KERJA
SAMA SEKOLAH DENGAN DUDI DI SMKN 8 MALANG
Laporan Observasi
Disusun untuk memenuhi Matakuliah
Manajemen Hubungan Masyarakat
yang dibina oleh Ibu Dra. Djum Djum
Noor Benty, M.Pd dan
Ibu Rochmawati, S.Pd., M.Pd
Oleh:
Desi Retno
Nugraheni (170131601015)
Meiron
Yikwa (170131601108)
Nur
Aida Indah E. (170131601060)
Wulan Roudhotul
Nasikhah (170131601025)

UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
April,
2019
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
SAMPUL
DAFTAR
ISI i
DAFTAR
GAMBAR
ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
B. Bentuk-bentuk
Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
C. Tujuan
Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
D. Keuntungan
yang Diperoleh Sekolah Melalui Kerja Sama
dengan DUDI
E. Strategi
dalam Mendukung Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
BAB
III METODE
BAB
IV TEMUAN LAPANGAN
BAB
V PEMBAHASAN
BAB
VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
RUJUKAN
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kerjasama sekolah dengan Dunia Usaha dan Industri
(DU/DI) merupakan sebuah program pembelajaran dan bisnis yang dapat memberikan
keuntungan dari kedua belah pihak. Kerjasama dilakukan selain karena tuntutan
kurikulun juga sebagai upaya pengembangan ketrampilan peserta didik dalam
bentuk kerja nyata industri. Dengan harapan bisa memberikan keuntungan bagi
industri untuk memanfaatkan mereka sebagai tenaga kerja bantu baik ditingkat
operasional maupun industri.
Pola kerjasama dilakukan secara
berkesinambungan, dan sekolah harus berinisiatif dalam menginformasikan pada
pihak industri mengenai jadwal dan waktu pelaksanaan prakerin. Sehingga antara
pihak sekolah dan industri bisa membuat komitmen berupa MOU. Sebagai panduan
pola kerjasama bisa dilengkapi dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang
lebih detail untuk meminimalisir kesalahpahaman diantara kedua belah pihak.
Pola kerja sama ini merupakan inisiatif awal dari sekolah dengan mendatangi
industri untuk mencari kebutuhan kompetensi yang bisa mendorong kemajuan
industri dan kemajuan kemampuan peserta didik. Proses pelaksanaan kerjasama akan
ditangani langsung oleh pihak unit pelaksana teknis produksi dan training
dibawah naungan bidang kerja sama dan pelayanan industri disetiap Sekolah
Kejuruan (SMK).
Perhatian yang besar terhadap pendidikan kejuruan tentu saja terkait dengan
prinsip-prinsip pendidikan kejuruan, seperti yang diidentifikasi oleh Barlow
dalam Murniati & Usman (2009:20), yaitu: (1) Pendidikan kejuruan adalah
suatu suatu perhatian rasional tenaga kerja, pendidikan industri,
pertanian dan bantuan pemerintah, kebutuhan ekonomi merupakan suatu kerangka
nasional dari pendidikan kejuruan; (2) Pendidikan kejuruan memelihara
pertahanan umum dan memajukan kesejahteraan umum; (3) Pendidikan kejuruan
mempersiapkan remaja dan dewasa, merupakan suatu tanggung jawab sekolah
pemerintah, demokratisasi pendidikan dimana pemerintah
memperlihatkan industri yang baik untuk kebutuhan pendidikan kejuruan
pada industri pendidikan sekolah pemerintah; (4) Pendidikan kejuruan
memerlukan suatu pendidikan dasar; (5) Pendidikan kejuruan direncanakan dan
dipimpin dalam kerjasama yang erat dengan pengusaha dan industri; (6)
Pendidikan kejuruan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang bernilai dalam
pasar tenaga kerja; (7) Pendidikan kejuruan memberikan pendidikan lanjutan
untuk anak remaja dan dewasa.
Hal ini bisa disimpulkan bahwa
prinsip kerja sama industri dengan sekolah mempunyai tujuan untuk memepercepat
waktu penyesuaian bagi lulusan Sekolah Kejuruan (SMK) dalam memasuki dunia
kerja yang akhirnya akan meningkatkan mutu sekolah. Sehingga mampu menarik
perhatian pihak masyarakat maupun pihak sekolah dalam menarik pelanggan. Untuk
itu sekolah harus pandai-pandai dalam memajukan kemampuan peserta didik dengan
bekerja sama dengan industri-industri yang terpandang, sehingga akan terjalin
sebuah kerja sama yang baik.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dari laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1. Apa
pengertian dari kerja sama sekolah dengan DUDI?
2. Apa
bentuk-bentuk kerja sama sekolah dengan DUDI?
3. Apa
tujuan kerja sama sekolah dengan DUDI?
4. Apa
keuntungan dari kerja sama sekolah dengan DUDI?
5. Bagaimana
strategi kerja sama sekolah dengan DUDI?
C.
Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan
observasi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
menjelaskan pengertian kerja sama sekolah dengan DUDI;
2. Untuk
menjelaskan bentuk-bentuk kerja sama sekolah dengan DUDI;
3. Untuk
menjelaskan tujuan kerja sama sekolah dengan DUDI;
4. Untuk
menjelaskan keuntungan kerja sama sekolah dengan DUDI;
5. Untuk
menjelaskan strategi kerja sama sekolah dengan DUDI;
D.
Manfaat
Manfaat dari
penulisan laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai
bahan pertanggungjawaban yang melaporkan mengenai kerja sama sekolah dengan
DUDI di SMKN 8 Malang;
2. Menambah
pengetahuan serta wawasan tentang kerja sama sekolah dengan DUDI;
3. Sebagai
gambaran lengkap mengenai kerja sama sekolah dengan DUDI di
SMKN 8 Malang;
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
Menurut Syari,
dkk (2018:318) menyatakan bahwa kerjasama adalah jalan keluar untuk mencapai
tujuan tertentu dengan cara yang lebih memudahkan suatu lembaga pendidikan
formal. Lebih lanjut menurut Rukmana dalam Ixtiarto dan Sutrisno (2016:60)
menyatakan bahwa kerjasama
yaitu derajat upaya sesuatu pihak untuk memenuhi keinginan pihak lain.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan menyatakan bahwa setiap
sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan dengan input, proses, output dan outcome. Kemitraan sekolah dapat dilakukan dengan lembaga
pemerintah maupun non pemerintah seperti perguruan tinggi, sekolah yang setara
serta Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) di lingkungannya, sekolah harus
mengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan masyarakat, DUDI, alumni dan
satuan pendidikan lainnya di dalam maupun di luar negeri. Berdasarkan pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa kerja sama sekolah dengan DUDI merupakan suatu
bentuk kerja sama/kemitraan yang dilakukan oleh sekolah dengan DUDI baik di
tingkat daerah/lokal, nasional, maupun internasioanal untuk memenuhi kebutuhan
sekolah.
B.
Bentuk-bentuk
Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
Menurut
Yulianto dan Sutrisno (2014:23) pelaksanaan kerjasama dengan DUDI antara lain dapat berupa (1)
Validasi Kurikulum. Hal ini dilakukan agar materi kegiatan pembelajaran yang
tercakup dalam struktur kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Tujuannya sekolah dapat menyiapkan perangkat kurikulum pada kompetensi keahlian
yang dibuka untuk divalidasi industri, sekolah dapat menyerap masukan DUDI
untuk diterapkan dalam bentuk kurikulum implementatif /kurikulum industri. (2)
Kunjungan Industri (KI), dilakukan untuk memberikan wawasan mengenai dunia
kerja yang akan dihadapi oleh siswa sebelum mengikuti program prakerin. (3)
Guru Tamu, bertujuan untuk menerapkan proses pembelajaran di sekolah sesuai
kebutuhan industri dengan mendapat materi pembelajaran langsung dari DUDI.
Menurut
Yulianto dan Sutrisno (2014:23) efektivitas kerjasama tersebut dilakukan dalam
bentuk (1) Praktek Kerja Industri (Prakerin), yang tujuannya : a) Siswa dapat
menguasai kompetensi sesuai dengan bidang keahlian yang disyaratkan DUDI dan
mendapatkan pengalaman teknis secara langsung di lini produksi; b) Siswa dapat
memiliki etos kerja yang sesuai dengan nilai – nilai yang ada di DUDI; c) DUDI
dapat memberdayakan siswa untuk meningkatkan produktifitas yang bernilai ekonomis; (2) Uji Kompetensi Kejuruan (UKK),
tujuannya untuk mengetahui kemampuan/kompetensi guru dan siswa sesuai standard
kompetensi di DUDI; (3) On The Job
Trainning (OJT) tujuannya guru dapat menambah kompetensi yang diperoleh di
industri untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah; (4) Bantuan peralatan
praktek dan beasiswa dari industry;Perusahaan umumnya memiliki program berupa
pemberian sebagian keuntungannya untuk kepentingan sosial yang salah satunya
untuk membantu dunia pendidikan, yang disebut program corporate social
responsibility (CSR ); (5) Unit Produksi (UP), untuk menghasilkan tenaga-tenaga
profesional yang mempunyai kemampuan teknis yang tinggi didukung oleh daya
analitis yang memadai agar dapat melaksanakan proses produksi mengikuti kaidah-kaidah
produktifitas, efisiensi dan kualitas yang tinggi; (6) Recrutment/ Penempatan Tamatan, bursa kerja khusus (BKK) sekolah
berkewajiban memfasilitasi/mempertemukan pencari kerja (tamatan/alumni) dengan user (perusahaan pencari tenaga kerja).
Lebih
lanjut menurut Ixtiarto dan Sutrisno (2016:60) bentuk kerjasama antara dunia
pendidikan dan dunia industri dalam mengembangkan konsep pendidikan bisa
diawali dengan cara menyelaraskan dan menggembangkan komunikasi yang
berkelanjutan terhadap kondisi dan perkembangan industri serta kebutuhan
kompetensi industri agar dapat disesuaikan dengan program pendidikan pada
sekolah menengah kejuruan (SMK), sehingga siswa memperoleh bekal yang cukup dan
memadai untuk dapat bersaing pada dunia kerja. Selain hal diatas bentuk
kerjasama yang dilakukan sekolah menengah kejuruan adalah melaksanakan program
praktik kerja industri (prakerin) bagi peserta didik pada di dunia usaha dan
dunia industri.
C.
Tujuan
Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
Menurut Kuncoro dalam Ixtiarto dan
Sutrisno (2016:61) kemitraan sekolah dengan lembaga
lain dalam masyarakat bertujuan: a) membantu sekolah dalam melaksanakan tugas
pendidikan; b) memperkaya pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam
bermacam-macam setting kehidupan; c) mendekatkan kegiatan belajar siswa dengan
konteks yang riil di dalam kehidupan sehari-hari; d) membantu sekolah untuk
memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat bagi kegiatan
pendidikan; e) meningkatkan berkembangnya kemandirian, kreatiftas, sikap
toleransi dan keterbukaan para siswa dalam kehidupan belajar; f) meningkatkan
kebermaknaan kegiatan belajar siswa bagi perubahan kehidupan dan pemecahan
masalah sosial.
Sedangkan
menurut
Mulyasa (2012:148) tujuan membangun hubungan dan kerjasama sekolah dengan
masyarakat dapat dilihat dua dimensi: (a) Dimensi
kepentingan sekolah yang meliputi memelihara kalangsungan hidup sekolah,
meningkatkan mutu pendidikan, memperlancar kegiatan belajar mengajar,
dan memperoleh bantuan serta dukungan dari masyrakat dalam rangka pengembangan program-program sekolah; (b) Dimensi kebutuhan masyarakat tujuan pengelolaan hubungan sekola dengan masuarakat adalah memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperoleh kemajuan sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat, dan memperoleh anggota masyarakat yang terampil serta meningkat kemampuannya.
dan memperoleh bantuan serta dukungan dari masyrakat dalam rangka pengembangan program-program sekolah; (b) Dimensi kebutuhan masyarakat tujuan pengelolaan hubungan sekola dengan masuarakat adalah memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperoleh kemajuan sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat, dan memperoleh anggota masyarakat yang terampil serta meningkat kemampuannya.
D.
Keuntungan
yang Diperoleh Sekolah Melalui Kerja Sama dengan DUDI
Beberapa
keuntungan yang diperoleh dalam rangka meningkatkan kualitas
lulusan SMK melalui kerjasama sekolah dengan DUDI menurut Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) meliputi: (1) siswa secara langsung dapat melihat bagaimana peranan teknologi dalam dunia usaha sehingga setelah lulus kelak tidak canggung lagi berinteraksi dengan proses teknologi dalam dunia usaha; (2) memotivasi siswa SMK untuk berkreasi lebih bagus lagi, dalam artian mereka bisa menemukan inovasi-inovasi baru karena sudah melihat secara langsung; (3) mampu meningkatkan mutu lulusan SMK karena dalam dunia usaha itu yang paling utama adalah disiplin agar dapat secara terus menerus bertahan, misalnya hal kecil mengindikasikan bahwa mutu telah mulai bersemi di sekolah adalah komitmen terhadap disiplin waktu dan belajar, etos kerja, budaya berkompetisi dan berprestasi; (4) lebih mudah mendesain kurikulum yang berbasis kompetensi karena langsung memenuhi tuntutan dunia usaha; (5) pola rekrutmen tenaga kerja tidak akan sulit lagi. Artinya, stakeholders SMK dapat merekomendasikan siapa-siapa siswa yang berprestasi untuk jadi tenaga kerja. Hal ini tidak memerlukan biaya lagi dalam rekrutmen tenaga kerja oleh dunia usaha.
lulusan SMK melalui kerjasama sekolah dengan DUDI menurut Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) meliputi: (1) siswa secara langsung dapat melihat bagaimana peranan teknologi dalam dunia usaha sehingga setelah lulus kelak tidak canggung lagi berinteraksi dengan proses teknologi dalam dunia usaha; (2) memotivasi siswa SMK untuk berkreasi lebih bagus lagi, dalam artian mereka bisa menemukan inovasi-inovasi baru karena sudah melihat secara langsung; (3) mampu meningkatkan mutu lulusan SMK karena dalam dunia usaha itu yang paling utama adalah disiplin agar dapat secara terus menerus bertahan, misalnya hal kecil mengindikasikan bahwa mutu telah mulai bersemi di sekolah adalah komitmen terhadap disiplin waktu dan belajar, etos kerja, budaya berkompetisi dan berprestasi; (4) lebih mudah mendesain kurikulum yang berbasis kompetensi karena langsung memenuhi tuntutan dunia usaha; (5) pola rekrutmen tenaga kerja tidak akan sulit lagi. Artinya, stakeholders SMK dapat merekomendasikan siapa-siapa siswa yang berprestasi untuk jadi tenaga kerja. Hal ini tidak memerlukan biaya lagi dalam rekrutmen tenaga kerja oleh dunia usaha.
Lebih
lanjut menurut Syari, dkk (2018:316) melalui kerjasama sekolah dengan DUDI
diperoleh keuntungan yaitu peserta didik meraih prestasi karena merasa ada
tanggung jawab yang besar yang diberikan oleh sekolah dan mereka dipercaya
untuk menyelesaikan tugas itu untuk mewakili sekolah tercinta dengan membawa
almamater kebanggaan. Dalam hal ini, DUDI sangat membantu sekolah untuk
mewujudkan itu karena bagaimanapun sekolah menengah kejuruan tetap membutuhkan
kerjasama yang baik dengan pihak luar.
E.
Strategi
dalam Mendukung Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
Menurut
Yulianto dan Sutrisno (2014:28) strategi yang dilakukan untuk memberdayakan
potensi sekolah dalam mendukung kerjasama dengan DUDI meliputi, (1) sekolah pro
aktif menjalin komunikasi dengan DUDI; (2) sekolah mengajukan penawaran
proposal ke industri terkait potensi sekolah (penempatan tamatan, OJT guru); (3)
sekolah aktif mengikuti kegiatan– kegiatan yang berkaitan dengan
pameran/promosi sekolah; (4) memanfaatkan peran-peran tertentu DUDI sebagai
guru tamu, tempat prakerin dan outsourching
ke industri, (5) DUDI yang bekerjasama dituangkan dalam bentuk MoU.
BAB III
METODE
Metode
yang digunakan dalam observasi ini adalah metode kualitatif. Menurut Prastowo
(2012:24) metode kualitatif merupakan metode yang sistematis untuk mengkaji
atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi didalamnya,
hasil penelitian yang diharapkan berupa makna dari fenomena yang diamati. Teknik
pengumpulan data dalam metode kualitatif ini menggunakan wawancara, observasi dan
studi dokumentasi. Wawancara adalah percakapan orang-perorang (the person to person) dan wawancara
kelompok (group interview). Wawancara
dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu peneliti sebagai pewawancara dan subjek
penelitian sebagai informan (Ulfatin, 2013:183). Melalui metode wawancara ini,
peneliti memberikan sejumlah pertanyaan kepada informan yang berkaitan dengan kerja sama
sekolah dengan DUDI di SMKN 8 Malang. Dalam
hal ini yang menjadi subjek penelitian atau informan adalah satu guru di
SMKN 8 Malang yaitu Ibu Mamik Rahayu, S.Pd.
selaku waka humas. Wawancara di SMKN 8 Malang tersebut, dilakukan oleh kelompok pada hari Selasa,
2 April 2019.
Selain
menggunakan metode wawancara, peneliti juga menggunakan metode observasi dengan
harapan melalui metode tersebut peneliti dapat menggali informasi lebih
mendalam dari informan dengan jalan melakukan observasi langsung di SMKN 8
Malang. Pengamatan atau
observasi merupakan teknik yang biasa digunakan dalam pengumpulan data di
samping untuk melengkapi teknik wawancara (Rahardjo: 2014). Dalam hal ini
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati kerja sama
sekolah dengan DUDI di SMKN 8 Malang.
Disamping menggunakan 2 teknik pengumpulan data diatas, kelompok juga menggunakan teknik studi dokumentasi. Dalam
hal ini kelompok
mendokumentasi data-data tentang MOU SMKN 8 Malang dengan DUDI.
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN
Nama Informan :
Ibu Mamik
Rahayu, S.Pd
Jabatan ` : Waka Humas
Tempat Wawancara :
Ruang TU SMKN 8 Malang
Waktu Wawancara : Selasa, 2 April 201
Pukul : 13.00 WIB
Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan kelompok 1 di SMKN 8 Malang diperoleh temuan
sebagai berikut: Bentuk dari pelaksanaan kerja sama antara SMKN 8 Malang dengan
DUDI meliputi: (1) praktik kerja lapangan; (2) guru tamu; (3) peningkatan
kualitas anak-anak di bidang produksi; (4) pemagangan; (4) teaching factory; (5) pengembangan bisnis; (6) dan UKK (Uji
Kompetensi Kejuruan). Kriteria yang harus dipenuhi DUDI yang akan bekerja sama
dengan SMKN 8 Malang yaitu tergantung pada kebutuhan industri yang sedang
dibutuhkan SMKN 8 Malang yang kemudian disesuaikan dengan sumber daya manusia
dan kompetensi siswa. Adapun tahapan-tahapan kerja sama SMKN 8 Malang dengan
DUDI meliputi tahapan yang panjang, yang terdiri atas: (1) pemenuhan industri
untuk siswa prakerin atau praktik kerja lapangan; (2) selanjutnya dilakukan
kerja sama; (3) berikutnya tentang pemagangan guru; (4) mengundang narasumber
ke sekolah untuk mengisi pembekalan sebagai guru tamu; dan (5) diadakannya
kegiatan pada kelas industri. Di SMKN 8 Malang, terdapat industri yang besar
seperti Gudang Garam, oleh sekolah di link
and match kan melalui Kementrian Perindustrian. Link and match tersebut di dasarkan pada kebutuhan sumber daya
manusia di industri dan hanya ada di SMKN 8 Malang terutama di jurusan mekatronika
dan elektronika industri.
Rangkaian program yang telah
dilakukan SMKN 8 Malang untuk meningkatkan kerja sama dengan DUDI sangat
banyak, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan industri masing-masing. Ada
Industri RPL, TKJ, elektronika industri, mekatronika. Misal RPL ini werehouse banyak mengambil mereka dari
segi untuk kelas industri, anak-anak banyak membantu di bisnis soft werehouse. Jadi, kerja sama antara
SMKN 8 Malang dengan DUDI ini terdapat simbiosis mutualisme. Lembaga atau
perusahaan tidak akan bekerja sama dengan sekolah A atau sekolah B jika tidak
ada simbiosis mutualisme. SMKN 8 Malang mencukupi hal itu, dengan siswa yang
berkompeten dan berkualitas melalui rekrutmen, tes dan sebagainya.
Strategi yang dilakukan SMKN 8
Malang untuk memberdayakan potensi sekolah dalam mendukung kerja sama dengan
DUDI yaitu dengan mengikutsertakan peserta didik dalam ajang-ajang perlombaan
di tingkat nasional maupun tingkat internasional. Contohnya sekolah mengikutkan
peserta didik untuk mengikuti lomba di tingkat nasional. Di lomba tingkat
nasional juga beberapa kali menjuarai di tingkat provinsi. Sedangkan di tingkat
internasional yaitu di India sendiri sekolah menjuarai medali emas. Jika
sekolah bisa membawa nama baik maka, industri-industri di sana sendiri pun bisa
berpartisipasi/setuju dan membuka peluang untuk siswa-siswa baru dalam bentuk
beasiswa. Peserta didik yang diikutkan lomba ke India ini hanya satu siswa
mewakili jurusannya. Kendala yang dialami oleh sekolah dalam membangun kerja
sama dengan DUDI yaitu dalam hal mengikuti kalender pendidikan dan juga
kendalanya dari orang tua peserta didik yang tidak memberikan izin. Dalam hal
ini peserta didik dari jurusan TKJ yang diterima kerja jauh dari tempat
tinggalnya seperti di Samarinda, Balikpapan, dan Lombok. Ketika peserta didik
tersebut sudah diterima kerja dan tinggal berangkat, dari orang tua sendiri
tidak memberikan izin dan tidak tega anaknya pergi jauh. Tapi khusus untuk
jurusan elektronika dan mekatronika, orang tua dari peserta didik cenderung
melepaskan anaknya atau lebih move on.
Jadi misalkan anaknya lolos di perusahaan Denso Jepang, orang tua dari peserta
didik tersebut cenderung memberikan izin anaknya untuk bekerja di perusahaan
itu. Untuk peserta didik yang lolos di Jepang akan mendapatkan pendidikan
kemantapan bahasa Jepang di Jakarta selama 6 bulan. Setelah itu mereka akan
belajar di Jepang selama 2 tahun.
Keuntungan yang diperoleh SMKN 8
Malang dengan adanya kerja sama dengan DUDI yaitu (1) lowongan pekerjaan bagi
peserta didik semakin banyak; (2) terbukanya kesempatan bagi peserta didik untuk
masuk perguruan tinggi. Dalam hal ini banyak perguruan tinggi yang meminta MOU
ke SMKN 8 Malang. Salah satunya perguruan tinggi UM, POLINEMA, ITS dan termasuk
kampus swasta di Malang maupun di luar Malang. Disamping itu, SMKN 8 Malang
juga memperoleh keuntungan dalam penyelenggaraan praktik peserta didik, dimana
banyak perusahaan yang bersedia memberikan atau mensuport alat-alat yang paling
update di bidang industri. Alumni-alumni
dari lulusan perguruan tinggi yang tidak mempunyai pekerjaan terkadang kembali
lagi ke SMKN 8 Malang. Dari SMKN 8 Malang sendiri berusaha untuk mencarikan
pekerjaan bagi mereka, dengan menyalurkan mereka ke industri-industri yang
membuka lowongan pekerjaan secara tertutup. Bantuan yang diperoleh SMKN 8
Malang dari DUDI seperti alat-alat industri yaitu alat otomatik industri yang
hanya terdapat di perusahaan-perusahaan besar. Karena saat ini, industri memasuki
padat modal bukan padat karya. Industri memiliki kecepatan perubahan 180°
dibanding kita. Jadi industri tersebut mempunyai kecepatan misalkan kita masih
mencapai revolusi 4.0 mereka sudah berada di revolusi 5.0.
Bentuk
peran serta DUDI di SMKN 8 Malang dalam rangka meningkatkan mutu lulusan agar
memiliki keterserapan di dunia kerja hanya terbatas pada pemberian workshop. Workshop
ini dilaksanakan pada saat peserta didik duduk di kelas 11 dan kelas industri.
Langkah yang ditempuh oleh SMKN 8 Malang yaitu dengan memberikan kepuasan pada
pelanggan. Selain itu dalam menjalin kerja sama dengan DUDI, SMKN 8 Malang juga
mengedepankan pemberian layanan secara prima. Disamping itu SMKN 8 Malang juga
berusaha mengedepankan adanya kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Jadi
dalam hal ini antara SMKN 8 Malang dengan DUDI saling menjaga komitmen satu
sama lain. DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang merupakan DUDI yang
memiliki link and match dengan kurikulum. Adapun DUDI yang dimaksud tersebut
meliputi Mekatronika di link kan dengan PT ALPAJ, Rekaya Perangkat Lunak (RPL)
di link kan dengan Mekamedia, TKJ di link kan dengan PENS. Selain itu masih
terdapat banyak lagi DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang seperti Denso,
Asmo, Tachi, Advantage, Pama Nusantara, Arthawena, Primapack Lawangmas,
Indolacto, Bahaestex, SFE Elektronik, BDF UT, Piranhamas, Adimic, Satos Premium
Creamer, Domosindo, Bank Jatim, Electrolux, Indostar Board, PJB, Kusuma
Agrowisata, Telkom Indonesia, Indosat, PPPPTK VEDC Malang, Evima, PAMA, Astra
International, dll.
Kegiatan prakerin di SMKN 8 Malang dimulai
pada tahun 2007. Sedangkan untuk industri-industri besar SMKN 8 Malang masih
mengawali kerja sama pada tahun 2017. Untuk indsustri-industri tingkat
internasional SMKN 8 Malang mulai menjalin kerja sama pada tahun 2015 sampai
sekarang.
Melalui
kerja sama dengan DUDI dalam hal prakerin peserta didik selain belajar attitude juga belajar mengenai uji
kompetensi keahlian. Misalkan di PT Indolakto dan PT Krakatau Batam, secara
otomatis anak-anak berhubungan langsung dengan mekanisasi yang ada disana, baik
budayanya, etikanya, maupun alat yang digunakan perusahaan. Peserta didik yang
prakerin mendapat peluang diterima kerja di DUDI apabila mereka betul-betul
memiliki kemampuan. Sedangkan untuk peserta didik yang tidak mendapatkan
peluang kerja, sekolah akan mengambil kebijakan dengan melakukan rekrutmen dari
industrinya, seperti PT Permodalan Mandiri dan PT Saros. Melalui PT tersebut,
semua jurusan bisa masuk. Sedangkan khusus untuk industri yang tertutup sekolah
tidak bisa membantu. Disamping itu kebijakan yang diambil oleh sekolah juga
tergantung pada pemetaan siswa, ada siswa yang ingin melanjutkan dan juga ada
siswa yang ingin bekerja. Kalau yang melanjutkan ke peguruan tinggi setiap
minggu sekolah ada kerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di Kota Malang
dan kerja sama dengan alumni, baik alumni yang di STAN, ITS Surabaya. Para
alumni bisa membantua adek-adeknya untuk menggali informasi tentang perguruan
tinggi.
BAB V
PEMBAHASAN
Kerja sama guna
membangun pendidikan yang baik akan menguntungkan bagi sekolah, peserta didik
maupun masyarakat. Di SMKN 8 Malang bekerja sama dengan DUDI dalam bentuk antara
lain sebagai berikut: (1) praktik kerja lapangan; (2) guru tamu; (3)
peningkatan kualitas anak-anak di bidang produksi; (4) pemagangan; (5) teaching factory; (6) pengembangan
bisnis; dan (7) UKK (Uji Kompetensi Kejuruan). Hal ini juga dapat dilihat
berdasarkan teori menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:23) pelaksanaan kerjasama
dengan DUDI antara lain dapat berupa (1) Validasi Kurikulum. Hal ini dilakukan
agar materi kegiatan pembelajaran yang tercakup dalam struktur kurikulum sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja. Tujuannya sekolah dapat menyiapkan perangkat
kurikulum pada kompetensi keahlian yang dibuka untuk divalidasi industri,
sekolah dapat menyerap masukan DUDI untuk diterapkan dalam bentuk kurikulum
implementatif /kurikulum industri. (2) Kunjungan Industri (KI), dilakukan untuk
memberikan wawasan mengenai dunia kerja yang akan dihadapi oleh siswa sebelum
mengikuti program prakerin. (3) Guru Tamu, bertujuan untuk menerapkan proses
pembelajaran di sekolah sesuai kebutuhan industri dengan mendapat materi
pembelajaran langsung dari DUDI.
Kriteria yang
harus dipenuhi DUDI yang akan bekerja sama dengan SMKN 8 Malang ini adalah tergantung
pada kebutuhan industri yang sedang dibutuhkan SMKN 8 Malang yang kemudian disesuaikan
dengan sumber daya manusia dan kompetensi siswa. Tahapan pelaksanaan kerja sama
antara SMKN 8 Malang dengan DUDI, memiliki tahapan yang panjang diantaranya
adalah (1) pemenuhan industri untuk siswa prakerin atau praktik kerja lapangan;
(2) selanjutnya dilakukan kerja sama; (3) berikutnya tentang pemagangan guru;
(4) mengundang narasumber ke sekolah untuk mengisi pembekalan sebagai guru
tamu; dan (5) diadakannya kegiatan pada kelas industri.
Program yang
telah dilakukan sekolah ini untuk meningkatkan kerja sama dengan DUDI yaitu Rangkaiannya
sangat banyak, sesuai dengan kebutuhan industri masing-masing. Ada Industri
RPL, TKJ, elektronika industri, mekatronika. Misal RPL ini werehouse banyak mengambil mereka dari segi untuk kelas industri,
anak-anak banyak membantu di bisnis soft
werehouse. Jadi, ada simbiosis mutualisme. Lembaga atau perusahaan tidak
akan bekerja sama dengan sekolah A atau sekolah B jika tidak ada simbiosis
mutualisme. Sekolah mencukupi hal itu, dengan siswa yang berkompeten dan berkualitas
melalui rekrutmen, tes dan sebagainya.
Menurut Yulianto
dan Sutrisno (2014:28) strategi yang dilakukan untuk memberdayakan potensi
sekolah dalam mendukung kerjasama dengan DUDI meliputi, (1) sekolah pro aktif
menjalin komunikasi dengan DUDI; (2) sekolah mengajukan penawaran proposal ke
industri terkait potensi sekolah (penempatan tamatan, OJT guru); (3) sekolah
aktif mengikuti kegiatan– kegiatan yang berkaitan dengan pameran/promosi
sekolah; (4) memanfaatkan peran-peran tertentu DUDI sebagai guru tamu, tempat
prakerin dan outsourching ke
industri, (5) DUDI yang bekerjasama dituangkan dalam bentuk MoU. Sedangkan di SMKN 8 Malang sendiri strategi yang dilakukan sekolah yaitu peserta didik
diikutkan dalam ajang-ajang perlombaan di nasional maupun internasional,
contohnya sekolah
mengikutkan peserta didik untuk mengikuti lomba di nasional. Di lomba
nasional juga beberapa kali
menjuarai di tingkat provinsi sedangkan di internasional yaitu di India sendiri sekolah menjuarai medali emas. Jika kita
bisa membawa
nama baik maka industri-industri di sana sendiri pun bias berpartisipasi/setuju dan membuka peluang untuk
siswa-siswa baru dalam bentuk beasiswa. Peserta didik yang diikutkan lomba ke India ini hanya satu siswa mewakili jurusannya.
Kendala yang dihadapi sekolah
yaitu dalam mengikuti kalender
pendidikan sendiri menjadi kendala, dan juga kendalanya dari orang tua peserta
didik itu sendiri dalam hal ini bahwa peserta didik yang keterima kerja yang
jauh dari tempat tinggalnya seperti ke Jakarta, Tangerang, Bali, Surabaya, Jepang, Malaysia dan China. Orang tua tersebut tidak ingin bahwa anaknya sendiri
pergi, tetapi juga ada orang tua yang ingin anaknya untuk pergi melanjutkan studi di
luar dengan syarat-syarat
tertentu.
Keuntungan
yang diperoleh SMKN 8 Malang dengan adanya kerja sama dengan DUDI yaitu (1)
lowongan pekerjaan bagi peserta didik semakin banyak; (2) terbukanya kesempatan
bagi peserta didik untuk masuk perguruan tinggi. Disamping itu, SMKN 8 Malang
juga memperoleh keuntungan dalam penyelenggaraan praktik peserta didik, dimana
banyak perusahaan yang bersedia memberikan atau mensuport alat-alat yang paling
update di bidang industri. Menurut
Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) keuntungan yang diperoleh dalam
rangka meningkatkan kualitas lulusan SMK melalui kerjasama sekolah dengan DUDI
meliputi: (1) siswa secara langsung dapat melihat bagaimana peranan teknologi
dalam dunia usaha sehingga setelah lulus kelak tidak canggung lagi berinteraksi
dengan proses teknologi dalam dunia usaha; (2) memotivasi siswa SMK untuk
berkreasi lebih bagus lagi, dalam artian mereka bisa menemukan inovasi-inovasi
baru karena sudah melihat secara langsung; (3) mampu meningkatkan mutu lulusan
SMK karena dalam dunia usaha itu yang paling utama adalah disiplin agar dapat
secara terus menerus bertahan, misalnya hal kecil mengindikasikan bahwa mutu
telah mulai bersemi di sekolah adalah komitmen terhadap disiplin waktu dan
belajar, etos kerja, budaya berkompetisi dan berprestasi; (4) lebih mudah
mendesain kurikulum yang berbasis kompetensi karena langsung memenuhi tuntutan
dunia usaha; (5) pola rekrutmen tenaga kerja tidak akan sulit lagi. Artinya, stakeholders SMK dapat merekomendasikan
siapa-siapa siswa yang berprestasi untuk jadi tenaga kerja. Hal ini tidak
memerlukan biaya lagi dalam rekrutmen tenaga kerja oleh dunia usaha.
Bantuan
yang diperoleh SMKN 8 Malang dari DUDI yang dapat dimanfaatkan untuk
peningkatan pembelajaran yaitu berupa alat-alat industri yaitu alat otomatik
industri yang hanya terdapat di perusahaan-perusahaan besar. Hal ini sesuai
dengan pendapat Yulianto dan Sutrisno (2014:31) yang menyatakan bahwa bantuan dari
DUDI yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pembelajaran yaitu berupa
peralatan praktik, buku, dan beasiswa dari industri. Program corporate social responsibility (CSR)
dari DUDI merupakan peluang bagi sekolah untuk memperoleh bantuan yang dapat
meningkatkan kualitas sarana prasarana yang dimiliki untuk kegiatan pembelajaran.
Bentuk
peran serta DUDI di SMKN 8 Malang dalam rangka meningkatkan mutu lulusan agar
memiliki keterserapan di dunia kerja hanya terbatas pada pemberian workshop.
Workshop ini dilaksanakan pada saat peserta didik duduk di kelas 11 dan kelas
industri. Sedangkan menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:29) peran DUDI dalam rangka
meningkatkan mutu lulusan agar memiliki keterserapan di dunia kerja antara
lain: menyediakan tempat pengembangan SDM lewat OJT dan menyediakan peralatan
melalui kegiatan outsourching dan
prakerin. Menurut Tim Penyelaras Pendidikan dengan Dunia Kerja dalam Indriaturrahmi
dan Sudiyatno (2016:165) untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK perlu adanya
program penyelarasan antara SMK dengan DUDI. Dalam program penyelarasan yang
dimaksud adalah penyelarasan dari supply
side dan demand side.
Penyelarasan dari supply side
merupakan upaya penyesuaian lulusan yang dihasilkan oleh dunia pendidikan
dengan kebutuhan dunia kerja yang direpresentsikan melalui tingkat penyerapan
tenaga kerja sedangkan penyelarasan dari demand
side direpresentasikan melalui tingkat pemenuhan permintaan dunia kerja
Langkah
yang ditempuh oleh SMKN 8 Malang agar kerja sama dengan DUDI dapat berjalan
optimal yaitu dengan memberikan kepuasan pada pelanggan. Selain itu dalam
menjalin kerja sama dengan DUDI, SMKN 8 Malang juga mengedepankan pemberian
layanan secara prima. Disamping itu SMKN 8 Malang juga berusaha mengedepankan
adanya kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Jadi dalam hal ini antara SMKN
8 Malang dengan DUDI saling menjaga komitmen satu sama lain. Menurut Paryono dalam
Yulianto dan Sutrisno (2014:32-33) untuk mengupayakan agar kerja sama dengan
DUDI dapat berjalan optimal, disarankan adanya kerjasama antara sekolah dengan DUDI
yang berprinsip saling menguntungkan. Lebih lanjut menurut Yulianto dan
Sutrisno (2014:33) kerjasama dengan DUDI adalah suatu keharusan, untuk
mensinkronkan alat praktek yang dimiliki sekolah dengan peralatan yang ada di
industri, pelaksanaan KBM di sekolah dapat menyesuaikan perkembangan industri,
memastikan pencapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa dan industri yang
dituju untuk diajak bekerjasama dapat dipastikan.
DUDI
yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang merupan DUDI yang memiliki link and match dengan kurikulum. Adapun
DUDI yang dimaksud tersebut meliputi Mekatronika di link kan dengan PT ALPAJ, Rekaya Perangkat Lunak (RPL) di link kan dengan Mekamedia, TKJ di link kan dengan PENS. Selain itu masih
terdapat banyak lagi DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang seperti Denso,
Asmo, Tachi, Advantage, Pama Nusantara, Arthawena, Primapack Lawangmas,
Indolacto, Bahaestex, SFE Elektronik, BDF UT, Piranhamas, Adimic, Satos Premium
Creamer, Domosindo, Bank Jatim, Electrolux, Indostar Board, PJB, Kusuma
Agrowisata, Telkom Indonesia, Indosat, PPPPTK VEDC Malang, Evima, PAMA, Astra
International, dll.
SMKN 8 Malang
merupakan sekolah kejuruan yang bergerak dibidang pendidikan industri. Untuk
melancarkan kegiatan belajar mengajar di SMKN 3 Malang tidak hanya memerlukan
kegiatan pendidikan yang berupa teori yang diberikan guru di dalam kelas, namun
juga memerlukan praktek kerja agar siswa lebih mampu untuk mengeksplor
kemampuannya. Selain kegiatan pembelajaran di sekolah, di SMKN 8 Malang juga
mengadakan prakerin setiap tahunnya untuk mendukung kegiatan belajar siswa.
Prakerin ini
biasanya dilakukan sekolah dengan bekerjasama dengan perusahaan industri yang
sesuai dengan jurusan yang dipilih oleh masing-masing siswa. Untuk melakukan
prakerin pihak sekolah selalu memberikan bekal kepada siswa agar siswa dapat
berkelakuan baik di perusahaan industri yang diajak untuk bekerja sama. Hal ini
ditujukan untuk memperlancar kerjasama dan hubungan yang menguntungkan kedua
belah pihak. Sekolah berharap jika siswa selalu berkelakuan baik, dan bekerja
dengan baik pada saat prakerin.
Hubungan kerja
sama dilakukan pada dasarnya untuk menguntungkan kedua belah pihak, baik pihak
perusahaan industri maupun pihak sekolah. Apabila kerja sama dilakukan dengan
baik secara terus menerus maka sekolah mendapatkan keuntungan berupa apabila
siswa memiliki kinerja yang baik maka pihak maka pihak perusahaan dapat
merekrut siswa tersebut pada saat siswa sudah lulus dari sekolahnya dan dapat
menambah ilmu pengetahuan siswa. Sedangkan untuk pihak perusahaan dapat
memperoleh keuntungan dengan apabila perusahaan ingin menambah pegawai bisa
dengan mudah untuk mendapatkan pegawai dari siswa SMK tersebut, selain itu juga
dapat meringankan beban perusahaan dengan adanya tenaga siswa yang prakerin
tersebut.
Hal ini sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) bahwa keuntungan
yang diperoleh dalam rangka
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Berdasarkan
dari kesimpulan hasil penelitian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Kepala
Sekolah
a. Pemberdayaan
alumni hendaknya dapat dikelola semaksimal mungkin, hal ini mengingat banyak
alumni SMKN 8 Malang yang sukses merintis karier diberbagai bidang pekerjaan di
instansi pemerintah, di lembaga pendidikan, di perusahaan atau berwiraswasta. Sekolah
diharapkan melakukan penelusuran alumni khususnya yang memegang jabatan
strategis tersebut, memfasilitasi pertemuan secara berkala untuk meminta saran
alumni demi kemajuan sekolah.
2. Bidang
Kehumasan
a. Humas
hendaknya harus mengupayakan agar kerja sama antara SMKN 8 Malang dengan DUDI
dapat berjalan optimal
DAFTAR RUJUKAN
Indriaturrahmi
dan Sudiyatno. 2016. Peran Dunia Usaha dan Dunia Industri dalam Penyelenggaraan
SMK Berbasis Kearifan Lokal Di Kota Mataram.
Jurnal Pendidikan Vokasi, 6(2), 162¯172, (Online), (https://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/download/6277/8013).
Diakses 10 April 2019.
Ixtiarto, B. & Sutrisno, B. 2016. Kemitraan Sekolah Menengah Kejuruan
dengan Dunia Usaha Dan Dunia Industri (Kajian aspek Pengelolaan pada SMK
Muhammadiyah 2 Wuryantoro Kabupaten Wonogiri). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26(1), 57¯69, (Online), (http://journals.ums.ac.id/index.php/jpis/article/view/2130). Diakses 5
April 2019.
Mulyasa, E. 2012. Manajemen
Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Murniati
dan Usman. 2009. Implementasi Manajemen Strategik: dalam Pemberdayaan
Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Prastowo, A.
2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam
Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Syari, I.A.,
Imron, A., Arifin, I. 2018. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Dunia Usaha dan
Industri dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah
Vokasional. Jurnal Administrasi dan Manajemen
Pendidikan, 1(3), 313¯319, (Online), (http://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/article/download/2873/2590).
Diakses 5 April 2019.
Yulianto dan Sutrisno, B. 2014. Pengelolaan Kerjasama Sekolah
dengan Dunia Usaha / Dunia Industri (Studi Situs Smk Negeri 2 Kendal). Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial, 24(1),
19¯37, (Online), (http://journals.ums.ac.id/index.php/jpis/article/download/796/522). Diakses 5 April 2019.
LAMPIRAN



1.1 Gambar MOU SMKN 8 Malang dengan DUDI


1.2 Gambar Proses Wawancara dengan Informan di SMKN 8 Malang


1.3 Gambar Foto Observasi di Depan
Papan Nama Sekolah
KERJA
SAMA SEKOLAH DENGAN DUDI DI SMKN 8 MALANG
Laporan Observasi
Disusun untuk memenuhi Matakuliah
Manajemen Hubungan Masyarakat
yang dibina oleh Ibu Dra. Djum Djum
Noor Benty, M.Pd dan
Ibu Rochmawati, S.Pd., M.Pd
Oleh:
Desi Retno
Nugraheni (170131601015)
Meiron
Yikwa (170131601108)
Nur
Aida Indah E. (170131601060)
Wulan Roudhotul
Nasikhah (170131601025)

UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
April,
2019
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
SAMPUL
DAFTAR
ISI i
DAFTAR
GAMBAR
ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
B. Bentuk-bentuk
Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
C. Tujuan
Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
D. Keuntungan
yang Diperoleh Sekolah Melalui Kerja Sama
dengan DUDI
E. Strategi
dalam Mendukung Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
BAB
III METODE
BAB
IV TEMUAN LAPANGAN
BAB
V PEMBAHASAN
BAB
VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR
RUJUKAN
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kerjasama sekolah dengan Dunia Usaha dan Industri
(DU/DI) merupakan sebuah program pembelajaran dan bisnis yang dapat memberikan
keuntungan dari kedua belah pihak. Kerjasama dilakukan selain karena tuntutan
kurikulun juga sebagai upaya pengembangan ketrampilan peserta didik dalam
bentuk kerja nyata industri. Dengan harapan bisa memberikan keuntungan bagi
industri untuk memanfaatkan mereka sebagai tenaga kerja bantu baik ditingkat
operasional maupun industri.
Pola kerjasama dilakukan secara
berkesinambungan, dan sekolah harus berinisiatif dalam menginformasikan pada
pihak industri mengenai jadwal dan waktu pelaksanaan prakerin. Sehingga antara
pihak sekolah dan industri bisa membuat komitmen berupa MOU. Sebagai panduan
pola kerjasama bisa dilengkapi dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang
lebih detail untuk meminimalisir kesalahpahaman diantara kedua belah pihak.
Pola kerja sama ini merupakan inisiatif awal dari sekolah dengan mendatangi
industri untuk mencari kebutuhan kompetensi yang bisa mendorong kemajuan
industri dan kemajuan kemampuan peserta didik. Proses pelaksanaan kerjasama akan
ditangani langsung oleh pihak unit pelaksana teknis produksi dan training
dibawah naungan bidang kerja sama dan pelayanan industri disetiap Sekolah
Kejuruan (SMK).
Perhatian yang besar terhadap pendidikan kejuruan tentu saja terkait dengan
prinsip-prinsip pendidikan kejuruan, seperti yang diidentifikasi oleh Barlow
dalam Murniati & Usman (2009:20), yaitu: (1) Pendidikan kejuruan adalah
suatu suatu perhatian rasional tenaga kerja, pendidikan industri,
pertanian dan bantuan pemerintah, kebutuhan ekonomi merupakan suatu kerangka
nasional dari pendidikan kejuruan; (2) Pendidikan kejuruan memelihara
pertahanan umum dan memajukan kesejahteraan umum; (3) Pendidikan kejuruan
mempersiapkan remaja dan dewasa, merupakan suatu tanggung jawab sekolah
pemerintah, demokratisasi pendidikan dimana pemerintah
memperlihatkan industri yang baik untuk kebutuhan pendidikan kejuruan
pada industri pendidikan sekolah pemerintah; (4) Pendidikan kejuruan
memerlukan suatu pendidikan dasar; (5) Pendidikan kejuruan direncanakan dan
dipimpin dalam kerjasama yang erat dengan pengusaha dan industri; (6)
Pendidikan kejuruan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang bernilai dalam
pasar tenaga kerja; (7) Pendidikan kejuruan memberikan pendidikan lanjutan
untuk anak remaja dan dewasa.
Hal ini bisa disimpulkan bahwa
prinsip kerja sama industri dengan sekolah mempunyai tujuan untuk memepercepat
waktu penyesuaian bagi lulusan Sekolah Kejuruan (SMK) dalam memasuki dunia
kerja yang akhirnya akan meningkatkan mutu sekolah. Sehingga mampu menarik
perhatian pihak masyarakat maupun pihak sekolah dalam menarik pelanggan. Untuk
itu sekolah harus pandai-pandai dalam memajukan kemampuan peserta didik dengan
bekerja sama dengan industri-industri yang terpandang, sehingga akan terjalin
sebuah kerja sama yang baik.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dari laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1. Apa
pengertian dari kerja sama sekolah dengan DUDI?
2. Apa
bentuk-bentuk kerja sama sekolah dengan DUDI?
3. Apa
tujuan kerja sama sekolah dengan DUDI?
4. Apa
keuntungan dari kerja sama sekolah dengan DUDI?
5. Bagaimana
strategi kerja sama sekolah dengan DUDI?
C.
Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan
observasi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
menjelaskan pengertian kerja sama sekolah dengan DUDI;
2. Untuk
menjelaskan bentuk-bentuk kerja sama sekolah dengan DUDI;
3. Untuk
menjelaskan tujuan kerja sama sekolah dengan DUDI;
4. Untuk
menjelaskan keuntungan kerja sama sekolah dengan DUDI;
5. Untuk
menjelaskan strategi kerja sama sekolah dengan DUDI;
D.
Manfaat
Manfaat dari
penulisan laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai
bahan pertanggungjawaban yang melaporkan mengenai kerja sama sekolah dengan
DUDI di SMKN 8 Malang;
2. Menambah
pengetahuan serta wawasan tentang kerja sama sekolah dengan DUDI;
3. Sebagai
gambaran lengkap mengenai kerja sama sekolah dengan DUDI di
SMKN 8 Malang;
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
Menurut Syari,
dkk (2018:318) menyatakan bahwa kerjasama adalah jalan keluar untuk mencapai
tujuan tertentu dengan cara yang lebih memudahkan suatu lembaga pendidikan
formal. Lebih lanjut menurut Rukmana dalam Ixtiarto dan Sutrisno (2016:60)
menyatakan bahwa kerjasama
yaitu derajat upaya sesuatu pihak untuk memenuhi keinginan pihak lain.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan menyatakan bahwa setiap
sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan dengan input, proses, output dan outcome. Kemitraan sekolah dapat dilakukan dengan lembaga
pemerintah maupun non pemerintah seperti perguruan tinggi, sekolah yang setara
serta Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) di lingkungannya, sekolah harus
mengembangkan kerjasama dan kemitraan dengan masyarakat, DUDI, alumni dan
satuan pendidikan lainnya di dalam maupun di luar negeri. Berdasarkan pengertian
di atas dapat disimpulkan bahwa kerja sama sekolah dengan DUDI merupakan suatu
bentuk kerja sama/kemitraan yang dilakukan oleh sekolah dengan DUDI baik di
tingkat daerah/lokal, nasional, maupun internasioanal untuk memenuhi kebutuhan
sekolah.
B.
Bentuk-bentuk
Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
Menurut
Yulianto dan Sutrisno (2014:23) pelaksanaan kerjasama dengan DUDI antara lain dapat berupa (1)
Validasi Kurikulum. Hal ini dilakukan agar materi kegiatan pembelajaran yang
tercakup dalam struktur kurikulum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Tujuannya sekolah dapat menyiapkan perangkat kurikulum pada kompetensi keahlian
yang dibuka untuk divalidasi industri, sekolah dapat menyerap masukan DUDI
untuk diterapkan dalam bentuk kurikulum implementatif /kurikulum industri. (2)
Kunjungan Industri (KI), dilakukan untuk memberikan wawasan mengenai dunia
kerja yang akan dihadapi oleh siswa sebelum mengikuti program prakerin. (3)
Guru Tamu, bertujuan untuk menerapkan proses pembelajaran di sekolah sesuai
kebutuhan industri dengan mendapat materi pembelajaran langsung dari DUDI.
Menurut
Yulianto dan Sutrisno (2014:23) efektivitas kerjasama tersebut dilakukan dalam
bentuk (1) Praktek Kerja Industri (Prakerin), yang tujuannya : a) Siswa dapat
menguasai kompetensi sesuai dengan bidang keahlian yang disyaratkan DUDI dan
mendapatkan pengalaman teknis secara langsung di lini produksi; b) Siswa dapat
memiliki etos kerja yang sesuai dengan nilai – nilai yang ada di DUDI; c) DUDI
dapat memberdayakan siswa untuk meningkatkan produktifitas yang bernilai ekonomis; (2) Uji Kompetensi Kejuruan (UKK),
tujuannya untuk mengetahui kemampuan/kompetensi guru dan siswa sesuai standard
kompetensi di DUDI; (3) On The Job
Trainning (OJT) tujuannya guru dapat menambah kompetensi yang diperoleh di
industri untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah; (4) Bantuan peralatan
praktek dan beasiswa dari industry;Perusahaan umumnya memiliki program berupa
pemberian sebagian keuntungannya untuk kepentingan sosial yang salah satunya
untuk membantu dunia pendidikan, yang disebut program corporate social
responsibility (CSR ); (5) Unit Produksi (UP), untuk menghasilkan tenaga-tenaga
profesional yang mempunyai kemampuan teknis yang tinggi didukung oleh daya
analitis yang memadai agar dapat melaksanakan proses produksi mengikuti kaidah-kaidah
produktifitas, efisiensi dan kualitas yang tinggi; (6) Recrutment/ Penempatan Tamatan, bursa kerja khusus (BKK) sekolah
berkewajiban memfasilitasi/mempertemukan pencari kerja (tamatan/alumni) dengan user (perusahaan pencari tenaga kerja).
Lebih
lanjut menurut Ixtiarto dan Sutrisno (2016:60) bentuk kerjasama antara dunia
pendidikan dan dunia industri dalam mengembangkan konsep pendidikan bisa
diawali dengan cara menyelaraskan dan menggembangkan komunikasi yang
berkelanjutan terhadap kondisi dan perkembangan industri serta kebutuhan
kompetensi industri agar dapat disesuaikan dengan program pendidikan pada
sekolah menengah kejuruan (SMK), sehingga siswa memperoleh bekal yang cukup dan
memadai untuk dapat bersaing pada dunia kerja. Selain hal diatas bentuk
kerjasama yang dilakukan sekolah menengah kejuruan adalah melaksanakan program
praktik kerja industri (prakerin) bagi peserta didik pada di dunia usaha dan
dunia industri.
C.
Tujuan
Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
Menurut Kuncoro dalam Ixtiarto dan
Sutrisno (2016:61) kemitraan sekolah dengan lembaga
lain dalam masyarakat bertujuan: a) membantu sekolah dalam melaksanakan tugas
pendidikan; b) memperkaya pengalaman belajar yang diperoleh siswa dalam
bermacam-macam setting kehidupan; c) mendekatkan kegiatan belajar siswa dengan
konteks yang riil di dalam kehidupan sehari-hari; d) membantu sekolah untuk
memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat bagi kegiatan
pendidikan; e) meningkatkan berkembangnya kemandirian, kreatiftas, sikap
toleransi dan keterbukaan para siswa dalam kehidupan belajar; f) meningkatkan
kebermaknaan kegiatan belajar siswa bagi perubahan kehidupan dan pemecahan
masalah sosial.
Sedangkan
menurut
Mulyasa (2012:148) tujuan membangun hubungan dan kerjasama sekolah dengan
masyarakat dapat dilihat dua dimensi: (a) Dimensi
kepentingan sekolah yang meliputi memelihara kalangsungan hidup sekolah,
meningkatkan mutu pendidikan, memperlancar kegiatan belajar mengajar,
dan memperoleh bantuan serta dukungan dari masyrakat dalam rangka pengembangan program-program sekolah; (b) Dimensi kebutuhan masyarakat tujuan pengelolaan hubungan sekola dengan masuarakat adalah memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperoleh kemajuan sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat, dan memperoleh anggota masyarakat yang terampil serta meningkat kemampuannya.
dan memperoleh bantuan serta dukungan dari masyrakat dalam rangka pengembangan program-program sekolah; (b) Dimensi kebutuhan masyarakat tujuan pengelolaan hubungan sekola dengan masuarakat adalah memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperoleh kemajuan sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat, dan memperoleh anggota masyarakat yang terampil serta meningkat kemampuannya.
D.
Keuntungan
yang Diperoleh Sekolah Melalui Kerja Sama dengan DUDI
Beberapa
keuntungan yang diperoleh dalam rangka meningkatkan kualitas
lulusan SMK melalui kerjasama sekolah dengan DUDI menurut Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) meliputi: (1) siswa secara langsung dapat melihat bagaimana peranan teknologi dalam dunia usaha sehingga setelah lulus kelak tidak canggung lagi berinteraksi dengan proses teknologi dalam dunia usaha; (2) memotivasi siswa SMK untuk berkreasi lebih bagus lagi, dalam artian mereka bisa menemukan inovasi-inovasi baru karena sudah melihat secara langsung; (3) mampu meningkatkan mutu lulusan SMK karena dalam dunia usaha itu yang paling utama adalah disiplin agar dapat secara terus menerus bertahan, misalnya hal kecil mengindikasikan bahwa mutu telah mulai bersemi di sekolah adalah komitmen terhadap disiplin waktu dan belajar, etos kerja, budaya berkompetisi dan berprestasi; (4) lebih mudah mendesain kurikulum yang berbasis kompetensi karena langsung memenuhi tuntutan dunia usaha; (5) pola rekrutmen tenaga kerja tidak akan sulit lagi. Artinya, stakeholders SMK dapat merekomendasikan siapa-siapa siswa yang berprestasi untuk jadi tenaga kerja. Hal ini tidak memerlukan biaya lagi dalam rekrutmen tenaga kerja oleh dunia usaha.
lulusan SMK melalui kerjasama sekolah dengan DUDI menurut Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) meliputi: (1) siswa secara langsung dapat melihat bagaimana peranan teknologi dalam dunia usaha sehingga setelah lulus kelak tidak canggung lagi berinteraksi dengan proses teknologi dalam dunia usaha; (2) memotivasi siswa SMK untuk berkreasi lebih bagus lagi, dalam artian mereka bisa menemukan inovasi-inovasi baru karena sudah melihat secara langsung; (3) mampu meningkatkan mutu lulusan SMK karena dalam dunia usaha itu yang paling utama adalah disiplin agar dapat secara terus menerus bertahan, misalnya hal kecil mengindikasikan bahwa mutu telah mulai bersemi di sekolah adalah komitmen terhadap disiplin waktu dan belajar, etos kerja, budaya berkompetisi dan berprestasi; (4) lebih mudah mendesain kurikulum yang berbasis kompetensi karena langsung memenuhi tuntutan dunia usaha; (5) pola rekrutmen tenaga kerja tidak akan sulit lagi. Artinya, stakeholders SMK dapat merekomendasikan siapa-siapa siswa yang berprestasi untuk jadi tenaga kerja. Hal ini tidak memerlukan biaya lagi dalam rekrutmen tenaga kerja oleh dunia usaha.
Lebih
lanjut menurut Syari, dkk (2018:316) melalui kerjasama sekolah dengan DUDI
diperoleh keuntungan yaitu peserta didik meraih prestasi karena merasa ada
tanggung jawab yang besar yang diberikan oleh sekolah dan mereka dipercaya
untuk menyelesaikan tugas itu untuk mewakili sekolah tercinta dengan membawa
almamater kebanggaan. Dalam hal ini, DUDI sangat membantu sekolah untuk
mewujudkan itu karena bagaimanapun sekolah menengah kejuruan tetap membutuhkan
kerjasama yang baik dengan pihak luar.
E.
Strategi
dalam Mendukung Kerja Sama Sekolah dengan DUDI
Menurut
Yulianto dan Sutrisno (2014:28) strategi yang dilakukan untuk memberdayakan
potensi sekolah dalam mendukung kerjasama dengan DUDI meliputi, (1) sekolah pro
aktif menjalin komunikasi dengan DUDI; (2) sekolah mengajukan penawaran
proposal ke industri terkait potensi sekolah (penempatan tamatan, OJT guru); (3)
sekolah aktif mengikuti kegiatan– kegiatan yang berkaitan dengan
pameran/promosi sekolah; (4) memanfaatkan peran-peran tertentu DUDI sebagai
guru tamu, tempat prakerin dan outsourching
ke industri, (5) DUDI yang bekerjasama dituangkan dalam bentuk MoU.
BAB III
METODE
Metode
yang digunakan dalam observasi ini adalah metode kualitatif. Menurut Prastowo
(2012:24) metode kualitatif merupakan metode yang sistematis untuk mengkaji
atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi didalamnya,
hasil penelitian yang diharapkan berupa makna dari fenomena yang diamati. Teknik
pengumpulan data dalam metode kualitatif ini menggunakan wawancara, observasi dan
studi dokumentasi. Wawancara adalah percakapan orang-perorang (the person to person) dan wawancara
kelompok (group interview). Wawancara
dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu peneliti sebagai pewawancara dan subjek
penelitian sebagai informan (Ulfatin, 2013:183). Melalui metode wawancara ini,
peneliti memberikan sejumlah pertanyaan kepada informan yang berkaitan dengan kerja sama
sekolah dengan DUDI di SMKN 8 Malang. Dalam
hal ini yang menjadi subjek penelitian atau informan adalah satu guru di
SMKN 8 Malang yaitu Ibu Mamik Rahayu, S.Pd.
selaku waka humas. Wawancara di SMKN 8 Malang tersebut, dilakukan oleh kelompok pada hari Selasa,
2 April 2019.
Selain
menggunakan metode wawancara, peneliti juga menggunakan metode observasi dengan
harapan melalui metode tersebut peneliti dapat menggali informasi lebih
mendalam dari informan dengan jalan melakukan observasi langsung di SMKN 8
Malang. Pengamatan atau
observasi merupakan teknik yang biasa digunakan dalam pengumpulan data di
samping untuk melengkapi teknik wawancara (Rahardjo: 2014). Dalam hal ini
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati kerja sama
sekolah dengan DUDI di SMKN 8 Malang.
Disamping menggunakan 2 teknik pengumpulan data diatas, kelompok juga menggunakan teknik studi dokumentasi. Dalam
hal ini kelompok
mendokumentasi data-data tentang MOU SMKN 8 Malang dengan DUDI.
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN
Nama Informan :
Ibu Mamik
Rahayu, S.Pd
Jabatan ` : Waka Humas
Tempat Wawancara :
Ruang TU SMKN 8 Malang
Waktu Wawancara : Selasa, 2 April 201
Pukul : 13.00 WIB
Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan kelompok 1 di SMKN 8 Malang diperoleh temuan
sebagai berikut: Bentuk dari pelaksanaan kerja sama antara SMKN 8 Malang dengan
DUDI meliputi: (1) praktik kerja lapangan; (2) guru tamu; (3) peningkatan
kualitas anak-anak di bidang produksi; (4) pemagangan; (4) teaching factory; (5) pengembangan bisnis; (6) dan UKK (Uji
Kompetensi Kejuruan). Kriteria yang harus dipenuhi DUDI yang akan bekerja sama
dengan SMKN 8 Malang yaitu tergantung pada kebutuhan industri yang sedang
dibutuhkan SMKN 8 Malang yang kemudian disesuaikan dengan sumber daya manusia
dan kompetensi siswa. Adapun tahapan-tahapan kerja sama SMKN 8 Malang dengan
DUDI meliputi tahapan yang panjang, yang terdiri atas: (1) pemenuhan industri
untuk siswa prakerin atau praktik kerja lapangan; (2) selanjutnya dilakukan
kerja sama; (3) berikutnya tentang pemagangan guru; (4) mengundang narasumber
ke sekolah untuk mengisi pembekalan sebagai guru tamu; dan (5) diadakannya
kegiatan pada kelas industri. Di SMKN 8 Malang, terdapat industri yang besar
seperti Gudang Garam, oleh sekolah di link
and match kan melalui Kementrian Perindustrian. Link and match tersebut di dasarkan pada kebutuhan sumber daya
manusia di industri dan hanya ada di SMKN 8 Malang terutama di jurusan mekatronika
dan elektronika industri.
Rangkaian program yang telah
dilakukan SMKN 8 Malang untuk meningkatkan kerja sama dengan DUDI sangat
banyak, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan industri masing-masing. Ada
Industri RPL, TKJ, elektronika industri, mekatronika. Misal RPL ini werehouse banyak mengambil mereka dari
segi untuk kelas industri, anak-anak banyak membantu di bisnis soft werehouse. Jadi, kerja sama antara
SMKN 8 Malang dengan DUDI ini terdapat simbiosis mutualisme. Lembaga atau
perusahaan tidak akan bekerja sama dengan sekolah A atau sekolah B jika tidak
ada simbiosis mutualisme. SMKN 8 Malang mencukupi hal itu, dengan siswa yang
berkompeten dan berkualitas melalui rekrutmen, tes dan sebagainya.
Strategi yang dilakukan SMKN 8
Malang untuk memberdayakan potensi sekolah dalam mendukung kerja sama dengan
DUDI yaitu dengan mengikutsertakan peserta didik dalam ajang-ajang perlombaan
di tingkat nasional maupun tingkat internasional. Contohnya sekolah mengikutkan
peserta didik untuk mengikuti lomba di tingkat nasional. Di lomba tingkat
nasional juga beberapa kali menjuarai di tingkat provinsi. Sedangkan di tingkat
internasional yaitu di India sendiri sekolah menjuarai medali emas. Jika
sekolah bisa membawa nama baik maka, industri-industri di sana sendiri pun bisa
berpartisipasi/setuju dan membuka peluang untuk siswa-siswa baru dalam bentuk
beasiswa. Peserta didik yang diikutkan lomba ke India ini hanya satu siswa
mewakili jurusannya. Kendala yang dialami oleh sekolah dalam membangun kerja
sama dengan DUDI yaitu dalam hal mengikuti kalender pendidikan dan juga
kendalanya dari orang tua peserta didik yang tidak memberikan izin. Dalam hal
ini peserta didik dari jurusan TKJ yang diterima kerja jauh dari tempat
tinggalnya seperti di Samarinda, Balikpapan, dan Lombok. Ketika peserta didik
tersebut sudah diterima kerja dan tinggal berangkat, dari orang tua sendiri
tidak memberikan izin dan tidak tega anaknya pergi jauh. Tapi khusus untuk
jurusan elektronika dan mekatronika, orang tua dari peserta didik cenderung
melepaskan anaknya atau lebih move on.
Jadi misalkan anaknya lolos di perusahaan Denso Jepang, orang tua dari peserta
didik tersebut cenderung memberikan izin anaknya untuk bekerja di perusahaan
itu. Untuk peserta didik yang lolos di Jepang akan mendapatkan pendidikan
kemantapan bahasa Jepang di Jakarta selama 6 bulan. Setelah itu mereka akan
belajar di Jepang selama 2 tahun.
Keuntungan yang diperoleh SMKN 8
Malang dengan adanya kerja sama dengan DUDI yaitu (1) lowongan pekerjaan bagi
peserta didik semakin banyak; (2) terbukanya kesempatan bagi peserta didik untuk
masuk perguruan tinggi. Dalam hal ini banyak perguruan tinggi yang meminta MOU
ke SMKN 8 Malang. Salah satunya perguruan tinggi UM, POLINEMA, ITS dan termasuk
kampus swasta di Malang maupun di luar Malang. Disamping itu, SMKN 8 Malang
juga memperoleh keuntungan dalam penyelenggaraan praktik peserta didik, dimana
banyak perusahaan yang bersedia memberikan atau mensuport alat-alat yang paling
update di bidang industri. Alumni-alumni
dari lulusan perguruan tinggi yang tidak mempunyai pekerjaan terkadang kembali
lagi ke SMKN 8 Malang. Dari SMKN 8 Malang sendiri berusaha untuk mencarikan
pekerjaan bagi mereka, dengan menyalurkan mereka ke industri-industri yang
membuka lowongan pekerjaan secara tertutup. Bantuan yang diperoleh SMKN 8
Malang dari DUDI seperti alat-alat industri yaitu alat otomatik industri yang
hanya terdapat di perusahaan-perusahaan besar. Karena saat ini, industri memasuki
padat modal bukan padat karya. Industri memiliki kecepatan perubahan 180°
dibanding kita. Jadi industri tersebut mempunyai kecepatan misalkan kita masih
mencapai revolusi 4.0 mereka sudah berada di revolusi 5.0.
Bentuk
peran serta DUDI di SMKN 8 Malang dalam rangka meningkatkan mutu lulusan agar
memiliki keterserapan di dunia kerja hanya terbatas pada pemberian workshop. Workshop
ini dilaksanakan pada saat peserta didik duduk di kelas 11 dan kelas industri.
Langkah yang ditempuh oleh SMKN 8 Malang yaitu dengan memberikan kepuasan pada
pelanggan. Selain itu dalam menjalin kerja sama dengan DUDI, SMKN 8 Malang juga
mengedepankan pemberian layanan secara prima. Disamping itu SMKN 8 Malang juga
berusaha mengedepankan adanya kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Jadi
dalam hal ini antara SMKN 8 Malang dengan DUDI saling menjaga komitmen satu
sama lain. DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang merupakan DUDI yang
memiliki link and match dengan kurikulum. Adapun DUDI yang dimaksud tersebut
meliputi Mekatronika di link kan dengan PT ALPAJ, Rekaya Perangkat Lunak (RPL)
di link kan dengan Mekamedia, TKJ di link kan dengan PENS. Selain itu masih
terdapat banyak lagi DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang seperti Denso,
Asmo, Tachi, Advantage, Pama Nusantara, Arthawena, Primapack Lawangmas,
Indolacto, Bahaestex, SFE Elektronik, BDF UT, Piranhamas, Adimic, Satos Premium
Creamer, Domosindo, Bank Jatim, Electrolux, Indostar Board, PJB, Kusuma
Agrowisata, Telkom Indonesia, Indosat, PPPPTK VEDC Malang, Evima, PAMA, Astra
International, dll.
Kegiatan prakerin di SMKN 8 Malang dimulai
pada tahun 2007. Sedangkan untuk industri-industri besar SMKN 8 Malang masih
mengawali kerja sama pada tahun 2017. Untuk indsustri-industri tingkat
internasional SMKN 8 Malang mulai menjalin kerja sama pada tahun 2015 sampai
sekarang.
Melalui
kerja sama dengan DUDI dalam hal prakerin peserta didik selain belajar attitude juga belajar mengenai uji
kompetensi keahlian. Misalkan di PT Indolakto dan PT Krakatau Batam, secara
otomatis anak-anak berhubungan langsung dengan mekanisasi yang ada disana, baik
budayanya, etikanya, maupun alat yang digunakan perusahaan. Peserta didik yang
prakerin mendapat peluang diterima kerja di DUDI apabila mereka betul-betul
memiliki kemampuan. Sedangkan untuk peserta didik yang tidak mendapatkan
peluang kerja, sekolah akan mengambil kebijakan dengan melakukan rekrutmen dari
industrinya, seperti PT Permodalan Mandiri dan PT Saros. Melalui PT tersebut,
semua jurusan bisa masuk. Sedangkan khusus untuk industri yang tertutup sekolah
tidak bisa membantu. Disamping itu kebijakan yang diambil oleh sekolah juga
tergantung pada pemetaan siswa, ada siswa yang ingin melanjutkan dan juga ada
siswa yang ingin bekerja. Kalau yang melanjutkan ke peguruan tinggi setiap
minggu sekolah ada kerja sama dengan perguruan tinggi yang ada di Kota Malang
dan kerja sama dengan alumni, baik alumni yang di STAN, ITS Surabaya. Para
alumni bisa membantua adek-adeknya untuk menggali informasi tentang perguruan
tinggi.
BAB V
PEMBAHASAN
Kerja sama guna
membangun pendidikan yang baik akan menguntungkan bagi sekolah, peserta didik
maupun masyarakat. Di SMKN 8 Malang bekerja sama dengan DUDI dalam bentuk antara
lain sebagai berikut: (1) praktik kerja lapangan; (2) guru tamu; (3)
peningkatan kualitas anak-anak di bidang produksi; (4) pemagangan; (5) teaching factory; (6) pengembangan
bisnis; dan (7) UKK (Uji Kompetensi Kejuruan). Hal ini juga dapat dilihat
berdasarkan teori menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:23) pelaksanaan kerjasama
dengan DUDI antara lain dapat berupa (1) Validasi Kurikulum. Hal ini dilakukan
agar materi kegiatan pembelajaran yang tercakup dalam struktur kurikulum sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja. Tujuannya sekolah dapat menyiapkan perangkat
kurikulum pada kompetensi keahlian yang dibuka untuk divalidasi industri,
sekolah dapat menyerap masukan DUDI untuk diterapkan dalam bentuk kurikulum
implementatif /kurikulum industri. (2) Kunjungan Industri (KI), dilakukan untuk
memberikan wawasan mengenai dunia kerja yang akan dihadapi oleh siswa sebelum
mengikuti program prakerin. (3) Guru Tamu, bertujuan untuk menerapkan proses
pembelajaran di sekolah sesuai kebutuhan industri dengan mendapat materi
pembelajaran langsung dari DUDI.
Kriteria yang
harus dipenuhi DUDI yang akan bekerja sama dengan SMKN 8 Malang ini adalah tergantung
pada kebutuhan industri yang sedang dibutuhkan SMKN 8 Malang yang kemudian disesuaikan
dengan sumber daya manusia dan kompetensi siswa. Tahapan pelaksanaan kerja sama
antara SMKN 8 Malang dengan DUDI, memiliki tahapan yang panjang diantaranya
adalah (1) pemenuhan industri untuk siswa prakerin atau praktik kerja lapangan;
(2) selanjutnya dilakukan kerja sama; (3) berikutnya tentang pemagangan guru;
(4) mengundang narasumber ke sekolah untuk mengisi pembekalan sebagai guru
tamu; dan (5) diadakannya kegiatan pada kelas industri.
Program yang
telah dilakukan sekolah ini untuk meningkatkan kerja sama dengan DUDI yaitu Rangkaiannya
sangat banyak, sesuai dengan kebutuhan industri masing-masing. Ada Industri
RPL, TKJ, elektronika industri, mekatronika. Misal RPL ini werehouse banyak mengambil mereka dari segi untuk kelas industri,
anak-anak banyak membantu di bisnis soft
werehouse. Jadi, ada simbiosis mutualisme. Lembaga atau perusahaan tidak
akan bekerja sama dengan sekolah A atau sekolah B jika tidak ada simbiosis
mutualisme. Sekolah mencukupi hal itu, dengan siswa yang berkompeten dan berkualitas
melalui rekrutmen, tes dan sebagainya.
Menurut Yulianto
dan Sutrisno (2014:28) strategi yang dilakukan untuk memberdayakan potensi
sekolah dalam mendukung kerjasama dengan DUDI meliputi, (1) sekolah pro aktif
menjalin komunikasi dengan DUDI; (2) sekolah mengajukan penawaran proposal ke
industri terkait potensi sekolah (penempatan tamatan, OJT guru); (3) sekolah
aktif mengikuti kegiatan– kegiatan yang berkaitan dengan pameran/promosi
sekolah; (4) memanfaatkan peran-peran tertentu DUDI sebagai guru tamu, tempat
prakerin dan outsourching ke
industri, (5) DUDI yang bekerjasama dituangkan dalam bentuk MoU. Sedangkan di SMKN 8 Malang sendiri strategi yang dilakukan sekolah yaitu peserta didik
diikutkan dalam ajang-ajang perlombaan di nasional maupun internasional,
contohnya sekolah
mengikutkan peserta didik untuk mengikuti lomba di nasional. Di lomba
nasional juga beberapa kali
menjuarai di tingkat provinsi sedangkan di internasional yaitu di India sendiri sekolah menjuarai medali emas. Jika kita
bisa membawa
nama baik maka industri-industri di sana sendiri pun bias berpartisipasi/setuju dan membuka peluang untuk
siswa-siswa baru dalam bentuk beasiswa. Peserta didik yang diikutkan lomba ke India ini hanya satu siswa mewakili jurusannya.
Kendala yang dihadapi sekolah
yaitu dalam mengikuti kalender
pendidikan sendiri menjadi kendala, dan juga kendalanya dari orang tua peserta
didik itu sendiri dalam hal ini bahwa peserta didik yang keterima kerja yang
jauh dari tempat tinggalnya seperti ke Jakarta, Tangerang, Bali, Surabaya, Jepang, Malaysia dan China. Orang tua tersebut tidak ingin bahwa anaknya sendiri
pergi, tetapi juga ada orang tua yang ingin anaknya untuk pergi melanjutkan studi di
luar dengan syarat-syarat
tertentu.
Keuntungan
yang diperoleh SMKN 8 Malang dengan adanya kerja sama dengan DUDI yaitu (1)
lowongan pekerjaan bagi peserta didik semakin banyak; (2) terbukanya kesempatan
bagi peserta didik untuk masuk perguruan tinggi. Disamping itu, SMKN 8 Malang
juga memperoleh keuntungan dalam penyelenggaraan praktik peserta didik, dimana
banyak perusahaan yang bersedia memberikan atau mensuport alat-alat yang paling
update di bidang industri. Menurut
Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) keuntungan yang diperoleh dalam
rangka meningkatkan kualitas lulusan SMK melalui kerjasama sekolah dengan DUDI
meliputi: (1) siswa secara langsung dapat melihat bagaimana peranan teknologi
dalam dunia usaha sehingga setelah lulus kelak tidak canggung lagi berinteraksi
dengan proses teknologi dalam dunia usaha; (2) memotivasi siswa SMK untuk
berkreasi lebih bagus lagi, dalam artian mereka bisa menemukan inovasi-inovasi
baru karena sudah melihat secara langsung; (3) mampu meningkatkan mutu lulusan
SMK karena dalam dunia usaha itu yang paling utama adalah disiplin agar dapat
secara terus menerus bertahan, misalnya hal kecil mengindikasikan bahwa mutu
telah mulai bersemi di sekolah adalah komitmen terhadap disiplin waktu dan
belajar, etos kerja, budaya berkompetisi dan berprestasi; (4) lebih mudah
mendesain kurikulum yang berbasis kompetensi karena langsung memenuhi tuntutan
dunia usaha; (5) pola rekrutmen tenaga kerja tidak akan sulit lagi. Artinya, stakeholders SMK dapat merekomendasikan
siapa-siapa siswa yang berprestasi untuk jadi tenaga kerja. Hal ini tidak
memerlukan biaya lagi dalam rekrutmen tenaga kerja oleh dunia usaha.
Bantuan
yang diperoleh SMKN 8 Malang dari DUDI yang dapat dimanfaatkan untuk
peningkatan pembelajaran yaitu berupa alat-alat industri yaitu alat otomatik
industri yang hanya terdapat di perusahaan-perusahaan besar. Hal ini sesuai
dengan pendapat Yulianto dan Sutrisno (2014:31) yang menyatakan bahwa bantuan dari
DUDI yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan pembelajaran yaitu berupa
peralatan praktik, buku, dan beasiswa dari industri. Program corporate social responsibility (CSR)
dari DUDI merupakan peluang bagi sekolah untuk memperoleh bantuan yang dapat
meningkatkan kualitas sarana prasarana yang dimiliki untuk kegiatan pembelajaran.
Bentuk
peran serta DUDI di SMKN 8 Malang dalam rangka meningkatkan mutu lulusan agar
memiliki keterserapan di dunia kerja hanya terbatas pada pemberian workshop.
Workshop ini dilaksanakan pada saat peserta didik duduk di kelas 11 dan kelas
industri. Sedangkan menurut Yulianto dan Sutrisno (2014:29) peran DUDI dalam rangka
meningkatkan mutu lulusan agar memiliki keterserapan di dunia kerja antara
lain: menyediakan tempat pengembangan SDM lewat OJT dan menyediakan peralatan
melalui kegiatan outsourching dan
prakerin. Menurut Tim Penyelaras Pendidikan dengan Dunia Kerja dalam Indriaturrahmi
dan Sudiyatno (2016:165) untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK perlu adanya
program penyelarasan antara SMK dengan DUDI. Dalam program penyelarasan yang
dimaksud adalah penyelarasan dari supply
side dan demand side.
Penyelarasan dari supply side
merupakan upaya penyesuaian lulusan yang dihasilkan oleh dunia pendidikan
dengan kebutuhan dunia kerja yang direpresentsikan melalui tingkat penyerapan
tenaga kerja sedangkan penyelarasan dari demand
side direpresentasikan melalui tingkat pemenuhan permintaan dunia kerja
Langkah
yang ditempuh oleh SMKN 8 Malang agar kerja sama dengan DUDI dapat berjalan
optimal yaitu dengan memberikan kepuasan pada pelanggan. Selain itu dalam
menjalin kerja sama dengan DUDI, SMKN 8 Malang juga mengedepankan pemberian
layanan secara prima. Disamping itu SMKN 8 Malang juga berusaha mengedepankan
adanya kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin. Jadi dalam hal ini antara SMKN
8 Malang dengan DUDI saling menjaga komitmen satu sama lain. Menurut Paryono dalam
Yulianto dan Sutrisno (2014:32-33) untuk mengupayakan agar kerja sama dengan
DUDI dapat berjalan optimal, disarankan adanya kerjasama antara sekolah dengan DUDI
yang berprinsip saling menguntungkan. Lebih lanjut menurut Yulianto dan
Sutrisno (2014:33) kerjasama dengan DUDI adalah suatu keharusan, untuk
mensinkronkan alat praktek yang dimiliki sekolah dengan peralatan yang ada di
industri, pelaksanaan KBM di sekolah dapat menyesuaikan perkembangan industri,
memastikan pencapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa dan industri yang
dituju untuk diajak bekerjasama dapat dipastikan.
DUDI
yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang merupan DUDI yang memiliki link and match dengan kurikulum. Adapun
DUDI yang dimaksud tersebut meliputi Mekatronika di link kan dengan PT ALPAJ, Rekaya Perangkat Lunak (RPL) di link kan dengan Mekamedia, TKJ di link kan dengan PENS. Selain itu masih
terdapat banyak lagi DUDI yang bekerja sama dengan SMKN 8 Malang seperti Denso,
Asmo, Tachi, Advantage, Pama Nusantara, Arthawena, Primapack Lawangmas,
Indolacto, Bahaestex, SFE Elektronik, BDF UT, Piranhamas, Adimic, Satos Premium
Creamer, Domosindo, Bank Jatim, Electrolux, Indostar Board, PJB, Kusuma
Agrowisata, Telkom Indonesia, Indosat, PPPPTK VEDC Malang, Evima, PAMA, Astra
International, dll.
SMKN 8 Malang
merupakan sekolah kejuruan yang bergerak dibidang pendidikan industri. Untuk
melancarkan kegiatan belajar mengajar di SMKN 3 Malang tidak hanya memerlukan
kegiatan pendidikan yang berupa teori yang diberikan guru di dalam kelas, namun
juga memerlukan praktek kerja agar siswa lebih mampu untuk mengeksplor
kemampuannya. Selain kegiatan pembelajaran di sekolah, di SMKN 8 Malang juga
mengadakan prakerin setiap tahunnya untuk mendukung kegiatan belajar siswa.
Prakerin ini
biasanya dilakukan sekolah dengan bekerjasama dengan perusahaan industri yang
sesuai dengan jurusan yang dipilih oleh masing-masing siswa. Untuk melakukan
prakerin pihak sekolah selalu memberikan bekal kepada siswa agar siswa dapat
berkelakuan baik di perusahaan industri yang diajak untuk bekerja sama. Hal ini
ditujukan untuk memperlancar kerjasama dan hubungan yang menguntungkan kedua
belah pihak. Sekolah berharap jika siswa selalu berkelakuan baik, dan bekerja
dengan baik pada saat prakerin.
Hubungan kerja
sama dilakukan pada dasarnya untuk menguntungkan kedua belah pihak, baik pihak
perusahaan industri maupun pihak sekolah. Apabila kerja sama dilakukan dengan
baik secara terus menerus maka sekolah mendapatkan keuntungan berupa apabila
siswa memiliki kinerja yang baik maka pihak maka pihak perusahaan dapat
merekrut siswa tersebut pada saat siswa sudah lulus dari sekolahnya dan dapat
menambah ilmu pengetahuan siswa. Sedangkan untuk pihak perusahaan dapat
memperoleh keuntungan dengan apabila perusahaan ingin menambah pegawai bisa
dengan mudah untuk mendapatkan pegawai dari siswa SMK tersebut, selain itu juga
dapat meringankan beban perusahaan dengan adanya tenaga siswa yang prakerin
tersebut.
Hal ini sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Abuzar dalam Yulianto dan Sutrisno (2014:23) bahwa keuntungan
yang diperoleh dalam rangka
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Berdasarkan
dari kesimpulan hasil penelitian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Kepala
Sekolah
a. Pemberdayaan
alumni hendaknya dapat dikelola semaksimal mungkin, hal ini mengingat banyak
alumni SMKN 8 Malang yang sukses merintis karier diberbagai bidang pekerjaan di
instansi pemerintah, di lembaga pendidikan, di perusahaan atau berwiraswasta. Sekolah
diharapkan melakukan penelusuran alumni khususnya yang memegang jabatan
strategis tersebut, memfasilitasi pertemuan secara berkala untuk meminta saran
alumni demi kemajuan sekolah.
2. Bidang
Kehumasan
a. Humas
hendaknya harus mengupayakan agar kerja sama antara SMKN 8 Malang dengan DUDI
dapat berjalan optimal
DAFTAR RUJUKAN
Indriaturrahmi
dan Sudiyatno. 2016. Peran Dunia Usaha dan Dunia Industri dalam Penyelenggaraan
SMK Berbasis Kearifan Lokal Di Kota Mataram.
Jurnal Pendidikan Vokasi, 6(2), 162¯172, (Online), (https://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/download/6277/8013).
Diakses 10 April 2019.
Ixtiarto, B. & Sutrisno, B. 2016. Kemitraan Sekolah Menengah Kejuruan
dengan Dunia Usaha Dan Dunia Industri (Kajian aspek Pengelolaan pada SMK
Muhammadiyah 2 Wuryantoro Kabupaten Wonogiri). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 26(1), 57¯69, (Online), (http://journals.ums.ac.id/index.php/jpis/article/view/2130). Diakses 5
April 2019.
Mulyasa, E. 2012. Manajemen
Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Murniati
dan Usman. 2009. Implementasi Manajemen Strategik: dalam Pemberdayaan
Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Prastowo, A.
2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam
Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Syari, I.A.,
Imron, A., Arifin, I. 2018. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Dunia Usaha dan
Industri dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah
Vokasional. Jurnal Administrasi dan Manajemen
Pendidikan, 1(3), 313¯319, (Online), (http://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/article/download/2873/2590).
Diakses 5 April 2019.
Yulianto dan Sutrisno, B. 2014. Pengelolaan Kerjasama Sekolah
dengan Dunia Usaha / Dunia Industri (Studi Situs Smk Negeri 2 Kendal). Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial, 24(1),
19¯37, (Online), (http://journals.ums.ac.id/index.php/jpis/article/download/796/522). Diakses 5 April 2019.
LAMPIRAN



1.1 Gambar MOU SMKN 8 Malang dengan DUDI


1.2 Gambar Proses Wawancara dengan Informan di SMKN 8 Malang


1.3 Gambar Foto Observasi di Depan
Papan Nama Sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar