Selasa, 05 November 2019

LAPORAN OBSERVASI KERJA SAMA SEKOLAH DENGAN DUDI DI SMKN 8 MALANG


KERJA SAMA SEKOLAH DENGAN DUDI DI SMKN 8 MALANG
Laporan Observasi
Disusun untuk memenuhi Matakuliah Manajemen Hubungan Masyarakat
yang dibina oleh Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd dan 
Ibu Rochmawati, S.Pd., M.Pd



Oleh:

Desi Retno Nugraheni                        (170131601015)
Meiron Yikwa                                     (170131601108)
Nur Aida Indah E.                              (170131601060)
Wulan Roudhotul Nasikhah               (170131601025)






                                                                                                                       



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
April, 2019
DAFTAR ISI

                                                                                                            Halaman
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI                                                                                                  i
DAFTAR GAMBAR                                                                                               ii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang                                                                                           
B.       Rumusan Masalah                                                                                     
C.       Tujuan                                                                                                       
D.      Manfaat                                                                                                      
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.      Pengertian Kerja Sama Sekolah dengan DUDI                                         
B.       Bentuk-bentuk Kerja Sama Sekolah dengan DUDI                                  
C.       Tujuan Kerja Sama Sekolah dengan DUDI                                            
D.      Keuntungan yang Diperoleh Sekolah Melalui Kerja Sama
dengan DUDI                                                                                            
E.       Strategi dalam Mendukung Kerja Sama Sekolah dengan DUDI              
BAB III METODE                                                                                      
BAB IV TEMUAN LAPANGAN                                                               
BAB V PEMBAHASAN                                                                             
BAB VI PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                                
B.     Saran                                                                                                          
DAFTAR RUJUKAN                                                                                   
LAMPIRAN                                                                                                   

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Kerjasama sekolah dengan Dunia Usaha dan Industri (DU/DI) merupakan sebuah program pembelajaran dan bisnis yang dapat memberikan keuntungan dari kedua belah pihak. Kerjasama dilakukan selain karena tuntutan kurikulun juga sebagai upaya pengembangan ketrampilan peserta didik dalam bentuk kerja nyata industri. Dengan harapan bisa memberikan keuntungan bagi industri untuk memanfaatkan mereka sebagai tenaga kerja bantu baik ditingkat operasional maupun industri.
            Pola kerjasama dilakukan secara berkesinambungan, dan sekolah harus berinisiatif dalam menginformasikan pada pihak industri mengenai jadwal dan waktu pelaksanaan prakerin. Sehingga antara pihak sekolah dan industri bisa membuat komitmen berupa MOU. Sebagai panduan pola kerjasama bisa dilengkapi dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang lebih detail untuk meminimalisir kesalahpahaman diantara kedua belah pihak. Pola kerja sama ini merupakan inisiatif awal dari sekolah dengan mendatangi industri untuk mencari kebutuhan kompetensi yang bisa mendorong kemajuan industri dan kemajuan kemampuan peserta didik. Proses pelaksanaan kerjasama akan ditangani langsung oleh pihak unit pelaksana teknis produksi dan training dibawah naungan bidang kerja sama dan pelayanan industri disetiap Sekolah Kejuruan (SMK).
            Perhatian yang besar terhadap  pendidikan kejuruan tentu saja terkait dengan prinsip-prinsip pendidikan kejuruan, seperti yang diidentifikasi oleh Barlow dalam Murniati & Usman (2009:20), yaitu: (1) Pendidikan kejuruan adalah suatu suatu perhatian rasional tenaga kerja, pendidikan industri, pertanian dan bantuan pemerintah, kebutuhan ekonomi merupakan suatu kerangka nasional dari pendidikan kejuruan; (2) Pendidikan kejuruan memelihara pertahanan umum dan memajukan kesejahteraan umum; (3) Pendidikan kejuruan mempersiapkan remaja dan dewasa, merupakan suatu tanggung jawab sekolah pemerintah, demokratisasi pendidikan dimana pemerintah memperlihatkan industri yang baik untuk kebutuhan pendidikan kejuruan pada industri pendidikan sekolah pemerintah; (4) Pendidikan kejuruan memerlukan suatu pendidikan dasar; (5) Pendidikan kejuruan direncanakan dan dipimpin dalam kerjasama yang erat dengan pengusaha dan industri; (6) Pendidikan kejuruan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang bernilai dalam pasar tenaga kerja; (7) Pendidikan kejuruan memberikan pendidikan lanjutan untuk anak remaja dan dewasa.
            Hal ini bisa disimpulkan bahwa prinsip kerja sama industri dengan sekolah mempunyai tujuan untuk memepercepat waktu penyesuaian bagi lulusan Sekolah Kejuruan (SMK) dalam memasuki dunia kerja yang akhirnya akan meningkatkan mutu sekolah. Sehingga mampu menarik perhatian pihak masyarakat maupun pihak sekolah dalam menarik pelanggan. Untuk itu sekolah harus pandai-pandai dalam memajukan kemampuan peserta didik dengan bekerja sama dengan industri-industri yang terpandang, sehingga akan terjalin sebuah kerja sama yang baik.

B.     Rumusan Masalah
            Rumusan masalah dari laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari kerja sama sekolah dengan DUDI?
2.      Apa bentuk-bentuk kerja sama sekolah dengan DUDI?
3.      Apa tujuan kerja sama sekolah dengan DUDI?
4.      Apa keuntungan dari kerja sama sekolah dengan DUDI?
5.      Bagaimana strategi kerja sama sekolah dengan DUDI?

C.    Tujuan
            Tujuan dari penulisan laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk menjelaskan pengertian kerja sama sekolah dengan DUDI;
2.      Untuk menjelaskan bentuk-bentuk kerja sama sekolah dengan DUDI;
3.      Untuk menjelaskan tujuan kerja sama sekolah dengan DUDI;
4.      Untuk menjelaskan keuntungan kerja sama sekolah dengan DUDI;
5.      Untuk menjelaskan strategi kerja sama sekolah dengan DUDI;

D.    Manfaat
            Manfaat dari penulisan laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1.      Sebagai bahan pertanggungjawaban yang melaporkan mengenai kerja sama sekolah dengan DUDI di SMKN 8 Malang;
2.      Menambah pengetahuan serta wawasan tentang kerja sama sekolah dengan DUDI;
3.      Sebagai gambaran lengkap mengenai kerja sama sekolah dengan DUDI di SMKN 8 Malang;

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
            Menurut Syari, dkk (2018:318) menyatakan bahwa kerjasama adalah jalan keluar untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara yang lebih memudahkan suatu lembaga pendidikan formal. Lebih lanjut menurut Rukmana dalam Ixtiarto dan Sutrisno (2016:60) menyatakan bahwa kerjasama yaitu derajat upaya sesuatu pihak untuk memenuhi keinginan pihak lain.
            Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan menyatakan bahwa setiap sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan dengan input, proses, output dan outcome. Kemitraan sekolah dapat dilakukan dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah seperti perguruan tinggi, sekolah yang setara serta Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) di lingkungannya, sekolah harus mengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan masyarakat, DUDI, alumni dan satuan pendidikan lainnya di dalam maupun di luar negeri. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kerja sama sekolah dengan DUDI merupakan suatu bentuk kerja sama/kemitraan yang dilakukan oleh sekolah dengan DUDI baik di tingkat daerah/lokal, nasional, maupun internasioanal untuk memenuhi kebutuhan sekolah.

B.     Bentuk-bentuk Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
            Menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:23) pelaksanaan kerjasama  dengan DUDI antara lain dapat berupa (1) Validasi Kurikulum. Hal ini dilakukan agar materi kegiatan pembelajaran yang tercakup dalam struktur kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Tujuannya sekolah dapat menyiapkan perangkat kurikulum pada kompetensi keahlian yang dibuka untuk divalidasi industri, sekolah dapat menyerap masukan DUDI untuk diterapkan dalam bentuk kurikulum implementatif /kurikulum industri. (2) Kunjungan Industri (KI), dilakukan untuk memberikan wawasan mengenai dunia kerja yang akan dihadapi oleh siswa sebelum mengikuti program prakerin. (3) Guru Tamu, bertujuan untuk menerapkan proses pembelajaran di sekolah sesuai kebutuhan industri dengan mendapat materi pembelajaran langsung dari DUDI.
            Menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:23) efektivitas kerjasama tersebut dilakukan dalam bentuk (1) Praktek Kerja Industri (Prakerin), yang tujuannya : a) Siswa dapat menguasai kompetensi sesuai dengan bidang keahlian yang disyaratkan DUDI dan mendapatkan pengalaman teknis secara langsung di lini produksi; b) Siswa dapat memiliki etos kerja yang sesuai dengan nilai – nilai yang ada di DUDI; c) DUDI dapat memberdayakan siswa untuk meningkatkan produktifitas yang bernilai  ekonomis; (2) Uji Kompetensi Kejuruan (UKK), tujuannya untuk mengetahui kemampuan/kompetensi guru dan siswa sesuai standard kompetensi di DUDI; (3) On The Job Trainning (OJT) tujuannya guru dapat menambah kompetensi yang diperoleh di industri untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah; (4) Bantuan peralatan praktek dan beasiswa dari industry;Perusahaan umumnya memiliki program berupa pemberian sebagian keuntungannya untuk kepentingan sosial yang salah satunya untuk membantu dunia pendidikan, yang disebut program corporate social responsibility (CSR ); (5) Unit Produksi (UP), untuk menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang mempunyai kemampuan teknis yang tinggi didukung oleh daya analitis yang memadai agar dapat melaksanakan proses produksi mengikuti kaidah-kaidah produktifitas, efisiensi dan kualitas yang tinggi; (6) Recrutment/ Penempatan Tamatan, bursa kerja khusus (BKK) sekolah berkewajiban memfasilitasi/mempertemukan pencari kerja (tamatan/alumni) dengan user (perusahaan pencari tenaga kerja).
            Lebih lanjut menurut Ixtiarto dan Sutrisno (2016:60) bentuk kerjasama antara dunia pendidikan dan dunia industri dalam mengembangkan konsep pendidikan bisa diawali dengan cara menyelaraskan dan menggembangkan komunikasi yang berkelanjutan terhadap kondisi dan perkembangan industri serta kebutuhan kompetensi industri agar dapat disesuaikan dengan program pendidikan pada sekolah menengah kejuruan (SMK), sehingga siswa memperoleh bekal yang cukup dan memadai untuk dapat bersaing pada dunia kerja. Selain hal diatas bentuk kerjasama yang dilakukan sekolah menengah kejuruan adalah melaksanakan program praktik kerja industri (prakerin) bagi peserta didik pada di dunia usaha dan dunia industri.
           
C.    Tujuan Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
            Menurut Kuncoro dalam Ixtiarto dan Sutrisno (2016:61) kemitraan sekolah dengan lembaga lain dalam masyarakat bertujuan: a) membantu sekolah dalam melaksanakan tugas pendidikan; b) memperkaya pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bermacam-macam setting kehidupan; c) mendekatkan kegiatan belajar siswa dengan konteks yang riil di dalam kehidupan sehari-hari; d) membantu sekolah untuk memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat bagi kegiatan pendidikan; e) meningkatkan berkembangnya kemandirian, kreatiftas, sikap toleransi dan keterbukaan para siswa dalam kehidupan belajar; f) meningkatkan kebermaknaan kegiatan belajar siswa bagi perubahan kehidupan dan pemecahan masalah sosial.
            Sedangkan menurut Mulyasa (2012:148) tujuan membangun hubungan dan kerjasama sekolah dengan masyarakat dapat dilihat dua dimensi: (a) Dimensi kepentingan sekolah yang meliputi memelihara kalangsungan hidup sekolah, meningkatkan mutu pendidikan, memperlancar kegiatan belajar mengajar,
dan memperoleh bantuan serta dukungan dari masyrakat dalam rangka pengembangan program-program sekolah; (b) Dimensi kebutuhan masyarakat tujuan pengelolaan hubungan sekola dengan masuarakat adalah memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperoleh kemajuan sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat, dan memperoleh anggota masyarakat yang terampil serta meningkat kemampuannya.

D.    Keuntungan yang Diperoleh Sekolah Melalui Kerja Sama dengan DUDI
            Beberapa keuntungan yang diperoleh dalam rangka meningkatkan kualitas
lulusan SMK melalui kerjasama sekolah dengan DUDI menurut Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) meliputi: (1) siswa secara langsung dapat melihat bagaimana peranan teknologi dalam dunia usaha sehingga setelah lulus kelak tidak canggung lagi berinteraksi dengan proses teknologi dalam dunia usaha; (2) memotivasi siswa SMK untuk berkreasi lebih bagus lagi, dalam artian mereka bisa menemukan inovasi-inovasi baru karena sudah melihat secara langsung; (3) mampu meningkatkan mutu lulusan SMK karena dalam dunia usaha itu yang paling utama adalah disiplin agar dapat secara terus menerus bertahan, misalnya hal kecil mengindikasikan bahwa mutu telah mulai bersemi di sekolah adalah komitmen terhadap disiplin waktu dan belajar, etos kerja, budaya berkompetisi dan berprestasi; (4) lebih mudah mendesain kurikulum yang berbasis kompetensi karena langsung memenuhi tuntutan dunia usaha; (5) pola rekrutmen tenaga kerja tidak akan sulit lagi. Artinya, stakeholders SMK dapat merekomendasikan siapa-siapa siswa yang berprestasi untuk jadi tenaga kerja. Hal ini tidak memerlukan biaya lagi dalam rekrutmen tenaga kerja oleh dunia usaha.
            Lebih lanjut menurut Syari, dkk (2018:316) melalui kerjasama sekolah dengan DUDI diperoleh keuntungan yaitu peserta didik meraih prestasi karena merasa ada tanggung jawab yang besar yang diberikan oleh sekolah dan mereka dipercaya untuk menyelesaikan tugas itu untuk mewakili sekolah tercinta dengan membawa almamater kebanggaan. Dalam hal ini, DUDI sangat membantu sekolah untuk mewujudkan itu karena bagaimanapun sekolah menengah kejuruan tetap membutuhkan kerjasama yang baik dengan pihak luar.


E.     Strategi dalam Mendukung Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
Menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:28) strategi yang dilakukan untuk memberdayakan potensi sekolah dalam mendukung kerjasama dengan DUDI meliputi, (1) sekolah pro aktif menjalin komunikasi dengan DUDI; (2) sekolah mengajukan penawaran proposal ke industri terkait potensi sekolah (penempatan tamatan, OJT guru); (3) sekolah aktif mengikuti kegiatan– kegiatan yang berkaitan dengan pameran/promosi sekolah; (4) memanfaatkan peran-peran tertentu DUDI sebagai guru tamu, tempat prakerin dan outsourching ke industri, (5) DUDI yang bekerjasama dituangkan dalam bentuk MoU.

BAB III
METODE

            Metode yang digunakan dalam observasi ini adalah metode kualitatif. Menurut Prastowo (2012:24) metode kualitatif merupakan metode yang sistematis untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi didalamnya, hasil penelitian yang diharapkan berupa makna dari fenomena yang diamati. Teknik pengumpulan data dalam metode kualitatif ini menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Wawancara adalah percakapan orang-perorang (the person to person) dan wawancara kelompok (group interview). Wawancara dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu peneliti sebagai pewawancara dan subjek penelitian sebagai informan (Ulfatin, 2013:183). Melalui metode wawancara ini, peneliti memberikan sejumlah pertanyaan kepada informan yang berkaitan dengan kerja sama sekolah dengan DUDI di SMKN 8 Malang. Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian atau informan adalah satu guru di SMKN 8 Malang yaitu Ibu Mamik Rahayu, S.Pd. selaku waka humas. Wawancara di SMKN 8 Malang tersebut, dilakukan oleh kelompok pada hari Selasa, 2 April 2019.
            Selain menggunakan metode wawancara, peneliti juga menggunakan metode observasi dengan harapan melalui metode tersebut peneliti dapat menggali informasi lebih mendalam dari informan dengan jalan melakukan observasi langsung di SMKN 8 Malang. Pengamatan atau observasi merupakan teknik yang biasa digunakan dalam pengumpulan data di samping untuk melengkapi teknik wawancara (Rahardjo: 2014). Dalam hal ini pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati kerja sama sekolah dengan DUDI di SMKN 8 Malang. Disamping menggunakan 2 teknik pengumpulan data diatas, kelompok juga  menggunakan teknik studi dokumentasi. Dalam hal ini kelompok mendokumentasi data-data tentang MOU SMKN 8 Malang dengan DUDI.

BAB IV
TEMUAN LAPANGAN

Nama Informan           :  Ibu Mamik Rahayu, S.Pd
Jabatan                        `           :  Waka Humas
Tempat Wawancara    :  Ruang TU SMKN 8 Malang
Waktu Wawancara     :  Selasa, 2 April 201
Pukul                           : 13.00 WIB   
            Berdasarkan observasi yang telah dilakukan kelompok 1 di SMKN 8 Malang diperoleh temuan sebagai berikut: Bentuk dari pelaksanaan kerja sama antara SMKN 8 Malang dengan DUDI meliputi: (1) praktik kerja lapangan; (2) guru tamu; (3) peningkatan kualitas anak-anak di bidang produksi; (4) pemagangan; (4) teaching factory; (5) pengembangan bisnis; (6) dan UKK (Uji Kompetensi Kejuruan). Kriteria yang harus dipenuhi DUDI yang akan bekerja sama dengan SMKN 8 Malang yaitu tergantung pada kebutuhan industri yang sedang dibutuhkan SMKN 8 Malang yang kemudian disesuaikan dengan sumber daya manusia dan kompetensi siswa. Adapun tahapan-tahapan kerja sama SMKN 8 Malang dengan DUDI meliputi tahapan yang panjang, yang terdiri atas: (1) pemenuhan industri untuk siswa prakerin atau praktik kerja lapangan; (2) selanjutnya dilakukan kerja sama; (3) berikutnya tentang pemagangan guru; (4) mengundang narasumber ke sekolah untuk mengisi pembekalan sebagai guru tamu; dan (5) diadakannya kegiatan pada kelas industri. Di SMKN 8 Malang, terdapat industri yang besar seperti Gudang Garam, oleh sekolah di link and match kan melalui Kementrian Perindustrian. Link and match tersebut di dasarkan pada kebutuhan sumber daya manusia di industri dan hanya ada di SMKN 8 Malang terutama di jurusan mekatronika dan elektronika industri.
Rangkaian program yang telah dilakukan SMKN 8 Malang untuk meningkatkan kerja sama dengan DUDI sangat banyak, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan industri masing-masing. Ada Industri RPL, TKJ, elektronika industri, mekatronika. Misal RPL ini werehouse banyak mengambil mereka dari segi untuk kelas industri, anak-anak banyak membantu di bisnis soft werehouse. Jadi, kerja sama antara SMKN 8 Malang dengan DUDI ini terdapat simbiosis mutualisme. Lembaga atau perusahaan tidak akan bekerja sama dengan sekolah A atau sekolah B jika tidak ada simbiosis mutualisme. SMKN 8 Malang mencukupi hal itu, dengan siswa yang berkompeten dan berkualitas melalui rekrutmen, tes dan sebagainya.
Strategi yang dilakukan SMKN 8 Malang untuk memberdayakan potensi sekolah dalam mendukung kerja sama dengan DUDI yaitu dengan mengikutsertakan peserta didik dalam ajang-ajang perlombaan di tingkat nasional maupun tingkat internasional. Contohnya sekolah mengikutkan peserta didik untuk mengikuti lomba di tingkat nasional. Di lomba tingkat nasional juga beberapa kali menjuarai di tingkat provinsi. Sedangkan di tingkat internasional yaitu di India sendiri sekolah menjuarai medali emas. Jika sekolah bisa membawa nama baik maka, industri-industri di sana sendiri pun bisa berpartisipasi/setuju dan membuka peluang untuk siswa-siswa baru dalam bentuk beasiswa. Peserta didik yang diikutkan lomba ke India ini hanya satu siswa mewakili jurusannya. Kendala yang dialami oleh sekolah dalam membangun kerja sama dengan DUDI yaitu dalam hal mengikuti kalender pendidikan dan juga kendalanya dari orang tua peserta didik yang tidak memberikan izin. Dalam hal ini peserta didik dari jurusan TKJ yang diterima kerja jauh dari tempat tinggalnya seperti di Samarinda, Balikpapan, dan Lombok. Ketika peserta didik tersebut sudah diterima kerja dan tinggal berangkat, dari orang tua sendiri tidak memberikan izin dan tidak tega anaknya pergi jauh. Tapi khusus untuk jurusan elektronika dan mekatronika, orang tua dari peserta didik cenderung melepaskan anaknya atau lebih move on. Jadi misalkan anaknya lolos di perusahaan Denso Jepang, orang tua dari peserta didik tersebut cenderung memberikan izin anaknya untuk bekerja di perusahaan itu. Untuk peserta didik yang lolos di Jepang akan mendapatkan pendidikan kemantapan bahasa Jepang di Jakarta selama 6 bulan. Setelah itu mereka akan belajar di Jepang selama 2 tahun.
Keuntungan yang diperoleh SMKN 8 Malang dengan adanya kerja sama dengan DUDI yaitu (1) lowongan pekerjaan bagi peserta didik semakin banyak; (2) terbukanya kesempatan bagi peserta didik untuk masuk perguruan tinggi. Dalam hal ini banyak perguruan tinggi yang meminta MOU ke SMKN 8 Malang. Salah satunya perguruan tinggi UM, POLINEMA, ITS dan termasuk kampus swasta di Malang maupun di luar Malang. Disamping itu, SMKN 8 Malang juga memperoleh keuntungan dalam penyelenggaraan praktik peserta didik, dimana banyak perusahaan yang bersedia memberikan atau mensuport alat-alat yang paling update di bidang industri. Alumni-alumni dari lulusan perguruan tinggi yang tidak mempunyai pekerjaan terkadang kembali lagi ke SMKN 8 Malang. Dari SMKN 8 Malang sendiri berusaha untuk mencarikan pekerjaan bagi mereka, dengan menyalurkan mereka ke industri-industri yang membuka lowongan pekerjaan secara tertutup. Bantuan yang diperoleh SMKN 8 Malang dari DUDI seperti alat-alat industri yaitu alat otomatik industri yang hanya terdapat di perusahaan-perusahaan besar. Karena saat ini, industri memasuki padat modal bukan padat karya. Industri memiliki kecepatan perubahan 180° dibanding kita. Jadi industri tersebut mempunyai kecepatan misalkan kita masih mencapai revolusi 4.0 mereka sudah berada di revolusi 5.0.
            Bentuk peran serta DUDI di SMKN 8 Malang dalam rangka meningkatkan mutu lulusan agar memiliki keterserapan di dunia kerja hanya terbatas pada pemberian workshop. Workshop ini dilaksanakan pada saat peserta didik duduk di kelas 11 dan kelas industri. Langkah yang ditempuh oleh SMKN 8 Malang yaitu dengan memberikan kepuasan pada pelanggan. Selain itu dalam menjalin kerja sama dengan DUDI, SMKN 8 Malang juga mengedepankan pemberian layanan secara prima. Disamping itu SMKN 8 Malang juga berusaha mengedepankan adanya kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Jadi dalam hal ini antara SMKN 8 Malang dengan DUDI saling menjaga komitmen satu sama lain. DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang merupakan DUDI yang memiliki link and match dengan kurikulum. Adapun DUDI yang dimaksud tersebut meliputi Mekatronika di link kan dengan PT ALPAJ, Rekaya Perangkat Lunak (RPL) di link kan dengan Mekamedia, TKJ di link kan dengan PENS. Selain itu masih terdapat banyak lagi DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang seperti Denso, Asmo, Tachi, Advantage, Pama Nusantara, Arthawena, Primapack Lawangmas, Indolacto, Bahaestex, SFE Elektronik, BDF UT, Piranhamas, Adimic, Satos Premium Creamer, Domosindo, Bank Jatim, Electrolux, Indostar Board, PJB, Kusuma Agrowisata, Telkom Indonesia, Indosat, PPPPTK VEDC Malang, Evima, PAMA, Astra International, dll.
Kegiatan prakerin di SMKN 8 Malang dimulai pada tahun 2007. Sedangkan untuk industri-industri besar SMKN 8 Malang masih mengawali kerja sama pada tahun 2017. Untuk indsustri-industri tingkat internasional SMKN 8 Malang mulai menjalin kerja sama pada tahun 2015 sampai sekarang.
            Melalui kerja sama dengan DUDI dalam hal prakerin peserta didik selain belajar attitude juga belajar mengenai uji kompetensi keahlian. Misalkan di PT Indolakto dan PT Krakatau Batam, secara otomatis anak-anak berhubungan langsung dengan mekanisasi yang ada disana, baik budayanya, etikanya, maupun alat yang digunakan perusahaan. Peserta didik yang prakerin mendapat peluang diterima kerja di DUDI apabila mereka betul-betul memiliki kemampuan. Sedangkan untuk peserta didik yang tidak mendapatkan peluang kerja, sekolah akan mengambil kebijakan dengan melakukan rekrutmen dari industrinya, seperti PT Permodalan Mandiri dan PT Saros. Melalui PT tersebut, semua jurusan bisa masuk. Sedangkan khusus untuk industri yang tertutup sekolah tidak bisa membantu. Disamping itu kebijakan yang diambil oleh sekolah juga tergantung pada pemetaan siswa, ada siswa yang ingin melanjutkan dan juga ada siswa yang ingin bekerja. Kalau yang melanjutkan ke peguruan tinggi setiap minggu sekolah ada kerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di Kota Malang dan kerja sama dengan alumni, baik alumni yang di STAN, ITS Surabaya. Para alumni bisa membantua adek-adeknya untuk menggali informasi tentang perguruan tinggi.

BAB V
PEMBAHASAN

Kerja sama guna membangun pendidikan yang baik akan menguntungkan bagi sekolah, peserta didik maupun masyarakat. Di SMKN 8 Malang bekerja sama dengan DUDI dalam bentuk antara lain sebagai berikut: (1) praktik kerja lapangan; (2) guru tamu; (3) peningkatan kualitas anak-anak di bidang produksi; (4) pemagangan; (5) teaching factory; (6) pengembangan bisnis; dan (7) UKK (Uji Kompetensi Kejuruan). Hal ini juga dapat dilihat berdasarkan teori menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:23) pelaksanaan kerjasama dengan DUDI antara lain dapat berupa (1) Validasi Kurikulum. Hal ini dilakukan agar materi kegiatan pembelajaran yang tercakup dalam struktur kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Tujuannya sekolah dapat menyiapkan perangkat kurikulum pada kompetensi keahlian yang dibuka untuk divalidasi industri, sekolah dapat menyerap masukan DUDI untuk diterapkan dalam bentuk kurikulum implementatif /kurikulum industri. (2) Kunjungan Industri (KI), dilakukan untuk memberikan wawasan mengenai dunia kerja yang akan dihadapi oleh siswa sebelum mengikuti program prakerin. (3) Guru Tamu, bertujuan untuk menerapkan proses pembelajaran di sekolah sesuai kebutuhan industri dengan mendapat materi pembelajaran langsung dari DUDI.
Kriteria yang harus dipenuhi DUDI yang akan bekerja sama dengan SMKN 8 Malang ini adalah tergantung pada kebutuhan industri yang sedang dibutuhkan SMKN 8 Malang yang kemudian disesuaikan dengan sumber daya manusia dan kompetensi siswa. Tahapan pelaksanaan kerja sama antara SMKN 8 Malang dengan DUDI, memiliki tahapan yang panjang diantaranya adalah (1) pemenuhan industri untuk siswa prakerin atau praktik kerja lapangan; (2) selanjutnya dilakukan kerja sama; (3) berikutnya tentang pemagangan guru; (4) mengundang narasumber ke sekolah untuk mengisi pembekalan sebagai guru tamu; dan (5) diadakannya kegiatan pada kelas industri.
Program yang telah dilakukan sekolah ini untuk meningkatkan kerja sama dengan DUDI yaitu Rangkaiannya sangat banyak, sesuai dengan kebutuhan industri masing-masing. Ada Industri RPL, TKJ, elektronika industri, mekatronika. Misal RPL ini werehouse banyak mengambil mereka dari segi untuk kelas industri, anak-anak banyak membantu di bisnis soft werehouse. Jadi, ada simbiosis mutualisme. Lembaga atau perusahaan tidak akan bekerja sama dengan sekolah A atau sekolah B jika tidak ada simbiosis mutualisme. Sekolah mencukupi hal itu, dengan siswa yang berkompeten dan berkualitas melalui rekrutmen, tes dan sebagainya.
Menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:28) strategi yang dilakukan untuk memberdayakan potensi sekolah dalam mendukung kerjasama dengan DUDI meliputi, (1) sekolah pro aktif menjalin komunikasi dengan DUDI; (2) sekolah mengajukan penawaran proposal ke industri terkait potensi sekolah (penempatan tamatan, OJT guru); (3) sekolah aktif mengikuti kegiatan– kegiatan yang berkaitan dengan pameran/promosi sekolah; (4) memanfaatkan peran-peran tertentu DUDI sebagai guru tamu, tempat prakerin dan outsourching ke industri, (5) DUDI yang bekerjasama dituangkan dalam bentuk MoU. Sedangkan di SMKN 8 Malang sendiri strategi yang dilakukan sekolah yaitu peserta didik diikutkan dalam ajang-ajang perlombaan di nasional maupun internasional, contohnya sekolah mengikutkan peserta didik untuk mengikuti lomba di nasional. Di lomba nasional juga beberapa kali menjuarai di tingkat provinsi sedangkan di internasional yaitu di India sendiri sekolah menjuarai medali emas. Jika kita bisa membawa nama baik maka industri-industri di sana sendiri pun bias berpartisipasi/setuju dan membuka peluang untuk siswa-siswa baru dalam bentuk beasiswa. Peserta didik yang diikutkan lomba ke India ini hanya satu siswa mewakili jurusannya.
            Kendala yang dihadapi sekolah yaitu dalam mengikuti kalender pendidikan sendiri menjadi kendala, dan juga kendalanya dari orang tua peserta didik itu sendiri dalam hal ini bahwa peserta didik yang keterima kerja yang jauh dari tempat tinggalnya seperti ke Jakarta, Tangerang, Bali, Surabaya, Jepang, Malaysia dan China. Orang tua tersebut tidak ingin bahwa anaknya sendiri pergi, tetapi juga ada orang tua yang ingin anaknya untuk pergi melanjutkan studi di luar dengan syarat-syarat tertentu.
            Keuntungan yang diperoleh SMKN 8 Malang dengan adanya kerja sama dengan DUDI yaitu (1) lowongan pekerjaan bagi peserta didik semakin banyak; (2) terbukanya kesempatan bagi peserta didik untuk masuk perguruan tinggi. Disamping itu, SMKN 8 Malang juga memperoleh keuntungan dalam penyelenggaraan praktik peserta didik, dimana banyak perusahaan yang bersedia memberikan atau mensuport alat-alat yang paling update di bidang industri. Menurut Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) keuntungan yang diperoleh dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan SMK melalui kerjasama sekolah dengan DUDI meliputi: (1) siswa secara langsung dapat melihat bagaimana peranan teknologi dalam dunia usaha sehingga setelah lulus kelak tidak canggung lagi berinteraksi dengan proses teknologi dalam dunia usaha; (2) memotivasi siswa SMK untuk berkreasi lebih bagus lagi, dalam artian mereka bisa menemukan inovasi-inovasi baru karena sudah melihat secara langsung; (3) mampu meningkatkan mutu lulusan SMK karena dalam dunia usaha itu yang paling utama adalah disiplin agar dapat secara terus menerus bertahan, misalnya hal kecil mengindikasikan bahwa mutu telah mulai bersemi di sekolah adalah komitmen terhadap disiplin waktu dan belajar, etos kerja, budaya berkompetisi dan berprestasi; (4) lebih mudah mendesain kurikulum yang berbasis kompetensi karena langsung memenuhi tuntutan dunia usaha; (5) pola rekrutmen tenaga kerja tidak akan sulit lagi. Artinya, stakeholders SMK dapat merekomendasikan siapa-siapa siswa yang berprestasi untuk jadi tenaga kerja. Hal ini tidak memerlukan biaya lagi dalam rekrutmen tenaga kerja oleh dunia usaha.
            Bantuan yang diperoleh SMKN 8 Malang dari DUDI yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pembelajaran yaitu berupa alat-alat industri yaitu alat otomatik industri yang hanya terdapat di perusahaan-perusahaan besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Yulianto dan Sutrisno (2014:31) yang menyatakan bahwa bantuan dari DUDI yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pembelajaran yaitu berupa peralatan praktik, buku, dan beasiswa dari industri. Program corporate social responsibility (CSR) dari DUDI merupakan peluang bagi sekolah untuk memperoleh bantuan yang dapat meningkatkan kualitas sarana prasarana yang dimiliki untuk kegiatan pembelajaran.  
            Bentuk peran serta DUDI di SMKN 8 Malang dalam rangka meningkatkan mutu lulusan agar memiliki keterserapan di dunia kerja hanya terbatas pada pemberian workshop. Workshop ini dilaksanakan pada saat peserta didik duduk di kelas 11 dan kelas industri. Sedangkan menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:29) peran DUDI dalam rangka meningkatkan mutu lulusan agar memiliki keterserapan di dunia kerja antara lain: menyediakan tempat pengembangan SDM lewat OJT dan menyediakan peralatan melalui kegiatan outsourching dan prakerin. Menurut Tim Penyelaras Pendidikan dengan Dunia Kerja dalam Indriaturrahmi dan Sudiyatno (2016:165) untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK perlu adanya program penyelarasan antara SMK dengan DUDI. Dalam program penyelarasan yang dimaksud adalah penyelarasan dari supply side dan demand side. Penyelarasan dari supply side merupakan upaya penyesuaian lulusan yang dihasilkan oleh dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja yang direpresentsikan melalui tingkat penyerapan tenaga kerja sedangkan penyelarasan dari demand side direpresentasikan melalui tingkat pemenuhan permintaan dunia kerja
            Langkah yang ditempuh oleh SMKN 8 Malang agar kerja sama dengan DUDI dapat berjalan optimal yaitu dengan memberikan kepuasan pada pelanggan. Selain itu dalam menjalin kerja sama dengan DUDI, SMKN 8 Malang juga mengedepankan pemberian layanan secara prima. Disamping itu SMKN 8 Malang juga berusaha mengedepankan adanya kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Jadi dalam hal ini antara SMKN 8 Malang dengan DUDI saling menjaga komitmen satu sama lain. Menurut Paryono dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:32-33) untuk mengupayakan agar kerja sama dengan DUDI dapat berjalan optimal, disarankan adanya kerjasama antara sekolah dengan DUDI yang berprinsip saling menguntungkan. Lebih lanjut menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:33) kerjasama dengan DUDI adalah suatu keharusan, untuk mensinkronkan alat praktek yang dimiliki sekolah dengan peralatan yang ada di industri, pelaksanaan KBM di sekolah dapat menyesuaikan perkembangan industri, memastikan pencapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa dan industri yang dituju untuk diajak bekerjasama dapat dipastikan.
            DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang merupan DUDI yang memiliki link and match dengan kurikulum. Adapun DUDI yang dimaksud tersebut meliputi Mekatronika di link kan dengan PT ALPAJ, Rekaya Perangkat Lunak (RPL) di link kan dengan Mekamedia, TKJ di link kan dengan PENS. Selain itu masih terdapat banyak lagi DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang seperti Denso, Asmo, Tachi, Advantage, Pama Nusantara, Arthawena, Primapack Lawangmas, Indolacto, Bahaestex, SFE Elektronik, BDF UT, Piranhamas, Adimic, Satos Premium Creamer, Domosindo, Bank Jatim, Electrolux, Indostar Board, PJB, Kusuma Agrowisata, Telkom Indonesia, Indosat, PPPPTK VEDC Malang, Evima, PAMA, Astra International, dll.
SMKN 8 Malang merupakan sekolah kejuruan yang bergerak dibidang pendidikan industri. Untuk melancarkan kegiatan belajar mengajar di SMKN 3 Malang tidak hanya memerlukan kegiatan pendidikan yang berupa teori yang diberikan guru di dalam kelas, namun juga memerlukan praktek kerja agar siswa lebih mampu untuk mengeksplor kemampuannya. Selain kegiatan pembelajaran di sekolah, di SMKN 8 Malang juga mengadakan prakerin setiap tahunnya untuk mendukung kegiatan belajar siswa.
Prakerin ini biasanya dilakukan sekolah dengan bekerjasama dengan perusahaan industri yang sesuai dengan jurusan yang dipilih oleh masing-masing siswa. Untuk melakukan prakerin pihak sekolah selalu memberikan bekal kepada siswa agar siswa dapat berkelakuan baik di perusahaan industri yang diajak untuk bekerja sama. Hal ini ditujukan untuk memperlancar kerjasama dan hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak. Sekolah berharap jika siswa selalu berkelakuan baik, dan bekerja dengan baik pada saat prakerin.
Hubungan kerja sama dilakukan pada dasarnya untuk menguntungkan kedua belah pihak, baik pihak perusahaan industri maupun pihak sekolah. Apabila kerja sama dilakukan dengan baik secara terus menerus maka sekolah mendapatkan keuntungan berupa apabila siswa memiliki kinerja yang baik maka pihak maka pihak perusahaan dapat merekrut siswa tersebut pada saat siswa sudah lulus dari sekolahnya dan dapat menambah ilmu pengetahuan siswa. Sedangkan untuk pihak perusahaan dapat memperoleh keuntungan dengan apabila perusahaan ingin menambah pegawai bisa dengan mudah untuk mendapatkan pegawai dari siswa SMK tersebut, selain itu juga dapat meringankan beban perusahaan dengan adanya tenaga siswa yang prakerin tersebut.
Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) bahwa keuntungan yang diperoleh dalam rangka

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
B.     Saran
            Berdasarkan dari kesimpulan hasil penelitian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
1.      Kepala Sekolah
a.       Pemberdayaan alumni hendaknya dapat dikelola semaksimal mungkin, hal ini mengingat banyak alumni SMKN 8 Malang yang sukses merintis karier diberbagai bidang pekerjaan di instansi pemerintah, di lembaga pendidikan, di perusahaan atau berwiraswasta. Sekolah diharapkan melakukan penelusuran alumni khususnya yang memegang jabatan strategis tersebut, memfasilitasi pertemuan secara berkala untuk meminta saran alumni demi kemajuan sekolah.
2.      Bidang Kehumasan
a.       Humas hendaknya harus mengupayakan agar kerja sama antara SMKN 8 Malang dengan DUDI dapat berjalan optimal

DAFTAR RUJUKAN

Indriaturrahmi dan Sudiyatno. 2016. Peran Dunia Usaha dan Dunia Industri dalam Penyelenggaraan SMK Berbasis Kearifan Lokal Di Kota Mataram. Jurnal Pendidikan Vokasi, 6(2), 162¯172, (Online), (https://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/download/6277/8013). Diakses 10 April 2019.

Ixtiarto, B. & Sutrisno, B. 2016. Kemitraan Sekolah Menengah Kejuruan dengan Dunia Usaha Dan Dunia Industri (Kajian aspek Pengelolaan pada SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro Kabupaten Wonogiri). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26(1), 57¯69, (Online), (http://journals.ums.ac.id/index.php/jpis/article/view/2130). Diakses 5 April 2019.

Mulyasa, E. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Murniati dan Usman. 2009. Implementasi Manajemen Strategik: dalam Pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Prastowo, A. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Syari, I.A., Imron, A., Arifin, I. 2018. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Dunia Usaha dan Industri dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Vokasional. Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan, 1(3), 313¯319, (Online), (http://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/article/download/2873/2590). Diakses 5 April 2019.

Yulianto dan Sutrisno, B. 2014. Pengelolaan Kerjasama Sekolah dengan Dunia Usaha / Dunia Industri (Studi Situs Smk Negeri 2 Kendal). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 24(1), 19¯37, (Online), (http://journals.ums.ac.id/index.php/jpis/article/download/796/522). Diakses 5 April 2019.

LAMPIRAN



1.1  Gambar MOU SMKN 8 Malang dengan DUDI


1.2  Gambar Proses Wawancara dengan Informan di SMKN 8 Malang


1.3  Gambar Foto Observasi di Depan Papan Nama Sekolah



KERJA SAMA SEKOLAH DENGAN DUDI DI SMKN 8 MALANG
Laporan Observasi
Disusun untuk memenuhi Matakuliah Manajemen Hubungan Masyarakat
yang dibina oleh Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd dan 
Ibu Rochmawati, S.Pd., M.Pd



Oleh:

Desi Retno Nugraheni                        (170131601015)
Meiron Yikwa                                     (170131601108)
Nur Aida Indah E.                              (170131601060)
Wulan Roudhotul Nasikhah               (170131601025)






                                                                                                                       



UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
April, 2019
DAFTAR ISI

                                                                                                            Halaman
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI                                                                                                  i
DAFTAR GAMBAR                                                                                               ii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang                                                                                           
B.       Rumusan Masalah                                                                                     
C.       Tujuan                                                                                                       
D.      Manfaat                                                                                                      
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.      Pengertian Kerja Sama Sekolah dengan DUDI                                         
B.       Bentuk-bentuk Kerja Sama Sekolah dengan DUDI                                  
C.       Tujuan Kerja Sama Sekolah dengan DUDI                                            
D.      Keuntungan yang Diperoleh Sekolah Melalui Kerja Sama
dengan DUDI                                                                                            
E.       Strategi dalam Mendukung Kerja Sama Sekolah dengan DUDI              
BAB III METODE                                                                                      
BAB IV TEMUAN LAPANGAN                                                               
BAB V PEMBAHASAN                                                                             
BAB VI PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                                
B.     Saran                                                                                                          
DAFTAR RUJUKAN                                                                                   
LAMPIRAN                                                                                                   

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Kerjasama sekolah dengan Dunia Usaha dan Industri (DU/DI) merupakan sebuah program pembelajaran dan bisnis yang dapat memberikan keuntungan dari kedua belah pihak. Kerjasama dilakukan selain karena tuntutan kurikulun juga sebagai upaya pengembangan ketrampilan peserta didik dalam bentuk kerja nyata industri. Dengan harapan bisa memberikan keuntungan bagi industri untuk memanfaatkan mereka sebagai tenaga kerja bantu baik ditingkat operasional maupun industri.
            Pola kerjasama dilakukan secara berkesinambungan, dan sekolah harus berinisiatif dalam menginformasikan pada pihak industri mengenai jadwal dan waktu pelaksanaan prakerin. Sehingga antara pihak sekolah dan industri bisa membuat komitmen berupa MOU. Sebagai panduan pola kerjasama bisa dilengkapi dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang lebih detail untuk meminimalisir kesalahpahaman diantara kedua belah pihak. Pola kerja sama ini merupakan inisiatif awal dari sekolah dengan mendatangi industri untuk mencari kebutuhan kompetensi yang bisa mendorong kemajuan industri dan kemajuan kemampuan peserta didik. Proses pelaksanaan kerjasama akan ditangani langsung oleh pihak unit pelaksana teknis produksi dan training dibawah naungan bidang kerja sama dan pelayanan industri disetiap Sekolah Kejuruan (SMK).
            Perhatian yang besar terhadap  pendidikan kejuruan tentu saja terkait dengan prinsip-prinsip pendidikan kejuruan, seperti yang diidentifikasi oleh Barlow dalam Murniati & Usman (2009:20), yaitu: (1) Pendidikan kejuruan adalah suatu suatu perhatian rasional tenaga kerja, pendidikan industri, pertanian dan bantuan pemerintah, kebutuhan ekonomi merupakan suatu kerangka nasional dari pendidikan kejuruan; (2) Pendidikan kejuruan memelihara pertahanan umum dan memajukan kesejahteraan umum; (3) Pendidikan kejuruan mempersiapkan remaja dan dewasa, merupakan suatu tanggung jawab sekolah pemerintah, demokratisasi pendidikan dimana pemerintah memperlihatkan industri yang baik untuk kebutuhan pendidikan kejuruan pada industri pendidikan sekolah pemerintah; (4) Pendidikan kejuruan memerlukan suatu pendidikan dasar; (5) Pendidikan kejuruan direncanakan dan dipimpin dalam kerjasama yang erat dengan pengusaha dan industri; (6) Pendidikan kejuruan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang bernilai dalam pasar tenaga kerja; (7) Pendidikan kejuruan memberikan pendidikan lanjutan untuk anak remaja dan dewasa.
            Hal ini bisa disimpulkan bahwa prinsip kerja sama industri dengan sekolah mempunyai tujuan untuk memepercepat waktu penyesuaian bagi lulusan Sekolah Kejuruan (SMK) dalam memasuki dunia kerja yang akhirnya akan meningkatkan mutu sekolah. Sehingga mampu menarik perhatian pihak masyarakat maupun pihak sekolah dalam menarik pelanggan. Untuk itu sekolah harus pandai-pandai dalam memajukan kemampuan peserta didik dengan bekerja sama dengan industri-industri yang terpandang, sehingga akan terjalin sebuah kerja sama yang baik.

B.     Rumusan Masalah
            Rumusan masalah dari laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari kerja sama sekolah dengan DUDI?
2.      Apa bentuk-bentuk kerja sama sekolah dengan DUDI?
3.      Apa tujuan kerja sama sekolah dengan DUDI?
4.      Apa keuntungan dari kerja sama sekolah dengan DUDI?
5.      Bagaimana strategi kerja sama sekolah dengan DUDI?

C.    Tujuan
            Tujuan dari penulisan laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk menjelaskan pengertian kerja sama sekolah dengan DUDI;
2.      Untuk menjelaskan bentuk-bentuk kerja sama sekolah dengan DUDI;
3.      Untuk menjelaskan tujuan kerja sama sekolah dengan DUDI;
4.      Untuk menjelaskan keuntungan kerja sama sekolah dengan DUDI;
5.      Untuk menjelaskan strategi kerja sama sekolah dengan DUDI;

D.    Manfaat
            Manfaat dari penulisan laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1.      Sebagai bahan pertanggungjawaban yang melaporkan mengenai kerja sama sekolah dengan DUDI di SMKN 8 Malang;
2.      Menambah pengetahuan serta wawasan tentang kerja sama sekolah dengan DUDI;
3.      Sebagai gambaran lengkap mengenai kerja sama sekolah dengan DUDI di SMKN 8 Malang;

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
            Menurut Syari, dkk (2018:318) menyatakan bahwa kerjasama adalah jalan keluar untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara yang lebih memudahkan suatu lembaga pendidikan formal. Lebih lanjut menurut Rukmana dalam Ixtiarto dan Sutrisno (2016:60) menyatakan bahwa kerjasama yaitu derajat upaya sesuatu pihak untuk memenuhi keinginan pihak lain.
            Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan menyatakan bahwa setiap sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan dengan input, proses, output dan outcome. Kemitraan sekolah dapat dilakukan dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah seperti perguruan tinggi, sekolah yang setara serta Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) di lingkungannya, sekolah harus mengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan masyarakat, DUDI, alumni dan satuan pendidikan lainnya di dalam maupun di luar negeri. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kerja sama sekolah dengan DUDI merupakan suatu bentuk kerja sama/kemitraan yang dilakukan oleh sekolah dengan DUDI baik di tingkat daerah/lokal, nasional, maupun internasioanal untuk memenuhi kebutuhan sekolah.

B.     Bentuk-bentuk Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
            Menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:23) pelaksanaan kerjasama  dengan DUDI antara lain dapat berupa (1) Validasi Kurikulum. Hal ini dilakukan agar materi kegiatan pembelajaran yang tercakup dalam struktur kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Tujuannya sekolah dapat menyiapkan perangkat kurikulum pada kompetensi keahlian yang dibuka untuk divalidasi industri, sekolah dapat menyerap masukan DUDI untuk diterapkan dalam bentuk kurikulum implementatif /kurikulum industri. (2) Kunjungan Industri (KI), dilakukan untuk memberikan wawasan mengenai dunia kerja yang akan dihadapi oleh siswa sebelum mengikuti program prakerin. (3) Guru Tamu, bertujuan untuk menerapkan proses pembelajaran di sekolah sesuai kebutuhan industri dengan mendapat materi pembelajaran langsung dari DUDI.
            Menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:23) efektivitas kerjasama tersebut dilakukan dalam bentuk (1) Praktek Kerja Industri (Prakerin), yang tujuannya : a) Siswa dapat menguasai kompetensi sesuai dengan bidang keahlian yang disyaratkan DUDI dan mendapatkan pengalaman teknis secara langsung di lini produksi; b) Siswa dapat memiliki etos kerja yang sesuai dengan nilai – nilai yang ada di DUDI; c) DUDI dapat memberdayakan siswa untuk meningkatkan produktifitas yang bernilai  ekonomis; (2) Uji Kompetensi Kejuruan (UKK), tujuannya untuk mengetahui kemampuan/kompetensi guru dan siswa sesuai standard kompetensi di DUDI; (3) On The Job Trainning (OJT) tujuannya guru dapat menambah kompetensi yang diperoleh di industri untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah; (4) Bantuan peralatan praktek dan beasiswa dari industry;Perusahaan umumnya memiliki program berupa pemberian sebagian keuntungannya untuk kepentingan sosial yang salah satunya untuk membantu dunia pendidikan, yang disebut program corporate social responsibility (CSR ); (5) Unit Produksi (UP), untuk menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang mempunyai kemampuan teknis yang tinggi didukung oleh daya analitis yang memadai agar dapat melaksanakan proses produksi mengikuti kaidah-kaidah produktifitas, efisiensi dan kualitas yang tinggi; (6) Recrutment/ Penempatan Tamatan, bursa kerja khusus (BKK) sekolah berkewajiban memfasilitasi/mempertemukan pencari kerja (tamatan/alumni) dengan user (perusahaan pencari tenaga kerja).
            Lebih lanjut menurut Ixtiarto dan Sutrisno (2016:60) bentuk kerjasama antara dunia pendidikan dan dunia industri dalam mengembangkan konsep pendidikan bisa diawali dengan cara menyelaraskan dan menggembangkan komunikasi yang berkelanjutan terhadap kondisi dan perkembangan industri serta kebutuhan kompetensi industri agar dapat disesuaikan dengan program pendidikan pada sekolah menengah kejuruan (SMK), sehingga siswa memperoleh bekal yang cukup dan memadai untuk dapat bersaing pada dunia kerja. Selain hal diatas bentuk kerjasama yang dilakukan sekolah menengah kejuruan adalah melaksanakan program praktik kerja industri (prakerin) bagi peserta didik pada di dunia usaha dan dunia industri.
           
C.    Tujuan Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
            Menurut Kuncoro dalam Ixtiarto dan Sutrisno (2016:61) kemitraan sekolah dengan lembaga lain dalam masyarakat bertujuan: a) membantu sekolah dalam melaksanakan tugas pendidikan; b) memperkaya pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam bermacam-macam setting kehidupan; c) mendekatkan kegiatan belajar siswa dengan konteks yang riil di dalam kehidupan sehari-hari; d) membantu sekolah untuk memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat bagi kegiatan pendidikan; e) meningkatkan berkembangnya kemandirian, kreatiftas, sikap toleransi dan keterbukaan para siswa dalam kehidupan belajar; f) meningkatkan kebermaknaan kegiatan belajar siswa bagi perubahan kehidupan dan pemecahan masalah sosial.
            Sedangkan menurut Mulyasa (2012:148) tujuan membangun hubungan dan kerjasama sekolah dengan masyarakat dapat dilihat dua dimensi: (a) Dimensi kepentingan sekolah yang meliputi memelihara kalangsungan hidup sekolah, meningkatkan mutu pendidikan, memperlancar kegiatan belajar mengajar,
dan memperoleh bantuan serta dukungan dari masyrakat dalam rangka pengembangan program-program sekolah; (b) Dimensi kebutuhan masyarakat tujuan pengelolaan hubungan sekola dengan masuarakat adalah memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperoleh kemajuan sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat, dan memperoleh anggota masyarakat yang terampil serta meningkat kemampuannya.

D.    Keuntungan yang Diperoleh Sekolah Melalui Kerja Sama dengan DUDI
            Beberapa keuntungan yang diperoleh dalam rangka meningkatkan kualitas
lulusan SMK melalui kerjasama sekolah dengan DUDI menurut Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) meliputi: (1) siswa secara langsung dapat melihat bagaimana peranan teknologi dalam dunia usaha sehingga setelah lulus kelak tidak canggung lagi berinteraksi dengan proses teknologi dalam dunia usaha; (2) memotivasi siswa SMK untuk berkreasi lebih bagus lagi, dalam artian mereka bisa menemukan inovasi-inovasi baru karena sudah melihat secara langsung; (3) mampu meningkatkan mutu lulusan SMK karena dalam dunia usaha itu yang paling utama adalah disiplin agar dapat secara terus menerus bertahan, misalnya hal kecil mengindikasikan bahwa mutu telah mulai bersemi di sekolah adalah komitmen terhadap disiplin waktu dan belajar, etos kerja, budaya berkompetisi dan berprestasi; (4) lebih mudah mendesain kurikulum yang berbasis kompetensi karena langsung memenuhi tuntutan dunia usaha; (5) pola rekrutmen tenaga kerja tidak akan sulit lagi. Artinya, stakeholders SMK dapat merekomendasikan siapa-siapa siswa yang berprestasi untuk jadi tenaga kerja. Hal ini tidak memerlukan biaya lagi dalam rekrutmen tenaga kerja oleh dunia usaha.
            Lebih lanjut menurut Syari, dkk (2018:316) melalui kerjasama sekolah dengan DUDI diperoleh keuntungan yaitu peserta didik meraih prestasi karena merasa ada tanggung jawab yang besar yang diberikan oleh sekolah dan mereka dipercaya untuk menyelesaikan tugas itu untuk mewakili sekolah tercinta dengan membawa almamater kebanggaan. Dalam hal ini, DUDI sangat membantu sekolah untuk mewujudkan itu karena bagaimanapun sekolah menengah kejuruan tetap membutuhkan kerjasama yang baik dengan pihak luar.


E.     Strategi dalam Mendukung Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
Menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:28) strategi yang dilakukan untuk memberdayakan potensi sekolah dalam mendukung kerjasama dengan DUDI meliputi, (1) sekolah pro aktif menjalin komunikasi dengan DUDI; (2) sekolah mengajukan penawaran proposal ke industri terkait potensi sekolah (penempatan tamatan, OJT guru); (3) sekolah aktif mengikuti kegiatan– kegiatan yang berkaitan dengan pameran/promosi sekolah; (4) memanfaatkan peran-peran tertentu DUDI sebagai guru tamu, tempat prakerin dan outsourching ke industri, (5) DUDI yang bekerjasama dituangkan dalam bentuk MoU.

BAB III
METODE

            Metode yang digunakan dalam observasi ini adalah metode kualitatif. Menurut Prastowo (2012:24) metode kualitatif merupakan metode yang sistematis untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi didalamnya, hasil penelitian yang diharapkan berupa makna dari fenomena yang diamati. Teknik pengumpulan data dalam metode kualitatif ini menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Wawancara adalah percakapan orang-perorang (the person to person) dan wawancara kelompok (group interview). Wawancara dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu peneliti sebagai pewawancara dan subjek penelitian sebagai informan (Ulfatin, 2013:183). Melalui metode wawancara ini, peneliti memberikan sejumlah pertanyaan kepada informan yang berkaitan dengan kerja sama sekolah dengan DUDI di SMKN 8 Malang. Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian atau informan adalah satu guru di SMKN 8 Malang yaitu Ibu Mamik Rahayu, S.Pd. selaku waka humas. Wawancara di SMKN 8 Malang tersebut, dilakukan oleh kelompok pada hari Selasa, 2 April 2019.
            Selain menggunakan metode wawancara, peneliti juga menggunakan metode observasi dengan harapan melalui metode tersebut peneliti dapat menggali informasi lebih mendalam dari informan dengan jalan melakukan observasi langsung di SMKN 8 Malang. Pengamatan atau observasi merupakan teknik yang biasa digunakan dalam pengumpulan data di samping untuk melengkapi teknik wawancara (Rahardjo: 2014). Dalam hal ini pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati kerja sama sekolah dengan DUDI di SMKN 8 Malang. Disamping menggunakan 2 teknik pengumpulan data diatas, kelompok juga  menggunakan teknik studi dokumentasi. Dalam hal ini kelompok mendokumentasi data-data tentang MOU SMKN 8 Malang dengan DUDI.

BAB IV
TEMUAN LAPANGAN

Nama Informan           :  Ibu Mamik Rahayu, S.Pd
Jabatan                        `           :  Waka Humas
Tempat Wawancara    :  Ruang TU SMKN 8 Malang
Waktu Wawancara     :  Selasa, 2 April 201
Pukul                           : 13.00 WIB   
            Berdasarkan observasi yang telah dilakukan kelompok 1 di SMKN 8 Malang diperoleh temuan sebagai berikut: Bentuk dari pelaksanaan kerja sama antara SMKN 8 Malang dengan DUDI meliputi: (1) praktik kerja lapangan; (2) guru tamu; (3) peningkatan kualitas anak-anak di bidang produksi; (4) pemagangan; (4) teaching factory; (5) pengembangan bisnis; (6) dan UKK (Uji Kompetensi Kejuruan). Kriteria yang harus dipenuhi DUDI yang akan bekerja sama dengan SMKN 8 Malang yaitu tergantung pada kebutuhan industri yang sedang dibutuhkan SMKN 8 Malang yang kemudian disesuaikan dengan sumber daya manusia dan kompetensi siswa. Adapun tahapan-tahapan kerja sama SMKN 8 Malang dengan DUDI meliputi tahapan yang panjang, yang terdiri atas: (1) pemenuhan industri untuk siswa prakerin atau praktik kerja lapangan; (2) selanjutnya dilakukan kerja sama; (3) berikutnya tentang pemagangan guru; (4) mengundang narasumber ke sekolah untuk mengisi pembekalan sebagai guru tamu; dan (5) diadakannya kegiatan pada kelas industri. Di SMKN 8 Malang, terdapat industri yang besar seperti Gudang Garam, oleh sekolah di link and match kan melalui Kementrian Perindustrian. Link and match tersebut di dasarkan pada kebutuhan sumber daya manusia di industri dan hanya ada di SMKN 8 Malang terutama di jurusan mekatronika dan elektronika industri.
Rangkaian program yang telah dilakukan SMKN 8 Malang untuk meningkatkan kerja sama dengan DUDI sangat banyak, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan industri masing-masing. Ada Industri RPL, TKJ, elektronika industri, mekatronika. Misal RPL ini werehouse banyak mengambil mereka dari segi untuk kelas industri, anak-anak banyak membantu di bisnis soft werehouse. Jadi, kerja sama antara SMKN 8 Malang dengan DUDI ini terdapat simbiosis mutualisme. Lembaga atau perusahaan tidak akan bekerja sama dengan sekolah A atau sekolah B jika tidak ada simbiosis mutualisme. SMKN 8 Malang mencukupi hal itu, dengan siswa yang berkompeten dan berkualitas melalui rekrutmen, tes dan sebagainya.
Strategi yang dilakukan SMKN 8 Malang untuk memberdayakan potensi sekolah dalam mendukung kerja sama dengan DUDI yaitu dengan mengikutsertakan peserta didik dalam ajang-ajang perlombaan di tingkat nasional maupun tingkat internasional. Contohnya sekolah mengikutkan peserta didik untuk mengikuti lomba di tingkat nasional. Di lomba tingkat nasional juga beberapa kali menjuarai di tingkat provinsi. Sedangkan di tingkat internasional yaitu di India sendiri sekolah menjuarai medali emas. Jika sekolah bisa membawa nama baik maka, industri-industri di sana sendiri pun bisa berpartisipasi/setuju dan membuka peluang untuk siswa-siswa baru dalam bentuk beasiswa. Peserta didik yang diikutkan lomba ke India ini hanya satu siswa mewakili jurusannya. Kendala yang dialami oleh sekolah dalam membangun kerja sama dengan DUDI yaitu dalam hal mengikuti kalender pendidikan dan juga kendalanya dari orang tua peserta didik yang tidak memberikan izin. Dalam hal ini peserta didik dari jurusan TKJ yang diterima kerja jauh dari tempat tinggalnya seperti di Samarinda, Balikpapan, dan Lombok. Ketika peserta didik tersebut sudah diterima kerja dan tinggal berangkat, dari orang tua sendiri tidak memberikan izin dan tidak tega anaknya pergi jauh. Tapi khusus untuk jurusan elektronika dan mekatronika, orang tua dari peserta didik cenderung melepaskan anaknya atau lebih move on. Jadi misalkan anaknya lolos di perusahaan Denso Jepang, orang tua dari peserta didik tersebut cenderung memberikan izin anaknya untuk bekerja di perusahaan itu. Untuk peserta didik yang lolos di Jepang akan mendapatkan pendidikan kemantapan bahasa Jepang di Jakarta selama 6 bulan. Setelah itu mereka akan belajar di Jepang selama 2 tahun.
Keuntungan yang diperoleh SMKN 8 Malang dengan adanya kerja sama dengan DUDI yaitu (1) lowongan pekerjaan bagi peserta didik semakin banyak; (2) terbukanya kesempatan bagi peserta didik untuk masuk perguruan tinggi. Dalam hal ini banyak perguruan tinggi yang meminta MOU ke SMKN 8 Malang. Salah satunya perguruan tinggi UM, POLINEMA, ITS dan termasuk kampus swasta di Malang maupun di luar Malang. Disamping itu, SMKN 8 Malang juga memperoleh keuntungan dalam penyelenggaraan praktik peserta didik, dimana banyak perusahaan yang bersedia memberikan atau mensuport alat-alat yang paling update di bidang industri. Alumni-alumni dari lulusan perguruan tinggi yang tidak mempunyai pekerjaan terkadang kembali lagi ke SMKN 8 Malang. Dari SMKN 8 Malang sendiri berusaha untuk mencarikan pekerjaan bagi mereka, dengan menyalurkan mereka ke industri-industri yang membuka lowongan pekerjaan secara tertutup. Bantuan yang diperoleh SMKN 8 Malang dari DUDI seperti alat-alat industri yaitu alat otomatik industri yang hanya terdapat di perusahaan-perusahaan besar. Karena saat ini, industri memasuki padat modal bukan padat karya. Industri memiliki kecepatan perubahan 180° dibanding kita. Jadi industri tersebut mempunyai kecepatan misalkan kita masih mencapai revolusi 4.0 mereka sudah berada di revolusi 5.0.
            Bentuk peran serta DUDI di SMKN 8 Malang dalam rangka meningkatkan mutu lulusan agar memiliki keterserapan di dunia kerja hanya terbatas pada pemberian workshop. Workshop ini dilaksanakan pada saat peserta didik duduk di kelas 11 dan kelas industri. Langkah yang ditempuh oleh SMKN 8 Malang yaitu dengan memberikan kepuasan pada pelanggan. Selain itu dalam menjalin kerja sama dengan DUDI, SMKN 8 Malang juga mengedepankan pemberian layanan secara prima. Disamping itu SMKN 8 Malang juga berusaha mengedepankan adanya kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Jadi dalam hal ini antara SMKN 8 Malang dengan DUDI saling menjaga komitmen satu sama lain. DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang merupakan DUDI yang memiliki link and match dengan kurikulum. Adapun DUDI yang dimaksud tersebut meliputi Mekatronika di link kan dengan PT ALPAJ, Rekaya Perangkat Lunak (RPL) di link kan dengan Mekamedia, TKJ di link kan dengan PENS. Selain itu masih terdapat banyak lagi DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang seperti Denso, Asmo, Tachi, Advantage, Pama Nusantara, Arthawena, Primapack Lawangmas, Indolacto, Bahaestex, SFE Elektronik, BDF UT, Piranhamas, Adimic, Satos Premium Creamer, Domosindo, Bank Jatim, Electrolux, Indostar Board, PJB, Kusuma Agrowisata, Telkom Indonesia, Indosat, PPPPTK VEDC Malang, Evima, PAMA, Astra International, dll.
Kegiatan prakerin di SMKN 8 Malang dimulai pada tahun 2007. Sedangkan untuk industri-industri besar SMKN 8 Malang masih mengawali kerja sama pada tahun 2017. Untuk indsustri-industri tingkat internasional SMKN 8 Malang mulai menjalin kerja sama pada tahun 2015 sampai sekarang.
            Melalui kerja sama dengan DUDI dalam hal prakerin peserta didik selain belajar attitude juga belajar mengenai uji kompetensi keahlian. Misalkan di PT Indolakto dan PT Krakatau Batam, secara otomatis anak-anak berhubungan langsung dengan mekanisasi yang ada disana, baik budayanya, etikanya, maupun alat yang digunakan perusahaan. Peserta didik yang prakerin mendapat peluang diterima kerja di DUDI apabila mereka betul-betul memiliki kemampuan. Sedangkan untuk peserta didik yang tidak mendapatkan peluang kerja, sekolah akan mengambil kebijakan dengan melakukan rekrutmen dari industrinya, seperti PT Permodalan Mandiri dan PT Saros. Melalui PT tersebut, semua jurusan bisa masuk. Sedangkan khusus untuk industri yang tertutup sekolah tidak bisa membantu. Disamping itu kebijakan yang diambil oleh sekolah juga tergantung pada pemetaan siswa, ada siswa yang ingin melanjutkan dan juga ada siswa yang ingin bekerja. Kalau yang melanjutkan ke peguruan tinggi setiap minggu sekolah ada kerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di Kota Malang dan kerja sama dengan alumni, baik alumni yang di STAN, ITS Surabaya. Para alumni bisa membantua adek-adeknya untuk menggali informasi tentang perguruan tinggi.

BAB V
PEMBAHASAN

Kerja sama guna membangun pendidikan yang baik akan menguntungkan bagi sekolah, peserta didik maupun masyarakat. Di SMKN 8 Malang bekerja sama dengan DUDI dalam bentuk antara lain sebagai berikut: (1) praktik kerja lapangan; (2) guru tamu; (3) peningkatan kualitas anak-anak di bidang produksi; (4) pemagangan; (5) teaching factory; (6) pengembangan bisnis; dan (7) UKK (Uji Kompetensi Kejuruan). Hal ini juga dapat dilihat berdasarkan teori menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:23) pelaksanaan kerjasama dengan DUDI antara lain dapat berupa (1) Validasi Kurikulum. Hal ini dilakukan agar materi kegiatan pembelajaran yang tercakup dalam struktur kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Tujuannya sekolah dapat menyiapkan perangkat kurikulum pada kompetensi keahlian yang dibuka untuk divalidasi industri, sekolah dapat menyerap masukan DUDI untuk diterapkan dalam bentuk kurikulum implementatif /kurikulum industri. (2) Kunjungan Industri (KI), dilakukan untuk memberikan wawasan mengenai dunia kerja yang akan dihadapi oleh siswa sebelum mengikuti program prakerin. (3) Guru Tamu, bertujuan untuk menerapkan proses pembelajaran di sekolah sesuai kebutuhan industri dengan mendapat materi pembelajaran langsung dari DUDI.
Kriteria yang harus dipenuhi DUDI yang akan bekerja sama dengan SMKN 8 Malang ini adalah tergantung pada kebutuhan industri yang sedang dibutuhkan SMKN 8 Malang yang kemudian disesuaikan dengan sumber daya manusia dan kompetensi siswa. Tahapan pelaksanaan kerja sama antara SMKN 8 Malang dengan DUDI, memiliki tahapan yang panjang diantaranya adalah (1) pemenuhan industri untuk siswa prakerin atau praktik kerja lapangan; (2) selanjutnya dilakukan kerja sama; (3) berikutnya tentang pemagangan guru; (4) mengundang narasumber ke sekolah untuk mengisi pembekalan sebagai guru tamu; dan (5) diadakannya kegiatan pada kelas industri.
Program yang telah dilakukan sekolah ini untuk meningkatkan kerja sama dengan DUDI yaitu Rangkaiannya sangat banyak, sesuai dengan kebutuhan industri masing-masing. Ada Industri RPL, TKJ, elektronika industri, mekatronika. Misal RPL ini werehouse banyak mengambil mereka dari segi untuk kelas industri, anak-anak banyak membantu di bisnis soft werehouse. Jadi, ada simbiosis mutualisme. Lembaga atau perusahaan tidak akan bekerja sama dengan sekolah A atau sekolah B jika tidak ada simbiosis mutualisme. Sekolah mencukupi hal itu, dengan siswa yang berkompeten dan berkualitas melalui rekrutmen, tes dan sebagainya.
Menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:28) strategi yang dilakukan untuk memberdayakan potensi sekolah dalam mendukung kerjasama dengan DUDI meliputi, (1) sekolah pro aktif menjalin komunikasi dengan DUDI; (2) sekolah mengajukan penawaran proposal ke industri terkait potensi sekolah (penempatan tamatan, OJT guru); (3) sekolah aktif mengikuti kegiatan– kegiatan yang berkaitan dengan pameran/promosi sekolah; (4) memanfaatkan peran-peran tertentu DUDI sebagai guru tamu, tempat prakerin dan outsourching ke industri, (5) DUDI yang bekerjasama dituangkan dalam bentuk MoU. Sedangkan di SMKN 8 Malang sendiri strategi yang dilakukan sekolah yaitu peserta didik diikutkan dalam ajang-ajang perlombaan di nasional maupun internasional, contohnya sekolah mengikutkan peserta didik untuk mengikuti lomba di nasional. Di lomba nasional juga beberapa kali menjuarai di tingkat provinsi sedangkan di internasional yaitu di India sendiri sekolah menjuarai medali emas. Jika kita bisa membawa nama baik maka industri-industri di sana sendiri pun bias berpartisipasi/setuju dan membuka peluang untuk siswa-siswa baru dalam bentuk beasiswa. Peserta didik yang diikutkan lomba ke India ini hanya satu siswa mewakili jurusannya.
            Kendala yang dihadapi sekolah yaitu dalam mengikuti kalender pendidikan sendiri menjadi kendala, dan juga kendalanya dari orang tua peserta didik itu sendiri dalam hal ini bahwa peserta didik yang keterima kerja yang jauh dari tempat tinggalnya seperti ke Jakarta, Tangerang, Bali, Surabaya, Jepang, Malaysia dan China. Orang tua tersebut tidak ingin bahwa anaknya sendiri pergi, tetapi juga ada orang tua yang ingin anaknya untuk pergi melanjutkan studi di luar dengan syarat-syarat tertentu.
            Keuntungan yang diperoleh SMKN 8 Malang dengan adanya kerja sama dengan DUDI yaitu (1) lowongan pekerjaan bagi peserta didik semakin banyak; (2) terbukanya kesempatan bagi peserta didik untuk masuk perguruan tinggi. Disamping itu, SMKN 8 Malang juga memperoleh keuntungan dalam penyelenggaraan praktik peserta didik, dimana banyak perusahaan yang bersedia memberikan atau mensuport alat-alat yang paling update di bidang industri. Menurut Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) keuntungan yang diperoleh dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan SMK melalui kerjasama sekolah dengan DUDI meliputi: (1) siswa secara langsung dapat melihat bagaimana peranan teknologi dalam dunia usaha sehingga setelah lulus kelak tidak canggung lagi berinteraksi dengan proses teknologi dalam dunia usaha; (2) memotivasi siswa SMK untuk berkreasi lebih bagus lagi, dalam artian mereka bisa menemukan inovasi-inovasi baru karena sudah melihat secara langsung; (3) mampu meningkatkan mutu lulusan SMK karena dalam dunia usaha itu yang paling utama adalah disiplin agar dapat secara terus menerus bertahan, misalnya hal kecil mengindikasikan bahwa mutu telah mulai bersemi di sekolah adalah komitmen terhadap disiplin waktu dan belajar, etos kerja, budaya berkompetisi dan berprestasi; (4) lebih mudah mendesain kurikulum yang berbasis kompetensi karena langsung memenuhi tuntutan dunia usaha; (5) pola rekrutmen tenaga kerja tidak akan sulit lagi. Artinya, stakeholders SMK dapat merekomendasikan siapa-siapa siswa yang berprestasi untuk jadi tenaga kerja. Hal ini tidak memerlukan biaya lagi dalam rekrutmen tenaga kerja oleh dunia usaha.
            Bantuan yang diperoleh SMKN 8 Malang dari DUDI yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pembelajaran yaitu berupa alat-alat industri yaitu alat otomatik industri yang hanya terdapat di perusahaan-perusahaan besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Yulianto dan Sutrisno (2014:31) yang menyatakan bahwa bantuan dari DUDI yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pembelajaran yaitu berupa peralatan praktik, buku, dan beasiswa dari industri. Program corporate social responsibility (CSR) dari DUDI merupakan peluang bagi sekolah untuk memperoleh bantuan yang dapat meningkatkan kualitas sarana prasarana yang dimiliki untuk kegiatan pembelajaran.  
            Bentuk peran serta DUDI di SMKN 8 Malang dalam rangka meningkatkan mutu lulusan agar memiliki keterserapan di dunia kerja hanya terbatas pada pemberian workshop. Workshop ini dilaksanakan pada saat peserta didik duduk di kelas 11 dan kelas industri. Sedangkan menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:29) peran DUDI dalam rangka meningkatkan mutu lulusan agar memiliki keterserapan di dunia kerja antara lain: menyediakan tempat pengembangan SDM lewat OJT dan menyediakan peralatan melalui kegiatan outsourching dan prakerin. Menurut Tim Penyelaras Pendidikan dengan Dunia Kerja dalam Indriaturrahmi dan Sudiyatno (2016:165) untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK perlu adanya program penyelarasan antara SMK dengan DUDI. Dalam program penyelarasan yang dimaksud adalah penyelarasan dari supply side dan demand side. Penyelarasan dari supply side merupakan upaya penyesuaian lulusan yang dihasilkan oleh dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja yang direpresentsikan melalui tingkat penyerapan tenaga kerja sedangkan penyelarasan dari demand side direpresentasikan melalui tingkat pemenuhan permintaan dunia kerja
            Langkah yang ditempuh oleh SMKN 8 Malang agar kerja sama dengan DUDI dapat berjalan optimal yaitu dengan memberikan kepuasan pada pelanggan. Selain itu dalam menjalin kerja sama dengan DUDI, SMKN 8 Malang juga mengedepankan pemberian layanan secara prima. Disamping itu SMKN 8 Malang juga berusaha mengedepankan adanya kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Jadi dalam hal ini antara SMKN 8 Malang dengan DUDI saling menjaga komitmen satu sama lain. Menurut Paryono dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:32-33) untuk mengupayakan agar kerja sama dengan DUDI dapat berjalan optimal, disarankan adanya kerjasama antara sekolah dengan DUDI yang berprinsip saling menguntungkan. Lebih lanjut menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:33) kerjasama dengan DUDI adalah suatu keharusan, untuk mensinkronkan alat praktek yang dimiliki sekolah dengan peralatan yang ada di industri, pelaksanaan KBM di sekolah dapat menyesuaikan perkembangan industri, memastikan pencapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa dan industri yang dituju untuk diajak bekerjasama dapat dipastikan.
            DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang merupan DUDI yang memiliki link and match dengan kurikulum. Adapun DUDI yang dimaksud tersebut meliputi Mekatronika di link kan dengan PT ALPAJ, Rekaya Perangkat Lunak (RPL) di link kan dengan Mekamedia, TKJ di link kan dengan PENS. Selain itu masih terdapat banyak lagi DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang seperti Denso, Asmo, Tachi, Advantage, Pama Nusantara, Arthawena, Primapack Lawangmas, Indolacto, Bahaestex, SFE Elektronik, BDF UT, Piranhamas, Adimic, Satos Premium Creamer, Domosindo, Bank Jatim, Electrolux, Indostar Board, PJB, Kusuma Agrowisata, Telkom Indonesia, Indosat, PPPPTK VEDC Malang, Evima, PAMA, Astra International, dll.
SMKN 8 Malang merupakan sekolah kejuruan yang bergerak dibidang pendidikan industri. Untuk melancarkan kegiatan belajar mengajar di SMKN 3 Malang tidak hanya memerlukan kegiatan pendidikan yang berupa teori yang diberikan guru di dalam kelas, namun juga memerlukan praktek kerja agar siswa lebih mampu untuk mengeksplor kemampuannya. Selain kegiatan pembelajaran di sekolah, di SMKN 8 Malang juga mengadakan prakerin setiap tahunnya untuk mendukung kegiatan belajar siswa.
Prakerin ini biasanya dilakukan sekolah dengan bekerjasama dengan perusahaan industri yang sesuai dengan jurusan yang dipilih oleh masing-masing siswa. Untuk melakukan prakerin pihak sekolah selalu memberikan bekal kepada siswa agar siswa dapat berkelakuan baik di perusahaan industri yang diajak untuk bekerja sama. Hal ini ditujukan untuk memperlancar kerjasama dan hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak. Sekolah berharap jika siswa selalu berkelakuan baik, dan bekerja dengan baik pada saat prakerin.
Hubungan kerja sama dilakukan pada dasarnya untuk menguntungkan kedua belah pihak, baik pihak perusahaan industri maupun pihak sekolah. Apabila kerja sama dilakukan dengan baik secara terus menerus maka sekolah mendapatkan keuntungan berupa apabila siswa memiliki kinerja yang baik maka pihak maka pihak perusahaan dapat merekrut siswa tersebut pada saat siswa sudah lulus dari sekolahnya dan dapat menambah ilmu pengetahuan siswa. Sedangkan untuk pihak perusahaan dapat memperoleh keuntungan dengan apabila perusahaan ingin menambah pegawai bisa dengan mudah untuk mendapatkan pegawai dari siswa SMK tersebut, selain itu juga dapat meringankan beban perusahaan dengan adanya tenaga siswa yang prakerin tersebut.
Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) bahwa keuntungan yang diperoleh dalam rangka

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
B.     Saran
            Berdasarkan dari kesimpulan hasil penelitian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
1.      Kepala Sekolah
a.       Pemberdayaan alumni hendaknya dapat dikelola semaksimal mungkin, hal ini mengingat banyak alumni SMKN 8 Malang yang sukses merintis karier diberbagai bidang pekerjaan di instansi pemerintah, di lembaga pendidikan, di perusahaan atau berwiraswasta. Sekolah diharapkan melakukan penelusuran alumni khususnya yang memegang jabatan strategis tersebut, memfasilitasi pertemuan secara berkala untuk meminta saran alumni demi kemajuan sekolah.
2.      Bidang Kehumasan
a.       Humas hendaknya harus mengupayakan agar kerja sama antara SMKN 8 Malang dengan DUDI dapat berjalan optimal

DAFTAR RUJUKAN

Indriaturrahmi dan Sudiyatno. 2016. Peran Dunia Usaha dan Dunia Industri dalam Penyelenggaraan SMK Berbasis Kearifan Lokal Di Kota Mataram. Jurnal Pendidikan Vokasi, 6(2), 162¯172, (Online), (https://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/download/6277/8013). Diakses 10 April 2019.

Ixtiarto, B. & Sutrisno, B. 2016. Kemitraan Sekolah Menengah Kejuruan dengan Dunia Usaha Dan Dunia Industri (Kajian aspek Pengelolaan pada SMK Muhammadiyah 2 Wuryantoro Kabupaten Wonogiri). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26(1), 57¯69, (Online), (http://journals.ums.ac.id/index.php/jpis/article/view/2130). Diakses 5 April 2019.

Mulyasa, E. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Murniati dan Usman. 2009. Implementasi Manajemen Strategik: dalam Pemberdayaan Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Prastowo, A. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Syari, I.A., Imron, A., Arifin, I. 2018. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Dunia Usaha dan Industri dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Vokasional. Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan, 1(3), 313¯319, (Online), (http://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/article/download/2873/2590). Diakses 5 April 2019.

Yulianto dan Sutrisno, B. 2014. Pengelolaan Kerjasama Sekolah dengan Dunia Usaha / Dunia Industri (Studi Situs Smk Negeri 2 Kendal). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 24(1), 19¯37, (Online), (http://journals.ums.ac.id/index.php/jpis/article/download/796/522). Diakses 5 April 2019.

LAMPIRAN



1.1  Gambar MOU SMKN 8 Malang dengan DUDI


1.2  Gambar Proses Wawancara dengan Informan di SMKN 8 Malang


1.3  Gambar Foto Observasi di Depan Papan Nama Sekolah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar