemimpinan guna memperlancar upaya
12
memimpin yang ditanganinya secara bersinambung ke arah pencapaian tujuan
organisasi.
- Perbedaan Hakikat Manajemen dan
Kepemimpinan
Kepemimpinan dan manajemen sering kali disamakan
pengertiannya oleh banyak orang. Pada hakikatnya kepemimpinan mempunyai
pengertian agak luas dibandingkan dengan manajemen. Dalam arti yang luas
kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku
dalam suatu organisasi atau kantor tertentu. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik
perorangan maupun kelompok. Disini, menurut kami kepemimpinan tidak harus
dibatasi oleh aturan-aturan atau tata karma birokrasi. Kepemimpinan tidak harus
diikat dalam suatu organisasi tertentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi di
manasaja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi orang-orang
lain ke arah tercapainya tujuan tertentu.
Seorang ulama dapat diikuti orang lain dan memiliki
pengaruh yang besar terhadap orang-orang di daerahnya, tidak harus terlebih
dahulu diikat oleh aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan organisasi yang
sering dinamakan birokrasi. Konkretnya seorang kiai atau ulama, dengan
pengaruhnya yang besar, mampu mempengaruhi tingkah laku seorang Bupati Daerah,
di dalam memimpin daerahnya, sehingga tidak harus pegawai itu menjadi pegawai
di Kabupaten.
Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan tidak harus terjadi dalam suatu organisasi tertentu. Apabila
kepemimpinan dibatasi oleh tata krama birokrasi atau dikaitkan dalam suatu
organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen.
Dari penjelasan di atas, maka dapat saja terjadi
seorang manajer berperilaku sebagai seorang pemimpin, asalkan dia mampu
mempengaruhi perilaku orang-orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi
seorang pemimpin belum tentu menyandang manajer untuk mempengaruhi
13
perilaku orang lain. Dengan kata lain, seorang leader atau pemimpin belum
tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa berperilaku sebagai seorang
leader atau pemimpin.
Menurut Nurmaini, Usman, & Tomo (2014) istilah
kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang mana artinya bimbing atau
tuntun. Dari kata tersebut lahirlah kata kerja “memimpin” atau bisa juga
membimbing atau menuntun. Sedangkan kata bendanya “pemimpin”
yang punya arti orang yang dapat memimpin. Dalam kepustakaan ilmu administrasi
kita sering menjumpai istilah manajemen yang merupakan inti dari administrasi,
karena manajemen merupakan alat pelaksana yang utama dalam administrasi. Dalam
bahasa asing pemimpin dikenal dengan istilah leader, sedangkan kepemimpinan
dikenal dengan leadership. Meskipun kepemimpinan dengan management tidaklah
sama tetapi kedua hal ini tidak dapat terpisahkan. Adapun perbedaan dari
keduanya yaitu :
1.
Kepemimpinan bernuansa serta mengarah
kepada kemampuan individu, yaitu kemampuan muncul dari kemampuan dari seorang
pemimpin. Sedangkan manajemen mengarah kepada sistem serta mekanisme
kerja.
2.
Kepemimpinan merupakan suatu kualitas
hubungan atau interaksi antara seorang pemimpin dengan pengikut dalam situasi
tertentu, sedangkan manajemen merupakan fungsi status atau wewenang (autority).
Jadi konklusinya kepemimpinan menekankan kepada pengaruh terhadap pengikut
(wibawa) sedangkan manajemen menekankan kepada wewenang yang ada.
3.
Kepemimpinan menggantungkan diri pada
sumber-sumber yang ada dalam dirinya (kemampuan serta kesanggupan) dalam
mencapai tujuan adapun manajemen mempunyai kesempatan untuk mengerahkan dana
serta daya (fund and forces) yang ada di dalam organisasi untuk mencapai suatu
tujuan secara efisien serta efektif.
4.
Kepemimpinan diarahkan untuk mewujudkan
suatu keinginan seorang pemimpin, walaupun tujuan akhirnya akan mengarah kepada
14
ketercapaiannya suatu tujuan organisasi, sedangkkan manajemen mengarah
kepada tercapainya tujuan organisasi secara langsung.
5.
Sifat kepemimpinan lebih kepada sifat hubungan
personal yang berpusat kepada diri sendiri seorang pemimpin, pengikut dan
situasi, sedangkan manajemen lebih bersifat kepada impersonal (input) logika,
rasio, budget, analisis dan kuantitatif.
Berikut perbedaan kepemimpinan dan manajemen menurut Bagire
& Julian (2013) yaitu:
a.
Perbedaan kepemimpinan dan manajemen
berdasarkan tugas.
PERBEDAAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
BERDASARKAN TUGAS
|
||
no
|
Kepemimpinan
|
Manajemen
|
1
|
Mengarahkan pada kemampuan individu
|
Mengarahkan pada sistem dan mekanisme
|
2
|
Merupakan kualitas hubungan
|
Merupakan fungsi status kewenangan
|
3
|
Diarahkan untuk mencapai keinginan
|
Diarahkan untuk mencapai tujuan
|
4
|
Bersifat hubungan personal
|
Bersifat hubungan inpersonal
|
5
|
Menggantungkan diri pada sumber yang ada
pada dirinya
|
Menggantungkan diri pada daya dan dana yang ada
|
Manajemen dan leadership adalah dua kata yang
mempunyai arti yang hampir sama . Namun pada hakekatnya terdapat perbedaan.
Manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha
15
orang-orang lain. Atau manajemen adalah orang senantiasa memikirkan
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Manajemen dapat diterapkan
pada setiap organisasi (organisasi perusahaan,pendidikan, rumah sakit,politik
dsb) .
Manajemen merupakan jenis pemikiran yang khusus dari
kepimpinan di dalam usahanya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan dapat
digunakan setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi.
Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu organisasi tertentu, melainkan
kepemimpinan bisa terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan
kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang kearah tercapainya tujuan
tertentu.
Apabila kepemimpinan dibatasi oleh tata karma
birokrasi atau dikaitkan dalam suatu organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen.
Dari penjelasan diatas dapat saja terjadi seorang manajer berperilaku sebagai
seorang pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk
mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu harus menyandang
jabatan manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata lain
seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang
manajer bisa berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin.
b.
Perbedaan kepemimpinan dan manajemen
berdasarkan karakteristiknya.
Karakteristik Kepemimpinan
|
Karakteristik Manajemen
|
Strategik dan berorientasi pada orang
|
Taktikal dan berorientasi pada organisasi
|
Menetapkan arah dan tujuan
|
Merencanakan dan mengkordinasikan kegiatan
|
Memotivasi dan menginspirasi orang
|
Administratif dan menjaga kelangsungan sistem
|
Membentuk prinsip
|
Merumuskan prinsip
|
Membangun tim dan mengembangkan talenta mereka
|
Mengalokasikan dan mendukung sumber daya manusia
|
Mengembangkan peluang baru
|
Pemecahan masalah
|
Mempromosikan inovasi dan penemuan baru
|
Memastikan kesesuaian standar dan prosedur
|
Memberdayakan dan membina
|
Memerintah dan mengarahkan orang
|
Perspektif jangka panjang
|
Merinci jangka pendek
|
Pemahaman tentang perbedaan kepemimpinan dan manajemen
ini sangat penting dalam mengoperasikan sebuah organisasi. Kepemimpinan dan manajemen
seharusnya berjalan secara beriringan. Untuk menjadi Manajer yang baik
diperlukan keterampilan dalam kepemimpinan. Sedangkan untuk menjadi pemimpin
yang efektif, dibutuhkan keterampilan manajemen untuk mencapai visinya.
Perbedaan
manajemen dan kepemimpinan menurut Kotler (2014).
Manajemen
|
Kepemimpinan
|
Menetapkan sasaran operasional, membuat rencana tindakan berdasarkan
jadwal, dan mengalokasikan sumber daya.
|
Menyusun visi masa depan dan strategi untuk membuat perubahan yang
dibutuhkan.
|
Mengorganisasi dan menugaskan (menentukan struktur, menugaskan orang ke
berbagai pekerjaan).
|
Mengkomunikasikan dan menjelaskan visi.
|
Memantau hasil dan menyelesaikan masalah.
|
Memotivasi dan memberi inspirasi kepada orang lain untuk mencapai visi
itu.
|
Pada hakikatnya kepemimpinan dan
manajemen saling melengkapi dan menyempurnakan. Kepemimpinan merupakan sesuatu
yang penting bagi manajer. Para manajer sebagai pimpinan bagi para bawahannya
seyogyanya adalah pemimpin, sehingga tujuan dan sasaran kerja mencapai
efektivitas dan efisiensi optimal. Demikian sebaliknya, pemimpin yang
17
memiliki kemampuan bekerja seperti manajer akan mampu
membawa roda kehidupan pribadi dan organisasi yang dipimpinnya bisa mencapai
batas optimal.
Teori-teori kepemimpinan dengan
demikian dapat diterapkan dalam manajemen. Dalam hal ini manajemen dapat
dianggap sebagai kepemimpinan dalam organisasi. Nawawi (2015) menjelaskan bahwa
kepemimpinan merupakan pengertian yang meliputi segala macam situasi yang
dinamis berikut: (a) seorang manajer sebagai pemimpin yang mempunyai wewenang
untuk memimpin, (b) bawahan yang dipimpin membantu manajer sesuai dengan tugas
masing-masing, dan (c) tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh manajer
bersama-sama bawahannya.
Walaupun kedua hal tersebut berbeda tetapi keduanya
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Apabila kita perhatikan
berbagai macam definisi terkait dengan manajemen yang intinya menyatakan
“getting the work done thorugh other efficiently an effectively” maka jelaslah
bahwa manajemen itu merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
pejabat-pejabat pimpinan (manager) untuk mengerahkan, menggerakan dan
mengarahkan segala sumber (budget dan daya) untuk mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien. Rangkaian tersebut dapat digolongkan ke dalam
berbagai fungsi organik dan fungsi pelengkap sehingga kita menemukan fungsi
manajemen.
George Terry meungungkapkan bahwa fungsi manajemen
terdiri dari planning, organizing, actuating dan controlling. Dimana actuating
berfungsi didalamnya mengandung makna leadership (kepemimpinan yang kemudian
merasuk ke dalam fungsi-fungsi lainnya. Lebih jelas lagi dapat dinyatakan bahwa
sarana-sarana untuk menggerakan (actuating) itu adalah kepemimpinan
(leadership), hubungan secara manusiawi (human relations) dan komunikasi
(comuication). Kepemimpinan merupakan suatu sarana dalam menggerakan
(actuating) serta yang terakhir adalah merupakan suatu fungsi manajemen. Jadi
wajar apabila kepemimpinan itu harus dipelajari oleh para pejabat pimpinan
(manajer).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen merupakan suatu sistem yang setiap
komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan. Manajemen sebagai
sistem memiliki fungsi-fungsi pokok yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa
manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat
dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi
pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan
alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat
rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan
untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Manajemen adalah bagian integral dari kepemimpinan.
Sesungguhnya, dapatlah dikatakan bahwa manajemen tidak bisa dipisahkan dari
kepemimpinan, dan sebaliknya. Kepemimpinan dan manajemen sering kali disamakan
pengertiannya oleh banyak orang. Pada hakikatnya kepemimpinan mempunyai
pengertian agak luas dibandingkan dengan manajemen. Dalam arti yang luas
kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan tidak hanyaterbatas berlaku dalam
suatu organisasi atau kantor tertentu. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam
suatu organisasi tertentu. Melainkan kepemimpinan bisa terjadi di manasaja,
asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi orang-orang lain ke
arah tercapainya tujuan tertentu. Walaupun kedua hal tersebut berbeda tetapi
keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
18
DAFTAR RUJUKAN
Andang.
2014. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Jogjakarta:Ar
Ruzz Media.
Basri. 2014.
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung:CV
Pustaka Setia.
Bagire and
Julian. 2013. “Managerial Skills, Financial Capability
and Strategic Planning in Organization”. Dalam American Journal of
Industrial
and Bussiness Management, Vol 3, Hal
480-487.
Farah. 2013.
“School Management: Characteristics of Effective
Principal”. Dalam International
Journal of Advancements in Research &
Technology, Vol 2, No 10,
Hal 168-174.
Fattah.
2015. Landasan Manajemen Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Hikmat.
2014. Manajemen Pendidikan. Bandung:
CV. Pustaka Setia.
Kartono
& Kartini. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan.
Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Kotler. 2014. Dasar-Dasar
Kepemimpinan. Jilid 1 Edisi 3. Jakarta:
CV.Intermedia.
Mulyasa.
2014. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Nawawi. 2015. Kepemimpinan
yang Efektif. Yogyakarta. UGM Press
Nurmaini,
Usman, dan Tomo. 2014.”Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam
Pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah”.
Jurnal
Pendidikan
Pembelajaran. Vol 3, No. 7, Hal 1-16.
19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar