Jumat, 08 November 2019

PENDEKATAN, METODE, DAN INSTRUMEN PENGUKURAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH


PENDEKATAN, METODE, DAN INSTRUMEN PENGUKURAN
KOMPETENSI KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah Kepemimpinan Pendidikan
yang dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, M.Pd.




Oleh :
Wulan Roudhotul Nasikhah   (170131601025)






file14AA87D78DCCEAF65575095EF2067EB1








UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Oktober, 2018
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang pembahasan pendekatan, metode, dan instrumen pengukuran kompetensi kepribadian kepala sekolah guna memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan pendidikan yang dibimbing oleh dosen kami Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Bafadal, M.Pd.
            Dengan adanya pembuatan makalah ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi para pembaca sebagai bahan referensi makalah kedepannya juga dapat meningkatkan pengetahuan tentang bahasan yang kami rangkum dari makalah ini.
            Berbagai kendala kami alami untuk menyusun makalah ini dapat teratasi dengan adanya bantuan, bimbingan, dari semua pihak terutama dosen Kepemimpinan Pendidikan yang selalu membimbing dalam penyusunan makalah ini.
            Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki. Karena kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.


Malang, 30 Oktober 2018


Penyusun












i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...............................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C.     Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kompetensi Kepribadian Kepala Sekolah....................................................3
B.     Pendekatan Kompetensi Kepribadian Kepala Sekolah..................................................6
C.     Metode Pengukuran Kompetensi Kepribadian Kepala Sekolah....................................8
D.    Instrumen Pengukuran Kompetensi Kepribadian Kepala Sekolah..............................10
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan...................................................................................................................16
DAFTAR RUJUKAN.............................................................................................................17

















ii
BAB I
                                                           PENDAHULUAN       

A.    Latar Belakang
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Pekerjaan sebagai kepala sekolah merupakan pekerjaan profesional sehingga tepat untuk dikatakan sebagai suatu profesi. Sebagal suatu profesi pengembangan kemampuan dan peningkatan kompetensi merupakan hal penting yang dapat memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Salah satu tugas kepala sekolah adalah meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Hal ini mengandung arti bahwa kinerja kepala sekolah sebagai pengembangan profesi menjadi gambaran akan pelaksanaan tugas yang berorientasi kedepan sebagai dasar untuk menghadapi berbagai tantangan perubahan sebagai akibat dari globalisasi.
Kepala sekolah di era sekarang setelah Indonesia merdeka. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mengalami perkembangan dan perubahan, baik dalam sifat maupun luasnya. Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah makin luas dan makin banyak bidangnya, tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis dan akademis saja, tetapi juga berusaha untuk menyelesaikan permasalahan lain yang  rumit dan kompeks.
Banyak masalah baru yang timbul  yang harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk dipecahkan dan dilaksanakan. Kekurangan uang belajar gedung sekolah yang sudah rusak, perlengkapan gedung yang sangat kurang dan tidak memenuhi syarat, tidak adanya alat-alat pelajaran. Buku buku pelajaran yang hampir setiap tahun berubah, kekurangan tenaga guru, dan kesulitan pengangkatannya. Kepala sekolah  tidak boleh sama sekali lepas tangan meskipun itu juga merupakan permasalahan bersama dengan pemerintah. Kepala sekolah dituntut untuk berinisiatif dan berkreaktifitas memikirkan bagaimana kemajuan pendidikan di sekolah.
Era globalisasi menimbulkan sikap kritis apakah paradigma-paradigma lama pendidikan yang cocok pada zamannya masih relevan dengan perubahan zaman sekarang ini. Sesuai dengan pendidikan di negara kita Indonesia yang bersifat
1
2
nasional demokratis maka sikap dan sifat kepemimpinan kepaIa sekolah pun harus berubah dan mengarah kepada kepemimpinan pendidikan yang demokratis. Selain kemampuan manajemen dalam menjalankan kegiatan tersebut tantangan yang muncul kemudian  apakah kepala sekolah memiliki kemampuan kepribadian untuk mau mendengarkan pendapat serta kritikan yang bersumber dari berbagai pihak menyikapi tuntutan yang terkadang bernada protes  akan pentingnya perubahan dan kemajuan pendidikan di sekolah hal ini  juga akan mendorong terbangunnya iklim demokratis dengan membina guru dan staf TU  untuk mendahulukan  bersikap kritis dibandingkan hanya sekedar berpikir kritis saja.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari kompetensi kepribadian kepala sekolah?
2.      Bagaimana pendekatan yang dilakukan untuk mengukur kompetensi kepribadian kepala sekolah?
3.      Bagaimana metode yang digunakan dalam pengukuran kompetensi kepribadian kepala sekolah?
4.      Bagaimana instrumen yang digunakan dalam pengukuran kompetensi kepribadian kepala sekolah?

C.     Tujuan
1.      Untuk menjelaskan pengertian kompetensi kepribadian kepala sekolah.
2.      Untuk menjelaskan pendekatan yang dilakukan dalam mengukur kompetensi kepribadian kepala sekolah.
3.      Untuk menjelaskan metode yang digunakan dalam pengukuran kompetensi kepribadian kepala sekolah.
4.      Untuk menjelaskan instrumen yang digunakan dalam pengukuran kompetensi kepribadian kepala sekolah.


                                                                  



BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Kompetensi Kepribadian Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan hal yang utama dalam mewujudkan sekolah yang berhasil (Andang, 2014: 145).
Kompetensi memainkan peran kunci dalam mempengaruhi keberhasilan kerja, terutama dalam pekerjaan–pekerjaan yang menuntut sungguh-sungguh inisiatif dan inovasi. Kompetensi dipahami berkaitan dengan pentingnya hasrat untuk menguasai orang lain, dan secara lebih luas berkaitan dengan menciptakan peristiwa dan bukan sekedar menanti secara pasif, hasrat ini disebut motif kompetensi. Dalam diri orang dewasa motif kompetensi ini sangat mungkin muncul sebagai suatu keinginan untuk menguasai pekerjaan dan jenjang profesional. Kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak pada sebuah tugas/pekerjaan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka yang dimaksud dengan kompetensi kepala sekolah adalah seperangkat kemampuan yang harus ada dalam diri kepala sekolah, agar dapat mewujudkan penampilan unjuk kerja sebagai kepala sekolah . Sedangkan kepribadian adalah organisasi dinamis pada masing-masing sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian unik terhadap lingkungannya.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dalam yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah integritas pribadi yang kuat, berkeinginan mengembangkan diri, terbuka dan minat dalam menjalankan jabatan sebagai kepala sekolah.
Dalam menjalankan tugas manajerial kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi ini menuntut kepala sekolah memiliki :
1.      Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin.
Kepala sekolah membagi tugas kepada guru-guru sesuai dengan kemampuan dan tanggungjawab masing-masing guru agar tujuan pendidikan dan mutu pendidikan di sekolah dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Selalu
3
4
konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi. Kepala sekolah harus memiliki komitmen/loyalitas/ dedikasi/etos kerja yang tinggi dalam setiap melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi. Selain itu, harus tegas dalam dalam mengambil sikap dan tindakan sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi dan disiplin dalam melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsi.
Contoh:
a.       Datang setiap pagi sebelum siswa atau guru datang, maka apabila ada guru yang terlambat, besokknya akan memperbaiki diri karena segan dengan kepala sekolah.
b.      Membantu staf kebersihan memungut sampah yang berserakan di sekolah, dari contoh seperti ini maka anggota atau penghuni sekolah perlahan akan mengikuti sikap kepala sekolah
c.       Selalu keliling dari kelas ke kelas dan memastikan proses KBM berjalan lancar, apabila ada kelas kosong kepala sekolah tidak marah, tetapi mengajak siswa masuk kelas dan bercerita banyak hal sambil menunggu guru datang.
d.      Kepala sekolah tidak membatasi siswa, guru, kepala sekolah untuk saling berkomunikasi sebagai keluarga atau teman, dengan syarat kewibaan dan sopan satun harus tetap ada
2.      Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah.
Kepala sekolah harus mampu menciptakan sekolah sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis, dan nyaman, sehingga segenap anggota sekolah dapat bekerja dengan penuh produktivitas. Selain itu, sebagai kepala sekolah harus memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap kebijakan, teori, praktik baru sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsinya. Mampu secara mandiri mengembangkan diri sebagai upaya pemenuhan rasa keingintahuannya terhadap kebijakan, teori, praktik baru sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.
3.      Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
Kecenderungan untuk selalu menginformasikan secara tranparan dan proporsional kepada orang lain atas segala rencana, proses pelaksanaan, dan keefektifan, kelebihan dan kekurangan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi. Terbuka atas saran dan

5
kritik yang disampikan oleh atasan, teman sejawat, bawahan, dan pihak lain atas pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.
Contoh: Keterbukaan kepala sekolah mengenai laporan dana keuangan yang diterima maupun yang telah dipakai oleh sekolah, ditulis dengan benar.
4.      Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah.
Sebagai kepala sekolah harus memiliki stabilitas emosi dalam setiap menghadapi masalah sehubungan dengan suatu tugas pokok dan fungsi. Serta harus teliti, cermat, hati-hati, dan tidak tergesa-gesa dalam melaksanakan suatu tugas pokok dan fungsinya. Selain itu tidak mudah putus asa dalam menghadapi segala bentuk kegagalan sehubungan dengan pelaksanaan suatu tugas pokok dan fungsi.
Contoh: Berusaha menjadi teladan, dengan cara selalu mengontrol dan mengendalikan kesadarannya bahwa apa yang diberikan kepada orang lain , apa yang diucapkan dan dilakukannya bukan hanya diterima tetapi juga akan ditiru
5.      Memiiki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
Kepemimpinan adalah kemampuan seni mempengaruhi tingkah laku manusia dan kemampuan untuk membimbing beberapa orang untuk mengkordinasikan dan mengarahkan dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk dapat menggerakkan beberapa orang pelaksana, seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dibandingkan orang yang dipimpinnya misalnya kelebihan dalam menggunakan pikirannya,  rohaniah, dan badaniah. Agar dapat menggunakan kelebihanya tersebut, seorang pemimpin suatu organisasi difasilitasi dengan apa yang disebut dengan tugas dan wewenang.
Tugas adalah kewajiban untuk melaksanakan dan wewenang adalah hak untuk bertindak. Wewenang seorang pemimpin adalah hak untuk menggerakkan orang atau bawahannya supaya suka mengikutinya atau menjalankan tugas yang diperintah kepadanya. Kepengikutan timbul karena pemimpin mempunyai abhiga mika yaitu dapat menarik simpati dari orang lain, pradaya yaitu selalu bertindak bijaksana; atma sampat yaitu bermoral dan berbudi pekerti yang luhur; sakyasanmata yaitu selalu bertindak teliti dan cermat.
Sebagaimana telah diuraikan pada terdahulu, bahwa kepemimpinan merupakan salah satu kunci utama yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan efektivitas kerja

6
dalam organisasi perusahaan apabila pemimpin tidak dapat menjalankan dan mengkoordinir semua sumber daya yang ada di perusahaan maka akan menimbulkan
masalah besar, karena dapat mengakibatkan sasaran yang telah ada ditetapkan perusahaan sulit untuk dicapai.
Sebagai kapala sekolah harus mampu memiliki minat jabatan untuk menjadi kepala sekolah yang efektif. Kepala sekolah yang efektif yaitu mampu memberdayakan bawahan untuk menggerakkan dirinya sendiri.
Kepala sekolah harus memiliki jiwa kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Kepala sekolah berusaha untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan perkembangan teknologi, selain itu pihak sekolah berusaha untuk memberikan pelayanan pendidikan maupun informasi sesuai dengan yang diharapkan, layanan tersebut diwujudkan melalui pemenuhan sarana dan prasarana sehingga peserta didik mampu seluruh warga sekolah dapat belajar dan bekerja di sekolah dengan produktif.

  1. Pendekatan Kompetensi Kepribadian Kepala Sekolah
Dalam menjalankan tugas manajerial kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi kepribadian/personal, kompetensi ini menuntut kepala sekolah memiliki: (1) integritas kepribadian/personal yang kuat, yang dalam hal ini ditandai dengan konsisten dalam berfikir, berkomitmen, tegas, disiplin dalam menjalankan tugas, (2) memiliki keinginan yang kuat dalam mengembangkan diri sebagai kepala sekolah, dalam hal ini meliputi memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap kebijakan, teori, praktik baru, mampu secara mandiri mengembangkan diri sebagai upaya pemenuhan rasa ingin tahu, (3) bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas, meliputi kecenderungan selalu ingin menginformasikan secara transparan dan proporsional kepada orang lain mengenai rencana, proses pelaksanaan dan efektifitas program, (4) mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah pekerjaan, (5) memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin.
Menurut Bagire & Juliana (2013) terdapat empat macam pendekatan yang dapat digunakan untuk mempelajari kepemimpinan yaitu:
1.      Pendekatan Ciri (Trait Approach)
Pendekatan ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para pemimpin. Dasar dari pendekatan ini adalah asumsi adalah bahwa beberapa orang merupakan
7
pemimpin alamiah yang dianugerahi dengan beberapa ciri yang tidak dipunyai orang lain. Dengan demikian, penelitian yang menggunakan pendekatan ini difokuskan untuk menemukan beberapa ciri atau sifat dari pemimpin yang dianggap sukses serta mencari keterkaitan antara sifat atau ciri tersebut dan keefektifan kelompok atau organisasi.
2.      Pendekatan Perilaku (Behavior Approach)
Pendekatan perilaku berlandaskan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan bertindak dari pemimpin yang bersangkutan. Penelitian mengenai perilaku dibagi ke dalam dua kategori umum. Kategori pertama adalah penelitian mengenai sifat dari pekerjaan manajerial yang menguji bagaimana para manajer memanfaatkan waktu mereka, dan mencoba untuk menjelaskan isi dari kegiatan-kegiatan manajerial dengan menggunakan kategori isi yang disebut sebagai peran, fungsi, serta tanggung jawab manajerial. Penelitian kategori yang kedua adalah membandingkan perilaku dari para pemimpin yang efektif dan tidak efektif. Para peneliti mencoba untuk mempelajari cara para pemimpin mendelegasikan tugas, berkomunikasi, memotivasi bawahan dan sebagainya. Penelitian mengenai perilaku memperlihatkan bahwa perilaku kepemimpinan yang sesuai untuk situasi tertentu, belum tentu sesuai untuk situasi yang lain.
3.      Pendekatan Kekuasaan Pengaruh (Power Influence Approach)
Pendekatan ini menganggap bahwa kekuasaan sangat penting bukan hanya untuk mempengaruhi bawahan, tetap juga untuk mempengaruhi rekan sekerja, atasan dan orang-orang di luar organisasi. Banyak penelitian menggunakan pendekatan kuasa pengaruh yang mencoba menjelaskan efektivitas kepemimpinan dalam konteks dan jumlah kekuasaan yang dimiliki pemimpin, jenis kekuasaan dan bagaimana kekuasaan itu digunakan.
4.      Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional menekankan pada pentingnya faktor-faktor kontekstual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit pemimpin, sifat lingkungan eksternal dan karakteristik para pengikut. Penelitian dengan pendekatan situasional dibagi dalam dua kategori. Kategori yang pertama adalah memperlakukan perilaku manajerial sebagai sebuah variabel independen dan para peneliti mencoba menemukan bagaimana perilaku tersebut dipengaruhi oleh
8
aspek-aspek situasional seperti jenis organisasi atau posisi manajerial. Kategori yang kedua adalah mengidentifikasi aspek-aspek yang “melunakkan” hubungan dari perilaku atau ciri pemimpin terhadap efektivitas kepemimpinan. Asumsinya adalah bahwa pola perilaku yang berbeda atau pola ciri akan menjadi efektif di dalam situasi yang berbeda-beda dan bahwa pola perilaku atau pola ciri tidaklah optimal dalam semua situasi.

  1. Metode Pengukuran Kompetensi Kepribadian Kepala Sekolah
Farah (2013) mengemukakan dimensi kinerja kepala sekolah dengan penekanan pada profesi dan kepemimpinan kepala sekolah yang mengacu pada Standar Kebijakan Kepemimpinan dalam Pendidikan, yaitu:
1.        Visi yang kuat untuk pembelajaran peserta didik
2.        Pengembangan budaya sekolah dan program pembelajaran
3.       Manajemen sekolah yang efektif
4.       Kerja sama dengan warga sekolah
5.       Integritas kepribadian dan etika pemimpin
6.       Pemahaman dan respon lingkungan eksternal
Terdapat 6 (enam) domain yang menekankan pada pendekatan holistik dalam kepemimpinan dan kinerja kepala sekolah, yaitu: (1) Shared Vision of Learning, (2) School Culture and Instructional Program; (3) Safe, Efficient, Effective Learning Environment; (4) Community; (5) Integrity, Fairness, Ethics; dan (6) Political, Social, Economic, Legal and Cultural Context.  Berikut diuraikan masing-masing domain dalam kinerja kepala sekolah:
1.      Shared Vision of Learning berkaitan dengan kinerja kepala sekolah dalam mendorong keberhasilan setiap siswa dengan memfasilitasi pengembangan, artikulasi, pelaksanaan, dan pengelolaan visi pembelajaran yang digunakan bersama dan didukung oleh semua warga sekolah. Di dalamnya, terdapat dua aspek, yaitu:
a.        Kolaborasi (collaboration), yaitu melakukan kolaborasi dalam visi bersama-sama dengan warga sekolah untuk mengembangkan dan mengimplementasikan visi dan misi bersama dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.

9
b.      Keberlanjutan (sustainability), yaitu fokus pada keberlanjutan dan makna di luar saat ini, mengontekstualisasikan keberhasilan saat ini dan perbaikan sebagai warisan masa depan.
2.      School Culture and Instructional Program berkaitan dengan kinerja kepala sekolah dalam mendorong keberhasilan setiap siswa dengan memberikan nasihat, memelihara, dan mempertahankan budaya sekolah dan program pengajaran yang kondusif untuk belajar siswa dan pertumbuhan profesional guru. Di dalamnya terdapat empat aspek, yaitu:
a.       Budaya Sekolah (school culture), yaitu berupa sikap, pengetahuan, perilaku dan keyakinan yang menjadi ciri lingkungan sekolah dan diterapkan oleh warga sekolah.
b.      Program pembelajaran (instructional program) yaitu perencanaan dan penyelenggaraan kurikulum yang berkualitas sehingga menghasilkan kejelasan prestasi belajar peserta didik.
c.       Pengembangan Kapasitas (capacity building), yaitu mengembangkan potensi dan mengembangkan keahlian internal yang ada untuk meningkatkan pembelajaran dan praktiknya.
d.      Proses Perencanaan Strategis (Strategic Planning Process), yang berkaitan dengan implementasi dan monitoring dari perencanaan strategis sekolah, untuk selanjutnya dilakukan penyempurnaan dalam mendukung peningkatan berkelanjutan (continuous improvement).
3.      Safe, Efficient, Effective Learning Environment berkaitan dengan kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan keberhasilan setiap siswa dengan memberdayakan seluruh operasi, sumber daya dalam suatu lingkungan yang nyaman, efisien dan efektif. Di dalamnya terdapat aspek sebagai berikut:
a.       Pengelolaan SDM (guru dan staf TU).
b.      Pengelolaan sumber daya lainnya (finansial, fasilitas, teknologi belajar).
c.       Kesejahteraan SDM dan kenyamanan belajar siswa.
d.      Fokus pada proses pembelajaran (interaksi guru dan siswa di kelas maupun di luar kelas).
4.       Community berkaitan dengan kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan keberhasilan sekolah melalui kerja sama dengan guru, siswa, orang tua siswa, komite/majelis sekolah, dalam merespon terhadap berbagai kepentingan dan
10
kebutuhan masyarakat, dan menggerakkan sumber daya dari masyarakat. Dengan demikian di dalamnya terkandung kinerja kepala sekolah dalam melakukan:
a.       Kerja sama dengan warga sekolah
b.      Merespon berbagai kepentingan
c.       Kemitraan dengan masyarakat.
5.      Integrity, Fairness, Ethics berkaitan dengan kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan keberhasilan sekolah dengan penuh integritas, berkeadilan, dan beretika. Di dalamnya terkandung aspek-aspek sebagai berikut:
a.      Menjadi teladan, sehingga dapat melibatkan warga sekolah dalam berperilaku etis.
b.      Memberi peluang kepada warga sekolah dalam menjaga nilai-nilai demokrasi, persamaan dan perbedaan.
c.       Mengintegrasikan kebutuhan warga sekolah dengan inisiatif peningkatan, tindakan, dan keputusan yang adil.
6.       Political, Social, Economic, Legal and Cultural Context berkaitan dengan kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan keberhasilan sekolah dengan memahami, merespon, dan mempengaruhi konteks politik, sosial, ekonomi, hukum, dan budaya. Di dalamnya terkandung aspek-aspek:
a.       Melakukan perubahan terus menerus dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
b.      Mengantisipasi perubahan
c.       Berupaya mempengaruhi pihak lain untuk kepentingan kualitas pembelajaran.

  1. Instrumen Pengukuran Kompetensi Kepribadian Kepala Sekolah
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut, seorang kepala sekolah dituntut memiliki sejumlah kompetensi. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi yaitu: (a) kepribadian, (b) manajerial, (c) kewirausahaan, (d) supervisi, dan (e) sosial.
Mulyasa (2014) menjelaskan bahwa kompetensi kepribadian sebagai perangkat kemampuan dan karateristik personal yang mencerminkan realitas sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari . Pengertian lebih sederhana yaitu kemampuan untuk menjadi teladan. Keteladanan ini merupakan
11
personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, sehingga menjadi  dan berakhlak mulia.
Kompetensi kepribadian setidaknya harus memuat pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama, pengetahuan tentang budaya dan tradisi, pengetahuan tentang inti demokrasi, pengetahuan tentang estetika, apresiasi dan kesadaran sosial, sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan serta setia terhadap harkat dan martabat manusia (Nurmaini, dkk : 2014).
Menurut Basri (2014) sebelum menilai kinerja kepala sekolah, seorang pengawas sekolah harus memahami betul apakah kepala sekolah telah menunjukkan kemampuannya dalam menunjukkan sikap dan perilaku yang mendukung kepribadiannya sehingga ia dikatakan mampu menjadi pemimpin. Kepala sekolah harus: (1) berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi komunitas sekolah/madrasah; (2) memiliki integritas kepribadian sebagai pe-mimpin; (3) memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri; (4) bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi; (5) mengendalikan diri dalam menghadapi masalah; dan (f) memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
Dasar kompetensi kepribadian ini akan sangat menentukan kompetensi lainnya, khususnya dalam melaksanakan program pendidikan nasional, propinsi, dan kabupaten/kota. Sebagai tambahan pengetahuan dan keilmuan da-lam bidang perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan, kepala sekolah harus mampu  menunjukkan kinerjanya berdasarkan kebijakan, perencanaan, dan program pendidikan.
Menurut Kartini & Kartono (2014) pengetahuan pengawas sekolah mengenai kepala sekolah yang memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang muncul berdasarkan kompetensi kepala sekolah di atas, merupakan dasar pengetahuan bagaimana seharusnya  mennilai kinerja kepala sekolah agar tepat sasaran, walaupun tidak mudah. Contoh menilai kinerja kepala sekolah yang berkaitan dengan kompetensi kepri-badian dengan sub kompetensi memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pe-mimpin pendidikan, maka pengawas sekolah harus mampu secara mendasar menilai kinerja kepala sekolah yang berhubungan dengan kemampuannya se-bagai pemimpin sekolah.
Sub kompetensi ini dapat terwujud jika kepala sekolah memiliki pengetahuan dan keterampilan, di antaranya: (1) memahami teori-teori kepemimpinan, memilih
12
strategi yang tepat untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah; (2) memiliki power dan kesan positif untuk mempengaruhi bawahan dan orang lain; (3) memiliki kemampuan (intelektual dan kalbu) sebagai smart school principal agar mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di lingkungannya; (4) mengambil keputusan secara terampil (cepat, tepat dan cekat); (5) mendorong perubahan(inovasi) sekolah; (6) berkomunikasi secara lancar; (7) menggalang teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis; (8) mendorong kegiatan yang bersifat kreatif; dan (9) mencipta-kan sekolah sebagai organisasi belajar (learning organization).
Kinerja kepala sekolah yang menunjukkan sub kompetensi ini dapat dievaluasi oleh pengawas sekolah melalui interview kepada warga sekolah di antaranya kepada guru. Di sisi lain evaluasi untuk menilai kinerja ini bisa dilakukan dengan cara menyajikan sebuah ilustrasi permasalahan yang harus menuntut kepala sekolah untuk menunjukkan kemampuannya dalam memimpin sekolah.
Dalam rangka mewujudkan kinerja kepala sekolah untuk kompetensi kepribadian dengan subkompetensi memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah, kepala sekolah tidak hanya dituntut untuk melakukan tugas-tugas di luar kebutuhan dirinya saja, tetapi ia perlu juga memiliki kemampuan dalam mengembangkan dirinya sendiri.
Kompetensi kepribadian ini bisa diwujudkan jika ia mampu untuk: (1) mengidentifikasi karakteristik kepala sekolah tangguh (efektif); (2) mengembangkan kemampuan diri pada dimensi tugasnya; (3) mengembangkan dirinya pada dimensi proses (pengambilan keputusan, pengkoordinasian/penyerasian, pemberdayaan, pemrograman, pengevaluasian, dsb.; (4) mengembangkan dirinya pada dimensi lingkungan (waktu, tempat, sumberdaya, dan kelompok kepentingan); (5) mengembangkan keterampilan personal yang meliputi organisasi diri, hubungan antarmanusia, pembawaan diri, pemecahan masalah, gaya bicara, dan gaya menulis.
Pengawas sekolah dapat menilai kinerja kepala sekolah untuk aspek ini melalui dengan wawancara dan angket yang harus diisi oleh kepala sekolah itu sendiri. Di samping itu juga pengawas sekolah dapat melakukan wawancara dengan warga sekolah. Evaluasi kinerja ini tentunya akan berbeda untuk setiap jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA/SMK.
Dari tabel di bawah terlihat bahwa untuk kompetensi kepribadian ada  tiga komponen yang dinilai dan setiap komponen terdiri atas sejumlah aspek dan untuk
13
setiap aspek terdiri atas beberapa indikator. Masing-masing indikator ditunjukkan oleh bukti fisik atau deskriptor, sebagai kinerja spesifik yang akan dinilai. Keberadaan bukti fisik atau deskriptor tersebut disesuaikan dengan standar/kriteria penilaian yang ditetapkan.
Tabel 4.1. Aspek Penilaian Kompetensi Kepribadian Kepala Sekolah
No.
Komponen Penilaian
Aspek/Dinamis Penilaian
Sub Aspek dan Indikator
1.
Komitmen terhadap tugas
1.      Kepribadian
1.1  Jujur dalam melaksanakan
1.2  Terbuka dalam melaksanakan tugas
1.3  Bertanggungjawab dalam bertugas
1.4  Memiliki integritas sebagai pemimpin
2.
Hasil Kerja
1.      Prestasi siswa
2.      Prestasi guru
3.      Prestasi sekolah
2.1  prestasi akademik siswa
2.2  prestasi non akademik siswa
2.3  prestasi akademik guru
2.4  kelebihan dari sekolah lain
2.5  penghargaan yang diterima sekolah

Penjabaran komponen,aspek,indikator, deskriptor dan kriteria penilaian dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Berikut ini adalah komponen instrumen yang dapat dipakai oleh para pengawas sekolah dalam rangka menilai kinerja kepala sekolah. Beberapa instrumen yang bisa digunakan untuk menilai kinerja kepala sekolah sesuai dengan jenis kompetensi yang diuraikan di atas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Kesesuaian Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
No.
Kinerja Berdasarkan Kompetensi
Jenis Instrumen Evaluasi Kinerja
Banyaknya Butir
1.
Kepribadian
Wawancara
6 Butir
2.
Manajerial
Wawancara
16 Butir
3.
Kewirausahaan
-Wawancara
-Pengamatan
5 Butir
14
4.
Supervisi
-Wawancara
-Review Dokumen
3 Butir
5.
Sosial
-Wawancara
-Review Dokumen
3 Butir

Bentuk instrumen wawancara pengawas sekolah berkaitan dengan kompetensi kepribadian kepala sekolah data dilihat di bawah ini :
Tabel 4.3 Instrumen Penilaian Kinerja Kompetensi Kepribadian Kepala Sekolah
Dimensi Penilaian
Indikator dan Deskriptor
Skala Nilai
1.      Kepribadian
1.1  Kepala sekolah jujur dalam hal apapun terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya.
Deskriptor:
(1)   Mengisi agenda kegiatan harian sesuai kenyataan dan mengisi buku penghubung jika meninggalkan jam dinasnya.
(2)   Merekan jumlah barang yang diterima dalam pembelian sama dengan yang tertulis pada aktur pembelian.
(3)   Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
(4)   Menyampaikan laporan kegiatan sekolah sesuai dengan realita yang sebenarnya terjadi.
1.2  Kepala sekolah terbuka dalam hal apapun yang terkait dengan pelaksanaan tugas pokoknya
Deskriptor:
(1)   Melibatkan guru, staf TU, dan pengurus komite sekolah dalam menyusun Rencana Anggaran pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
(2)   Menempatkan RAPBS di tempat strategis untuk diketahui semua warga sekolah.
(3)   Memberi kesempatan kepada pihak yang terkait untuk mengetahui pembukuan keuangan.
(4)   Memberi kesempatan kepada guru, staf TU, siswa untuk memberi saran dan kritik yang membangun kepada Kepala Sekolah.
1.3  Kepala sekolah memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin
(1)   Memiliki kestabilan emosi dalam merespon permasalahan.
(2)   Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah pekerjaan.
(3)   Tidak ragu0ragu dalam membuat keputusan.
(4)   Konsisten dalam berkata dan berperilaku.
1.4  Kepala sekolah bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya
Deskriptor:
(1)   Berani menanggung resiko atas kebijakan yang telah ditetapkannya.
(2)   Melindungi guru dan alat sekolah manakala ada pengaduan pihak luar sepanjang ada dalam jalan yang benar.
(3)   Tidak mencari kambing hitam untuk menutupi kekurangan dirinya dalam melaksanakan tugas.
(4)   Merasa bahwa keberhasilan dan kegagalan siswa dalam meraih prestasi menjadi tanggungjawabnya.
1.5  Kepala sekolah memiliki rasa percaya diri dalam melaksanakan tugasnya
Deskriptor:
(1)   Selalu optimis mencari mampu mencari berbagai alternatif pemecahan masalah yang ada di sekolah.
(2)   Selalu optimis bahwa programyang telah disusun bisa berhasil.
1 2 3 4 0













1 2 3 4 0














1 2 3 4 0







1 2 3 4 0












1 2 3 4 0



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Tugas kepala sekolah adalah kewajiban untuk melaksanakan dan wewenang adalah hak untuk bertindak. Wewenang seorang pemimpin adalah hak untuk menggerakkan orang atau bawahannya supaya suka mengikutinya atau menjalankan tugas yang diperintah kepadanya. Kepengikutan timbul karena pemimpin mempunyai abhiga mika yaitu dapat menarik simpati dari orang lain, pradaya yaitu selalu bertindak bijaksana,; atma sampat yaitu bermoral dan berbudi pekerti yang luhur, Sakyasanmata, yaitu selalu bertindak teliti dan cermat.
Kepala sekolah harus memiliki jiwa kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Kepala sekolah berusaha untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan perkembangan teknologi, selain itu pihak sekolah berusaha untuk memberikan pelayanan pendidikan maupun informasi sesuai dengan yang diharapka, layanan tersebut diwujudkan melalui pemenuhan sarana dan prasarana sehingga peserta didik mampu seluruh warga sekolah dapat belajar dan bekerja di sekolah dengan produktif.
Kinerja kepala sekolah yang menunjukkan subkompetensi ini dapat dievaluasi oleh pengawas sekolah melalui interview kepada warga sekolah di antaranya kepada guru. Di sisi lain evaluasi untuk menilai kinerja ini bisa di-lakukan dengan cara menyajikan sebuah ilustrasi permasalahan yang harus menuntut kepala sekolah untuk menunjukkan kemampuannya dalam memim-pin sekolah.
Dalam rangka mewujudkan kinerja kepala sekolah untuk kompetensi kepribadian dengan subkompetensi memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah, kepala sekolah tidak hanya dituntut untuk melakukan tugas-tugas di luar kebutuhan dirinya saja, tetapi ia perlu juga memiliki kemampuan dalam mengembangkan dirinya sendiri.




16
DAFTAR RUJUKAN

Andang. 2014. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.
Basri, Hasan. 2014. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung:CV Pustaka Setia.
Bagire, Vincet and Julian Namada. 2013. “Managerial Skills, Financial Capability and
Strategic Planning in Organization”. Dalam American Journal of Industrial and
Bussiness Management, Vol 3, Hal 480-487.
Farah, Abdikadir Issa. 2013. “School Management: Characteristics of Effective Principal”.
Dalam International Journal of Advancements in Research & Technology, Vol 2, No
10, Hal 168-174.
Kartono & Kartini. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mulyasa. 2014. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nurmaini, Umi, Usman Radiana, dan Tomo Djudin. 2014.”Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah”. Jurnal
Pendidikan Pembelajaran. Vol 3, No. 7, Hal 1-16.


















17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar